TanahAirku Indonesia - Film pendek spesial hari Kemerdekaan Film pendek Narasi untuk memperingatkan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2019 Apa kabar Indonesia Lama tak bersua Hari ini, aku harap kamu,
Nikmatkemerdekaan Indonesia saat ini tidak terlepas dari perjuangan para pejuang, ulama dan santri sehingga ditetapkannya Hari Santri. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul " Khutbah Jumat: Syukur, Cinta Tanah Air, dan Hari Santri". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini
Cintatanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Oktober 1945. Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan parada pejuang yang
Cerpen"Cinta Ahmad Mutawakkil" bertemakan kegigihan dan keberanian seorang pemuda yang menghadapi pelbagai cabaran dan tentangan dalam perjuangan menuntut kemerdekaan. Pada malam 31 Ogos 1957, penduduk kampung telah mengadakan majlis doa kesyukuran sebagai tanda meraikan kemerdekaan tanah air. Majlis bacaan tahlil turut diadakan untuk
Klikwartacom, Sambas - Dalam Menyambut Suasana Semarak Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 Tahun 2022 dan sebagai wujud kecintaan masyarakat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pos Koki Sajingan Terpadu Satgas Pamtas Yonif 645/Gty Dipimpin Dan SSK I Kapten Inf Ikhwan Hadi Putra beserta 4 (empat) Orang Anggota membagikan dan memasang bendera merah-putih dalam
Vay Tiá»n TráșŁ GĂłp Theo ThĂĄng Chá» Cáș§n Cmnd Há» Trợ Nợ Xáș„u. Uploaded byH_khotimah 0% found this document useful 1 vote244 views1 pageDescriptionCerpenCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 1 vote244 views1 pageCerpen Cinta Tanah AirUploaded byH_khotimah DescriptionCerpenFull descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel the full document with a free trial!Continue Reading with Trial
ilustrasi lomba menulis Indonesia Tetap Tanah AirkuOleh Nabila FahiraAssalamuâalaikum teman-teman perkenalkan namaku Aria. Aku sedang sekolah SD di Jepang. Sahabatku bernama Ayako. Aku dari TK sudah ada di Jepang. Aku asli Indonesia. Ya saat peperangan terjadi antara Indonesia dan Jepang, aku ada di Jepang. Aku tidak diberitahu tentang itu. Ah sedih sekali aku tidak membela Negara sendiri. Padahal Indonesia sudah menjadi kenangan lahir ku. Sementara Ayako berusaha menyembunyikannya.âhalo Aria, em⊠kok masam gitu mukanya?ââ tanya Ayako.âAyako, em⊠17 Agustus tahun ini aku mau rayain di Indonesia bersama keluarga kuââ ucapnya.âem.... kalau memang mau ke negaramu, ya tidak apa apaââ jawab Ayako.âhuh, udah lama di jepang masih mau ke negaramuââ ucap Elisha.âjangan di masukkan ke hati ya, dia bukan asli Jepangââ ucap Ayako.âya tidak apa-apaââ ucapku.âkamu udah lama di Jepang ya jangan balik lagi dong, tanah airmu itu Jepangââ ucap Elisha yang asli di perhatikan, jangan di contoh hanya untuk adegan tertentu.âem⊠mungkin dia malu karena Negara nya kalahââ ucap Ayako bercanda.âjangan begitu dongââ ucapku.âgak ada, kamu harus tetap di Jepangââ ucap Elisha.âaku enggak mau, tanah airku Indonesia, aku cinta Indonesiaââ ucap segera keluar dari kelas. Aku lebih senang di kampung. Seperti lirik lagu tanah banyak⊠negri kujalani Yang mansyurâŠ. Permai di kata orangâŠTetapi kampungâŠdan rumahku⊠Di sanalah ku rasa senangâŠ..Yuk bela NegaraOleh Nabila FahiraAssalamuâalaikum namaku Glasdan. Ingat ya aku perempuan. Kali ini aku ingin bilang cara membela Negara kita dengan Allahuakbar azan subuh berkumandang. Aku segera bangun dari tempat tidurku. Setelah shalat aku memakai baju yang sesuai. Seperti batik. Lalu aku pergi ke sekolah. Tiba tiba ada orang buang sampah. Aku aku melihat orang membakar sampah. Aku langsung menggelengkan kepala. Setelah orang itu pergi aku mengubur sampah itu agar tidak mengganggu perjalanan aku melihat ada orang yang di bully.âjangan membuli orangââ ucapku yang mem-bully langsung pergi.