Terkadangkita diuji oleh pasangan kita untuk mengetes seberapa sayangnya kita kedia. Dari mulai makan bawang mentah hingga terjun dari atas tebing kadang dilakukan demi orang yang disayang. Banyak orang yang sayang pasangannya daripada dirinya sendiri, semua dilakukan demi Cinta, seakan Cinta itu segalanya.
Cerpenini punya hak cipta :3 jadi, gak sembarangan bisa dicopy paste dan dijiplak yaa!! Judulnya "Inilah Aku Di Negri Sakura" yang ini karya Meida A.W. "Sampah Menjadi Berlian" ini karya Salsa Devara (gue :v) Ini cerpen di post jadi 2 sampe 3 part karena, kalau 1 part nanti kalian bosen bacanya karena puanjaaaang . Bye. Wait ya ({})
Mengambilsikap dan berperilaku tentang bagaimana waktu-waktu kita bermanfaat. Tidak hanya untuk diri namun juga untuk kepentingan orang lain dan ummat. Bersama Jamaah, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disayang oleh yang Maha Rahim. Karena tanda dari orang yang dikehendak-Nya kebaikan adalah diberikan kesibukan2 baik.
DearPutra, Salam sayang selalu, apa kabar sayangku? aku menulis ini sambil membayangkan senyummu saat menyambutku dan membaca suratku. Mungkin ini surat terakhir yang aku tulis untukmu. Setelah kamu menerima surat ini, kamu tak perlu menunggu surat berikutnya, karena aku sudah tak bisa lagi mengirimkan surat untukmu.
cerpen- Orang Sabar Disayang Tuhan. cerpen - Orang Sabar Disayang Tuhan. Diposting oleh Aku menyia-nyiakan orang yang sangat aku cintai setulus hatiku, HARTAWAN PRANATA Y.. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku kalah.. ada yang hilang dari perasaanku. yang terlanjur sudah ku berikan padamu.
Vay Tiền Nhanh Ggads. KEHILANGAN Kau tau, hampir semua orang pernah kehilangan. Ada yang kehilangan sebagian tubuhnya, kehilangan kasih sayang orang tua, kehilangan pekerjaan, kehilangan benda-benda berharga, kehilangan sahabat maupun kekasih. Dalam ukuran tertentu, kehilangan yang dialami orang lain mungkin jauh lebih menyakitkan. Tetapi kita tidak sedang membicarakan ukuran relatif kurang atau lebih, karena semua yang namanya kehilangan itu menyakitkan. Elsya Aulia mahasiswa yang merantau dari Bogor ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Gajah Mada UGM mengambil jurusan Geologi. Tidak ada yang spesial dari kehidupannya. Elsya hanya perempuan biasa, parasnya cantik, kulitnya putih, tingginya 165 cm, Elsya tak suka make up layaknya perempuan seusianya, Elsya lebih suka traveling dan photography. Pergi minum kopi sebelum berangkat kuliah adalah kebiasaan Elsya, duduk di meja no 8 dan mulai menikmati secangkir kopi hangat. Kala itu, bersama takdir yang sangat baik. Elsya dipertemukan dengan seorang pria, pria itu menghampirinya dengan penuh senyuman, seolah-olah telah mengenali Elsya begitu lama. Elsya tak pernah mengenalinya. "Siapa pria ini? Apa dia mengenaliku? Kenapa dia tersenyum padaku?" Elsya bingung. "Apa saya boleh duduk bersamamu?" tanya pria itu. "Boleh" jawabku singkat. Elsya buru-buru menghabiskan kopi pesanannya. Sial!! kopinya masih panas. "Bodo amat, yang penting bisa cepat-cepat pergi" cetusnya dalam hati. "Masih panas jangan diminum, kasian bibirmu" ujar pria itu sambil menyingkirkan kopi itu dari mulutnya. "Tak usah buru-buru, saya tidak akan melakukan macam-macam padamu" sahutnya lagi. Elsya hanya diam dan melihatnya geram. 