âterima kasih ya..ââucap setelah aku pulang aku segera membaca buku, dan belajar. Gitu deh ceritanya. Em⊠jadi cara cara bela Negara ada di bawah ini yaâŠ1. Disiplin2. Jangan membuang sampah sembarangan3. Jangan membakar sampah4. Selesai membakar sampah sebaiknya di kubur agar tidak mengganggu orang5. Jangan menyakiti orang6. Raihlah dia beberapa tips dariku. Semangat ya membela Negara kita. Terus menghargai keragaman kita. Wassalamuâ 17 AgustusOleh Nabila FahiraAssalamuâalaikum teman teman. Apa kabar. Masih sehat kan. Perkenalkan namaku âŠ.Maisa. âkakak, bentar lagi 17 Agustus loh, kakak enggak buat lomba?ââ tanyaku di kamar kak Ray {kakak laki laki kandungku}.âada kok, kamu mau daftar?ââ tanya kakak Ray balik. âiya kak Rayââ jawabku. âmau daftar yang mana?ââ tanya kak Ray. âsemuanyaââ jawabku. âoke deh, besok jangan lupa datang ke lapangan yaâŠââ pesan kak mengangguk senang. Besoknya aku segera ke lapangan. âokelah anak-anak hari ini kita akan lomba, pecahkan balon, lomba lompat karung. Tarik tambang kelereng dan masih banyak lagiââ ucap panitia. Aku pun mengerjakan semua lomba. Seru sekali loh. Apalagi saat lompat karung. Aku jatuh hingga 2 kali loh. Aku menang di lomba tarik tambang dan juga pecahkan balon. Tahun ini aku kurang situ aja ceritaku. Assalamuâ ulang tahun Indonesia yang ke Negara melalui Media SosialOleh Aisha Zahida MarthunisSeorang anak perempuan bernama Asiyah sedang duduk termenung di teras sekolah. Khadijah sahabat Asiyah menghampiri Asiyah yang sedang melamun sejak tadi pagi.âAssalamualaikum Asiyahâ ucap Khadijah yang membuat Asiyah terkejut mendengar nya. âWaalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuhâ jawab Asiyah dengan terkejut. âApa yang sedang kamu pikirkan? dari tadi aku lihat kamu seperti memikirkan sesuatu deh, hayo lagi mikirin apa?â tanya Khadijah. âAda sih ,aku sedang memikirkan perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia. Kan perjuangan menuju kemerdekaan itu gak mudah, tapi banyak yang tidak menghargai jasa merekaâ kata Asiyah. âIya juga sih, bagaimana kalau kita menasehati teman-teman supaya lebih menghormati jasa-jasa pahlawan kitaâ saran Khadijah.â Tapi,aku takut mereka tidak mau mendengarkan nasehat kitaâ kata Asiyah. âAsiyah sahabat ku, kita kan belum tau hasil nya kalau belum mencoba kan?â jawab Khadijah dengan sabar menjelaskan. âYa udah, kita coba ya Khadijahâ kata Asiyah sambil menyetujui saran dari Khadijah. âNah gitu dong ,itu baru sahabat Khadijahâ ucap Khadijah sambil tersenyum pada mereka mencoba menasehati teman teman, tapi teman-teman mereka tidak mendengarkan nasehat mereka. Mereka lebih fokus ke media sosial. Tiba-tiba ide terlintas di kepala Asiyah. Asiyah mengutarakan idenya kepada Khadijah. âKhadijah ,bagaimana kalau kita buat media sosial jugaâ kata Asiyah. âYah..semangat Asiyah kurang deh untuk nasehatin teman-temanâ ucap Khadijah dengan sedih. âJangan suâudhon deh! kan aku baru mau kasih saran, Khadijah sahabat kuâ kata Asiyah sambil yang baru berprasangka buruk kepada Asiyah pun mulai beristighfar dan mulai melemparkan senyum kepada Asiyah. Khadijah sangat yakin kepada Asiyah bahwa dia bisa menemukan solusi yang lebih cemerlang. Walaupun Khadijah sempat suudhon kepada Asiyah.âJadi apa rencana mu wahai Asiyah?â tanya Khadijah. âBegini kita buat akun instagram untuk kita berdua, kan teman teman pada liat instagram semua kan? terus caption-nya itu tentang perjuangan pahlawan, gimana Khadijah?â saran Asiyah mengutarakan idenya. âOk, tapi nanti kalau gak berhasil gimana?â tanya Khadijah lagi. âSesuai dengan yang kamu bilang tadi sama aku. kan kita gak tau hasil nya jika belum mencoba iya gak?â jawab Asiyah. âOiya aku lupa, heheheâ kata Khadijah sambil ketawa sama jam masuk pelajaran pun tiba dan mereka belajar dengan perasaan yang gembira karena mereka telah menemukan solusinya hingga jam setengah dua belas siang. Karena hari ini hari Jumat sekolah Asiyah dan Khadijah hanya belajar sampai setengah dua belas siang saja. âKhadijah,mampir ke rumah ku yuk!âajak Asiyah. âYuk!â jawab Khadijah âNanti dirumah ku kita buat deh akun instagram nya ,gimana?âusul Asiyah. âSetuju!â jawab Khadijah menyetujui usul di rumah Asiyah. Asiyah mengucapkan salam dan menyalami uminya. Khadijah pun melakukan hal yang sama. Kemudian Asiyah mengajak Khadijah ke kamarnya untuk merencanakan apa yang akan mereka buat di instagram. Umi Asiyah mengintip dari jendela dan melihat mereka sedang asyik sekali mengobrol. Umi pun menghampiri mereka yang sedang mengobrol. âWah kalian ngobrol apa sih? kok dari tadi umi lihat asyik sekali ngobrol nyaâ Tanya umi âGini umi, Asiyah dan Khadijah itu mau membela negara lewat media sosial â jawab Asiyahâ Maksudnya?â tanya umi lagi âSekarang banyak yang tidak menghargai jasa pahlawan kita. Jadi kami berniat menasehati mereka lewat instagram. Soalnya tadi kami menasehati mereka langsung tapi mereka tidak mendengarkan ,malah mereka lebih fokus ke media sosial seperti instagram . Gitu deh umi cerita nyaâ kata Asiyah sambil menjelaskan kepada umi. âOh begituâŠbagaimana kalau kalian buat instagram lewat akun instagram umi aja. Kan umi tidak perlu instagram lagi, jadi bisa kalian gunakan deh â kata umi âOiya âŠkawan kawan Asiyah juga pada follow umi kan?â sahut AsiyahAkhirnya Asiyah dan Khadijah pun mengganti nama akun umi Asiyah menjadi nama singkatan dari nama mereka berdua. tapi itu gak beneran ya teman teman.Setelah selesai mereka mulai mengupload video tentang perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia dan caption-nya membuat teman-teman mereka tersentuh dan tersadar bahwa mereka tidak pernah menghargai jasa-jasa pahlawan. Pada hari Senin, saat upacara tidak ada lagi yang berbicara saat berlangsungnya upacara. Asiyah melihat perubahan teman-teman nya itu dan segera mengucapkan rasa syukur kepada Allah yang telah membuka hati teman-teman mereka. Setelah itu Asiyah mengancungkan jempol kepada Khadijah sebagai tanda bahwa rencana mereka telah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah 1. Selalu menghargai jasa pahlawan kemerdekaan Indonesia2. Jangan mudah berputus asa terhadap masalah sampai kalian menemukan jalan telah membaca cerita ini, semoga Si Anak MiskinOleh Nabiel Javier RahmanNamaku Zaki. Aku kelas lima SD, nama sekolahku Nurul Mudayah. Aku tinggal di daerah Peuniti, Banda Aceh. Sejak kecil aku kesusahan dan menderita karena ibuku tidak memiliki uang dan kami adalah orang yang sangat miskin. Aku bersekolah di tempat yang sangat jauh. Setiap hari aku naik sepeda ke Sekolah. Pagi buta sekali, sekitar jam lima pagi aku harus berangkat agar tidak seorang penjual bakso dan ayahku sudah lama meninggal, saat aku kelas dua SD. Sejak saat itu, ibuku selalu bekerja setiap harinya tanpa mengeluh. Ia bahkan mengeluarkan uangnya demi aku agar mendapatkan pendidikan dan berharap menjadi orang yang sukses dikemudian hari sekolah aku sering diejek sebagian teman karena aku miskin. Mereka melihat penampilanku yang tidak memiliki peci, kaos kaki yang sobek dan sepatu kotor karena telah terlalu lama dipakai terus. Saat pergi ke kantin seperti biasa teman-temanku itu terus menjauhiku, padahal aku termasuk anak yang rajin dan cerdas di sekolah. Setiap ada pekerjaan rumah PR, biasanya mereka mengambil paksa bukuku ketika guru tidak ada. Aku ingin sekali membalasnya, tapi ibuku pernah berkata bahwa orang yang paling kuat itu adalah orang yang dapat menahan amarahnya. Aku sebenarnya ingin memberi tahu persoalanku kepada guru, tapi aku tidak berani karena khawatir teman-teman akan di sekolah ada informasi tentang lomba puisi dan cerpen oleh penerbit buku di Jakarta. Aku ingin