5 menit berlalu tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut pria itu, Elsya pun masih tetap diam sambil menunggu kopinya agar tidak sepanas tadi. "Elsya" ujar pria itu. Elsya terkejut kenapa pria itu tau namanya. "Elsya Aulia kan?" sahutnya lagi. "Ah ternyata memang benar" ucapnya sambil senyum dan mulai menyeruput kopi hangatnya. "Kenapa kamu tau namaku?" "apa kita pernah bertemu sebelumnya?" "apa kita pernah saling mengenal?" Saking penasarannya, banyak sekali pertanyaan yang ditanyakan oleh Elsya. Pria itu malah tersenyum dan memandang Elsya cukup lama. Padahal Elsya sangat menunggu jawaban itu. "Kita dulu pernah satu sekolah. Kamu mungkin tidak ingat, tapi saya ingat karena dari dulu saya menyukaimu hingga sekarang. Maaf telah membuatmu terkejut hari ini, tapi ini sungguhan. Saya tidak pernah menyukai perempuan lain selain dirimu Elsya" ucapnya panjang lebar. Pernyataan pria ini makin membuat Elsya kebingungan. Elsya tak mengenali sosok pria yang ada di depannya ini, Elsya mencoba mengingatnya tapi percuma Elsya tak mengingat apapun, apalagi memori tentang pria yang ada di depannya. Elsya terlihat kebingungan. "Elsya dulu waktu SMA kita pernah satu sekolah, kita memang tak pernah satu kelas, tpi dulu kamu pernah membantuku." ujar pria itu. "Membantu apa?" tanya Elsya. "Saat itu tanganku berdarah, aku pergi ke UKS tapi tidak ada yang bersedia membantu, tapi kamu dengan ikhlas mau membantuku, padahal kamu bukan penjaga UKS hari itu. Kamu baik, kamu cantik, kamu pintar, aku suka" Jelasnya. Saat itu juga Elsya ingat "Ohh iya, aku mengingatnya, waktu itu kamu nangis sambil pegang tangan kamu yang berdarah" sahut Elsya semangat. "Hahaha iya itu dulu Elsya, namaku Reza Pradana" memperkenalkan diri. " Namaku Elsya Aulia, kamu sudah tau sebelumnya" jawab Elsya. Kala itu Elsya dan Reza menjadi teman baik. Bertukar cerita tentang traveling, photography serta bisnis. Elsya dan Reza sering bertemu di sela-sela kuliah, menghabiskan waktu berdua di hari weekend. Banyak yang dilakukan hari itu, makan bareng, nonton film bareng, dan pergi ke tempat-tempat yang cukup unik. Layaknya dua insan yang sedang kasmaran, kemana-mana selalu barengan, satu hari tak bertemu pun sudah rindu haha. Elsya tak menyangka kalau dirinya telah jatuh pada Reza. Karena terbiasa berteman,bertemu,berbagi suka duka dan menjadi pendengar yang baik, kemudian rasa suka itu ada karena Elsya percaya, Reza adalah sosok yang luar biasa. Sosok yang selama ini Elsya cari. "Reza aku menyukaimu" suaranya lembut. Begitulah takdir, kalau memang saatnya, ada saja cara yang Tuhan berikan. Aku beruntung bisa bertemu dengan sosok pria yang baik, mau mengerti, tak egois, namun tegas. Reza mungkinkah kamu pria yang di janjikan Tuhan untuk menjagaku, mendampingiku, menuntunku ke jalan yang lebih benar? Aku berharap "iya". Elsya dan Reza menjalankan hubungan ini begitu santai, namun yakin akan sampai pada tujuan. Terlebih lagi kedua orang tua mereka menyetujui hubungan ini. Mereka merasa dunia sedang berpihak pada mereka. Indah sekali. Tidak pernah rasanya tidak jatuh cinta padanya setiap hari. Reza berbeda dengan pria yang lainnya. Ada saja setiap harinya yang membuatku tidak bosan mencintainya. Reza aku harap kamu selamanya seperti ini. 