mengikuti dua-duanya lomba itu sebab pemenang puisi akan mendapatkan uang sebesar lima juta rupiah dan cerpen sebesar tujuh juta rupiah. Keinginanku tiba-tiba menguap, saat teringat bahwa aku tidak mempunyai laptop. Aku sedih dan menceritakan pada ibu. âIbu akan membeli laptop untuk Zaki karena ibu percaya padamu,â kata ibuku yang begitu semangat melihat aku giat belajar. Aku tak tahu dari mana ibu akan mendapatkan harinya sebuah laptop yang terlihat tidak baru sudah berada di kamarku. Aku terkejut sekaligus sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada ibu dan langsung memeluknya. Kami berdua saling berangkulan dan menangis bersama. Aku melihat jari yang di sana biasanya ada cincin emas yang diberikan oleh almarhum Ayah. Rupanya ibu menjual cincin emas tersebut. Perasaanku bercampur aduk antara senang dan saat itu aku bertekad untuk mendaftar dan memenangkan perlombaan puisi dan cerpen itu. Aku semakin bersemangat belajar. Semangat dan tekadku tidak selalu berjalan mulus. Ada saja kesedihan yang muncul. Pernah saat aku pulang dari sekolah, kutemukan sepedaku kempis. Ini bukan untuk pertama kalinya terjadi. Pasti ulah dari. Terpaksa aku pulang jalan kaki sambil menggiring sepeda dan tentu saja menjadi terlambat tiba di rumah.âMengapa pulangnya terlambat sayang?â Ibu yang berada depan pintu rumah bertanya padaku. Aku menceritakan semua kejadian di sekolah. Ibu terlihat kesal dan marah. âIbu akan menelepon orang tua mereka, sikap teman-teman Zaki sudah tidak dapat dibiarkan. Ibu akan menelepon ayah dan ibu mereka agar mereka bisa lebih baik.â âJangan Bu! Aku tidak apa-apa, mereka hanya anak-anak yang belum mendapatkan hidayah,â ujarku âTapiâŠ, mereka selalu bersikap tidak baik kepada Zaki!â Tegas ibu dengan geramnya. âIbu pernah berkata padaku kalau orang yang kuat itu orang yang dapat menahan amarahnya.â Ibuku sangat terharu mendengar jawabanku dan menangis. Ibu berterima kasih kepadaku karena telah hari minggu yang merupakan hari libur sekolah, menjadi kesempatan bagiku untuk membuat dan mengembangkan ide cerpen dan puisi karena deadline-nya tinggal beberapa hari lagi. Aku membuat puisi berjudul Arti Hari Kemerdekaan bagi Seorang Pahlawan. Sementara cerpen yang kubuat berjudul Hari Kemerdekaan bagi Anak berdegup sangat kencang saat mengirimkan naskah puisi dan cerpen tersebut. Dengan membaca basmalah dan berdoa aku berhasil mengirimkan naskah hari kemudian, melalui salah seorang guru di sekolahku memberitahu jika puisi dan cerpenku masuk tahapan final. Aku sangat senang dan semakin dekat menuju impianku. Namun aku menyadari jika perjuanganku belum selesai. Ada banyak kemungkinan yang dapat terjadi termasuk jika aku tidak menang sama puncak acara 17 Agustus, siswa-siswi yang berhasil masuk ke tahapan final diundang datang ke kantor gubernur. Saat pengumuman dari panitia acara adalah saat yang mendebarkan hati. Aku tidak menyangka namanya dipanggil dan harus naik ke atas panggung. Semua orang terlihat bertepuk tangan setelah diketahui aku mendapatkan dua penghargaan yaitu juara satu puisi dan juara satu cerpen. Aku berhak mendapatkan uang tunai 12 juta dari kedua lomba tersebut. Guru-guruku pun bahagia karena aku mengharumkan nama terlihat berkaca-kaca, seakan senyum ibu hadir di hadapanku. Aku berjanji dalam hati akan membelikan cincin emas buat ibu. Sisi hatiku yang lain tiba-tiba berbisik Seandainya ayahku bisa melihat semua ini.âTetap Indonesia Walau Jauh dari Tanah AirOleh M. Rafi RahmanRiko adalah anak Indonesia yang sedang tinggal dan bersekolah di Jepang. Dia memiliki dua orang teman dekat yang bernama Hideyoshi dan Daici, mereka tetap berteman walau berbeda agama yang dianut. Riko beragama Islam sedangkan Hideyoshi dan Daici beragama Buddha. Riko harus bersekolah di Jepang karena kedua orang tuanya bekerja di sana, Riko duduk di kelas Achi-nensei atau kelas delapan SMP. Riko sudah bersekolah di Jepang sejak masih SD. Riko hanya bisa pulang sekali atau dua kali dalam setahun jika orang tuanya tidak sibuk. Pada tahun ini, orang tua Riko sangat sibuk, sehingga tahun ini mereka tidak pulang ke tanah air. Riko merasa sedih, sebentar lagi akan diperingati hari kemerdekaan Indonesia, biasanya setiap tahun ia sudah kembali ke Indonesia dan membuat perlombaan untuk merayakan hari kemerdekaan di kampung halamannya bersama nenek, kakek dan suatu hari di sekolah, Riko terlihat tidak semangat, dia duduk di atas kursi dan badannya bersender ke arah depan meja, kedua teman dekatnya melihatnya, mereka datang menghampiri Riko. âKamu kenapa Riko, apa kamu sakit?â Tanya Daici âAku tidak sakit,â kata Riko âJadi, mengapa kamu terlihat begitu lemas?â Tanya Hideyoshi âTahun ini, aku tidak bisa pulang ke Indonesia, orang tuaku sedang sibuk, biasa bulan ini aku sudah di sana, sebentar lagi adalah hari kemerdekaan Indonesia, biasanya aku ikut upacara di lapangan dekat rumahku di sana. Setelah upacara aku ikut lomba, karena tahun ini aku tidak jadi pulang, aku tidak semangat hari ini,â kata Riko dengan nada lemas. âOh begitu,â jawab Hideyoshi dan Daici serentak, tiba-tiba bel masuk kelas sudah berbunyi semua anak-anak yang sedang bermain di luar langsung bergegas masuk. âKita sambung lagi di waktu istirahat ya,â kata Hideyoshi. âBaik,â kata saat kemudian, guru mereka masuk ke dalam kelas, semua siswa langsung berdiri dan memberi hormat kepada guru, setelah itu mereka duduk kembali, pelajaran pertama dimulai, suasana kelas menjadi tenang dan hanya terdengar suara guru yang menjelaskan materi pembelajaran. Saat istirahat pun tiba, seluruh siswa langsung menuju kantin, Riko berjalan lambat, teman akrabnya sudah menunggu di kantin. Setibanya di kantin, Riko hanya duduk di meja kantin dengan lemas, dia tidak membeli satu pun makanan, teman akrabnya juga sudah menawari makanan kepadanya, tapi dia menolaknya. âKamu masih belum semangat ya?â Kata Daici. Riko hanya diam âTadi kalau tidak salah, ketika di Indonesia, saat peringatan hari kemerdekaan, biasanya kamu mengadakan berbagai perlombaan, bagaimana kalau kita buat perlombaannya di sini?â Usul Hideyoshi memancing Riko. âBoleh,â kata Riko yang tiba-tiba menjadi semangat. âKamu langsung semangat ya, ayo kita buat perlombaan, kita ajak teman-teman sekelas,â kata Daici. âAyo!â Jawab Riko dan Hideyoshi. Bel masuk kelas pun tiba-tiba berbunyi, seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. Ketika sore, sudah saatnya untuk pulang, Riko, Hideyoshi dan Daici berjalan kaki untuk pulang ke rumah, rumah mereka tidak begitu jauh dari sekolah. Di perjalanan pulang, mereka berbicara agar suasana menjadi seru. âKita jadikan buat lomba?â Tanya Daici âJadi,â kata Riko. âLombanya nanti siapa yang buat?â Tanya Daici lagi âTenang saja, semua itu urusanku, kalian hanya undang teman sekelas ke rumahku,â kata Riko âBaik akan kami undang, tanggal berapa acaranya?â Tanya Hideyoshi â17 Agustus,â jawab Riko âDua hari lagi, yaâŠ,â kata Daici. âIya benar,â kata Riko. Ternyata mereka sudah sampai di rumah Riko, mereka pun berpamitanKeesokan harinya Riko sangat bersemangat ke sekolah, dia langsung membawa kertas berisi formulir pendaftaran untuk lomba yang telah dia buat, sesampainya di sekolah, Riko langsung membagikan kertas tersebut kepada teman-temannya. Di hari itu Riko sangat bersemangat untuk belajar. Sepulangnya dari sekolah, Hideyoshi dan Daici datang ke rumah Riko untuk membantu membuat perlombaan. Mereka akan menjadi panitia di lomba tersebut. Hingga hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, satu persatu teman-teman sekelasnya datang. Setelah semuanya berkumpul, mereka menonton siaran langsung upacara bendera yang ada di Indonesia melalui TV, lalu mereka berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama sama walau teman-teman Riko tidak mengerti artinya, setelah menonton upacara bendera, mereka langsung memulai perlombaan, mereka semua mengikuti perlombaan dengan ceria, banyak perlombaan yang baru diketahui oleh teman-teman Riko, di akhir perlombaan, Riko, Hideyoshi dan Daici, membaca hasil perlombaan, mereka membagi berbagai macam hadiah kepada teman-temannya, lalu mereka langsung membantu membersihkan area perlombaan bersama-sama. âWah, ternyata seru juga ya perlombaannya,â kata Daici âTahun depan, kita buat lagi, tapi di sekolah, undang seluruh kelas di sekolah,â kata Hideyoshi, mereka pun tertawa bersama-sama dengan gembira. Setelah selesai membersihkan area perlombaan, tidak terasa sudah waktunya teman-temannya berpamitan untuk pulang hari tersebut merupakan hari yang menyenangkan bagi Riko. Walau berada Jauh dari Indonesia, Riko masih bisa merasakan hari kemerdekaan di negara lain. Sungguh menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi Perayaan HUT NKRI Ke 75 Dalam Masa Pandemi COVID-19Oleh Anna AlfatunnisaPerayaan ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia hampir tiba, setiap tahunnya akan diadakan upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, tepatnya tanggal 17 Agustus. Setiap tempat di Indonesia pasti mengadakan upacara bendera dan kegiatan perlombaan 17 Agustus yang meriah. Berbagai macam perlombaan yang diadakan pada hari tersebut, contohnya panjat pinang, balap karung, tarik tambang, dan lainnya. Seluruh masyarakat Indonesia bergotong royong untuk menyiapkan perlombaan dengan sangat meriah. Aku pasti akan mengikuti perlombaan tersebut di sekolah ataupun di desa tempat saat perlombaan itu sangatlah meriah, ramai sekali warga yang mengikuti lomba, jika ramai warga yang ikut maka akan semakin seru. Tidak hanya anak- anak yang mengikuti perlombaan bahkan seluruh anggota keluarga kita juga bisa mengikutinya. Perlombaan yang paling terkenal adalah panjat pinang, karena di pohon pinang tersebut dilumuri banyak oli. Itulah sebabnya ramai sekali yang ikut melihat lomba panjat pinang yang sangat sulit ini. Dari perlombaan panjat pinang ini aku melihat bahwa jika kita berkerja sama sebagai tim maka pekerjaan itu terasa lebih perayaan kemerdekaan negara kita di tahun 2020 ini menjadi sangat berbeda, karena adanya wabah COVID-19. Wabah COVID-19 ini sangatlah berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian. Penyebaran COVID-19 terjadi melalui percikan cairan bersin, batuk, dan kontak tangan. Karena itu aku harus menghindari tempat ramai seperti mall, pasar, sekolah dan tempat-tempat wisata lainnya. Pemerintah menyarankan agar kita tetap di rumah saja, tidah boleh keluar rumah jika tidak berkepentingan. Saat keluar aku rumah harus menggunakan masker, dan selalu membawa hand sanitizer. Itulah sebabnya perlombaan 17 Agustus ditiadakan, karena dapat memicu keramaian dan menyebabkan penyebaran COVID-19 semakin meluas. Alhamdulillah teknologi sekarang sudah sangat maju sehingga aku tak harus ketinggalan pembelajaran, karena aku dapat belajar secara online. Saat aku keluar rumah aku harus menggunakan masker, dan aku juga harus mengingatkan ke teman-temanku bahwa menggunakan masker itu sangat penting di masa pandemi berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia sadar akan protokol Kesehatan, untuk melindungi diri sendiri dan orang terdekat kita. Aku telah melihat berita bahwa banyak sekali dokter dan perawat yang telah terjangkit virus COVID-19 ini, disebabkan makin minimnya Alat Pelindung Diri APD dalam merawat pasien serta karena kelelahan dalam merawat pasien yang terjangkit virus semakin banyak dari hari ke hari. Aku masih melihat banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak menjaga jarak , dan tidak mencuci tangan dengan sabun.