'Tidak ada yang lebih indah selain dua orang yang bertemu karena saling menemukan, sama-sama berhenti karena telah selesai mencari, tak ada yang pergi sebab tahu sulitnya mencari' Inilah yang selalu aku dan reza tanamkan. Hingga suatu hari di dalam perasaan yang semakin yakin tentang sebuah pilihan masa depan. Aku dan Reza mulai membahas tentang pernikahan, mulai dari biaya pernikahan yang harus di tabung, rumah yang harus dicicil dan usaha yang harus dibangun. Pernah suatu hari Elsya bermimpi tentang Reza. Reza meninggalkannya tanpa sepatah katapun, Elsya mulai khawatir akan mimpinya, Elsya takut ini akan terjadi. Namun, Reza selalu meyakinkannya. Bahwa dia tidak akan berkhianat ataupun meninggalkan Elsya. Reza selalu meyakinkannya dengan hal-hal yang sederhana yang bisa dia lakukan. Tapi entahlah, semakin Reza menunjukannya, Elsya semakin merasa takut kehilangan. Sampailah pada waktu kami jarang bertemu. Kami sibuk dengan kesibukan masing-masing. Tapi kami juga masih memberi kabar setiap hari. Kami mengerti satu sama lain, kami paham betul dengan kesibukan kami masing-masing. Kami hanya bertemu melalui video call setiap harinya. Hingga akhirnya Reza memberiku sebuah trip ke Banyuwangi, sebagai pelepas lelah dan penat pada saat itu. Bahagianya punya seseorang yang sangat mengerti. Tuhan terima kasih telah menghadirkanya untukku. Aku merasa menjadi salah satu wanita yang beruntung di dunia ini. Satu minggu sebelum pergi ke Banyuwangi. Reza memintaku untuk menemaninya nonton pertandingan bola di GBK, sedikit dipaksa karena aku memang tak begitu suka menonton bola. Tapi demi Reza aku nonton bola untuk yang pertama kalinya. Waktu terus berjalan, hingga hampir tiba saatnya pergi liburan ke Banyuwangi, anehnya perasaan ini tidak yakin ingin pergi, rasanya takut. Entah apa yang di takuti, tapi tetap saja rasanya takut. Reza meyakinkanku bahwa tidak akan terjadi apapun, semuanya akan berujung indah. Sebelum berangkat liburan, aku dan Reza berbelanja kebutuhan dulu untuk keperluan kita nanti di sana. Aku dan Reza berbelanja makanan, baju, dan kebutuhan lainnya. Sampailah di detik-detik aku dan Reza pergi liburan bersama. Aku dan Reza telah bertekad bertemu langsung di bandara. Di jam WIB aku sampai di Terminal 2 Soeta dan menunggu kedatangannya. Jam dia memberiku kabar "iya sayang, bentar lagi aku sampai, tunggu aku". Kemudian hilang, aku masih mencoba tenang, karena aku berfikir dia pasti mampir ke Mushola untuk menunaikan solat subuh. Mencoba tenang dan yakin dia akan sampai sebentar lagi. Itu yang selalu aku fikirkan. Jam aku gelisah tidak karuan, "kemana Reza kenapa belum sampai?" Ucapnya. Aku merasakan hal yang tidak baik, hati ini semakin gelisah, handphonenya tidak aktif sulit di hubungi. Aku mulai mencarinya ke semua orang. "Reza kamu dimana" sambil menahan tangis. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa berlari, menangis, dan berteriak. Setelah 6 jam tak kunjung menemukan kabar tentang Reza. Aku pun pasrah, hampir menyerah. Hingga akhirnya, aku mendapat kabar bahwa Reza telah mengalami kecelakaan saat menuju bandara. Langsung seketika hati ini rubuh seakan-akan tersambar petir yang dahsyat. Mencoba mengendalikan diri, menguatkan hati dan pikiran. Aku yakin Reza baik-baik saja. Aku menemui Reza di Rumah sakit, aku yakin dia pasti ada di IGD tapi ternyata... Ruang jenazah yang dingin, dibalut kain putih, sekujur tubuh yang kaku, suasana yang sunyi, Reza kini ada di sana. Sesak rasanya, seperti ada lubang besar yang tiba-tiba terbuka dalam diri ini. Ingin sekali berteriak, tapi sesak. Sakit Ya Tuhan. Hancur lebur. Seperti tersambar petir disaat cuaca sedang baik-baik saja, seperti bunga yang di petik ketika mekar, seperti jantung yang diambil secara paksa. Sesak rasanya melihat dia pergi untuk selama-lamanya. "Ya