Resensi Buku Air AkarKeragaman budaya masyarakat Indonesia merupakan kekayaan luar biasa sekaligus sumber ide tak habis-habisnya. Mengangkatnya dalam cerita pendek menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa bangga dan cinta pada Tanah Air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Kompetisi Menulis Fiksi dan Nonfiksi. Buku memuat 10 cerpen terbaik yang mengalahkan karya hal 6. Para penulis mengangkat cerita dari Aceh sampai Papua. Cerpen âAir Akarâ karya Benny Arnas ditempatkan sebagai pembuka. Cerpen yang sekaligus menjadi judul buku ini berkisah tentang Bunga Raya, seorang guru di Kampung Nulang, 20 kilometer dari Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Bunga Raya bukan hanya guru, tapi juga dokter. Dia disebut mantri hebat hal 10. Kehebatannya sebagai mantri berawal ketika menyembuhkan muridnya, Nalin, yang sakit diare. Meskipun Bunga Raya sudah meyakinkan masyarakat bahwa oralit mudah dibuat sendiri, mereka tetap menganggapnya sebagai ramuan rahasia. Setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter, ahli herbal, dan teman-temannya, Bunga Raya membuat Air Akar, ramuan obat serbaguna warisan leluhur hal 13. Tak semua orang suka tindakan Bunga. Malahan ketidaksukaan datang dari sesama pengajar di SD Nulang. Cerpen-cerpen lain karya para Finalis Cerita Pendek Kompetisi Menulis Tulis Nusantara 2012 ini juga tidak kalah menarik. Misalnya, âBarongsai Merah Putihâ hal 49-64. Cerpen karya Ade Sugeng Wiguno tersebut menceritakan Rudy dan Erik, dua pemain barongsai yang berusaha keras terpilih mengikuti Kejuaraan Nasional Barongsai di Semarang. Tapi mereka gagal, bahkan diusir dari perguruan sehingga merasa terhina. Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi digital Mereka bertekad menunjukkan bahwa mereka bisa memainkan barongsai dengan baik. Masalahnya, mereka tak punya barongsai. Untunglah keempat sahabat merekaâAndi, Surya, Bunga, dan Dewiâbahu-membahu membantu.ââŠSaat bermain, kalian sungguh menikmati persahabatan satu sama lain. Itulah yang dilupakan para seniman barongsai lainâ hal 64. Tiga dari 10 cerpen tampil berbeda karena tidak spesifik mengusung daerah tertentu. Mereka adalah âSepasang Kupu-kupu Hitam-Putihâ, âPenulis Biografiâ, dan âProtokol Karimata.â Meskipun demikian, ketiga cerpen tersebut juga sarat nilai-nilai kebaikan keindonesiaan. âSepasang Kupu-Kupu Hitam-Putihâ hal 77-87, misalnya, mengangkat cerita tentang kupu-kupu. Tokoh utama dalam cerpen karya Ari Keling ini sepasang kupu-kupu bernama Lala dan Lolo. Lala yang sedang menunggu Lolo tertangkap oleh Reni, seorang remaja penggemar kupu-kupu yang tak tahu cara memperlakukan binatang tersebut. âProtokol Karimataâ hal 125-145 karya Wiryawan Nalendra menyuguhkan setting waktu tahun 2121. Dia berkisah tentang penjelajahan waktu oleh tokoh aku yang terlempar dari satu masa ke masa lainnya. Sedikit kekurangan buku ini adalah pada tata letak halaman. Nomor halaman yang tercantum di daftar isi berbeda dengan sesungguhnya. Di daftar isi, cerpen âAir Akarâ disebutkan berada di halaman 7, tetapi ternyata berada di halaman 9. Demikian selanjutnya hingga cerpen terakhir. Selain itu, di bagian atas cerpen âTandan Sawitâ karya Nafiâah Al-Marâab hal 117-123 tertulis judul cerpen dan nama penulis lain, yaitu âPenulis Biografiâ di halaman genap dan âBode Riswandiâ di halaman ganjil. Data Buku Judul Air AkarPenulis Banyak OrangPenerbit GramediaTerbit November, 2013Tebal 152 halamanISBN 978-979-22-9867Diresensi Triani Retno A, lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Resensi Air Akar di Koran Jakarta edisi cetak tanggal 23 April 2014.
Martin Aleida lahir di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, 31 Desember 1943. Penulis yang lebih dari lima puluh tahun usianya dihabiskan di Jakarta sebagai penulis, wartawan dan mahasiswa. Pada bulan juni 2017 cerpen beliau terpilih menjadi yang terbaik dalam penghargaan cerpen kompas 2016. Cerpen itu berjudul âTanah Airâ.Tanah Air yang Hilang, banyaknya warga Negara Indonesia yang terpaksa harus meninggalkan tanah air dan tidak bisa kembali lagi. Bukan karena tidak mau, tetapi semua harus diterima sesuai dengan kenyataan. Mereka sudah menjadi warga Negara lain, tetapi Indonesia tetaplah tanah air mendapat suaka di Negara baru, mereka lega. Ketika pulang ke Indonesia, mereka menggunakan paspor Negara lain. Pada sebentuk hati yang sudah berpuluh tahun kehilangan tanah air, tanpa paspor yang dulu dipegang ketika meninggalkan Indonesia, pulang adalah herois yang datang berulang-ulang sampai akhir hayat.âKami tak punya kewarganegaraan. Inilah nasib yang kita tidak nyana. Padahal posisi kita jelas. Kita setia dan cinta tanah air dengan tujuan kembali ke Indonesia untuk menyumbangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing bagi kemajuan Indonesiaâ.âTujuan kami Indonesia, Bung! Bukan Belanda! Pulang untuk membangun Indonesia. Kami akhirnya tinggal di sini karena situasi yang tidak memungkinkan kami pulang pada waktu ituâ.Mereka bukan Diaspora yang menerima paspor dengan kemegahan. Melainkan orang-orang yang haknya atas sebuah tanah air telah dirampas. Mereka berkelana menyebrangi berbagai batas Negara dalam ketakutan. Tanpa paspor, untuk menghindari pengejaran yang dilancarkan oleh sebuah rezim yang bertahta berdasawarsa yang lenyap tanah airnya, sebagai satu fenomena Indonesia, sudah lama Martin ketahui. Jauh sebelum Gus Dur menggambarkan mereka sebagai orang-orang âklayabanâ yang mengembara diberbagai Negara Eropa Ini mengumpulkan cerita 19 orang Indonesia yang terpaksa kehilangan tanah air dan tinggal diberbagai sudut Eropa. Mereka berkelana menyebrangi berbagai batas Negara dalam ketakutan, tanpa paspor, untuk mengindari pengejaran yang dilancarkan oleh sebuah rezim yang bertahta berdasawarsa yang sangat menarik, bahwa masih banyak orang yang cinta tanah air Indonesia namun harus menerap di Negara lain, bahkan mereka kehilangan tanah airnya. Bukan karena mereka tidak ingin pulang, namun saat itu menetap di Negara lain adalah satu-satunya jalan hidup yang harus mereka tanah airmu â Indonesia! karena kamu termasuk orang yang lebih beruntung daripada mereka yang harus kehilangan tanah air mereka sendiri.
Photo by ahmad syahrir from Pexels Contoh puisi kemerdekaan - Bulan Agustus memang menjadi bulan yang spesial untuk bangsa Indonesia. Bagaimana tidak? Momen bersejarah, yaitu Hari Kemerdekaan jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945 silam. Karena itulah tiap tahunnya kita merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang saat ini sudah memasuki usia ke-75 tahun. Meski 17 Agustus sudah lewat, kita tetap bisa memberi karya untuk negara kita, lo. Salah satunya adalah dengan membuat puisi kemerdekaan. Melalui cara ini bisa membuat diri kita agar selalu mencintai tanah air kita, yaitu Indonesia. Sebelum membuatnya sendiri, coba lihat contoh puisi tentang kemerdekaan berikut ini, yuk! Baca Juga Musikalisasi Puisi Menggabungkan Puisi dengan Musik, Ketahui Jenis dan Cara Mengubah Puisi Menjadi Musikalisasi Puisi! Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
cerpen kemerdekaan cinta tanah air