tuhan, apa salahku?" "Mengapa begitu cepat kau ambil bahagiaku?" "Kembalikan dia Ya Tuhan" Hingga akhirnya aku melihat dia, memandanginya begitu lama dan berbisik "Kenapa pergi disaat belum menepati janji? Yuk ikut aku pulang, aku sudah jemput kamu, tapi kamu bangun dulu ya?" "Ayo bangun Reza". Aku terus memohon, padahal aku tau sampai kapan pun Reza tidak akan bangun kembali. Hari itu aku melihat wajahnya yang indah. Tampan sekali. Aku akan menemanimu sampai tubuhmu ditutupi tanah sayang. Aku akan menemanimu hingga akhir sebelum besoknya aku menjadi orang gila karena kehilanganmu. Di hari kedua tanpamu, sakit rasanya menyadari bahwa kamu tidak akan pernah kembali di sampingku, hidup ini mendadak berubah tanpamu Reza. Banyak pertanyaanku yang belum kamu jawab. Aku kehilangan arah tanpamu Reza. Tidak ada yang baik-baik saja. Dari dua hati yang pernah bahagia bersama, lalu berpisah karena berbagai hal mau tak mau harus diterima. Berbulan-bulan aku masih bergelut dengan takdir, menanyakan ketidakadilan yang terjadi. Tapi aku sadar semuanya tidak akan kembali seperti dulu. Reza pasti marah melihatku yang rapuh seperti ini, Reza tau aku wanita yang kuat. Sampailah pada waktu aku bisa merelakan tapi belum sampai tahap mengikhlaskan. Aku mulai mencoba mengikhlaskan dia. Aku mencoba tersenyum bahagia. Reza pasti sudah tenang di sana. Aku tidak boleh sedih lagi. Masih ada masa depan yang harus diperjuangkan, banyak masa depan cerah yang sedang menunggu untuk digapai. Terima kasih untuk kamu yang pernah membagi kisah denganku, berbagi canda dan tawa di setiap waktu, hal itu yang selalu membuatku mengingat sosokmu lagi. Bahkan sampai saat ini pun aku merasa kamu masih ada di dunia ini. Tuhan mentakdirkan kita sesingkat ini Reza. Tapi, aku tetap bersyukur karena telah mengenalmu. Kita tak lagi di beri kesempatan untuk saling bertemu lagi. Aku, kamu bisa apa. Jika kala itu takdir Tuhan telah memanggilmu untuk pergi selamanya, meninggalkanku, orangtuamu, sahabatmu, dari dunia yang fana ini. Rasanya sedih sekali bahwa hatiku masih tertuju padamu yang pasti tidak akan pernah menemuiku lagi. Aku senang menjadi wanita yang menemani di akhir hidupnya. Reza sosok yang luar biasa bagiku, selalu ingin menjadi yang terbaik dalam setiap hal yang bisa dia lakukan. Aku akan tetap menjalankan hidup tanpamu Reza. Terima kasih telah memilihku kala itu, ternyata aku cukup kuat kehilanganmu. Tuhan selalu punya alasan terhadap hal apapun yang terjadi. Termasuk antara kau dan aku. Ini mungkin yang dikatakan bahagia sesungguhnya, bahagia ketika terlepas dari hal yang selama ini menyesakan dada dan membuat terpuruk terus menerus. Akhirnya aku menemukan jalan damai itu, berdamai dengan masa lalu dan diri sendiri. Semua orang akan pergi, hanya saja waktunya yang berbeda. Reza sudah bahagia disana. Tempatnya insyaalloh indah. Terima kasih telah membuat cerita hidup sehebat ini. Al-fatihah.
Jika orang yang kita cintai dicuri dari kita, cara agar mereka tetap hidup adalah dengan tidak pernah berhenti mencintai mereka – The Crow, ditulis oleh James O’Barr, David J. Schow, dan John Shirley, 1994
Jakarta – Kata-kata quotes kehilangan orang paling disayangi ampuh idiom kepahitan nan terdalam. Setiap orang pernah merasakan kesuntukan orang tercinta, entah basyar tua, sahabat, pacar, teman, alias kolega. Mengalami kehilangan memang bukan kejadian mudah. Ingatan sedih tentu dirasakan momen kehabisan seseorang yang dicintai. Hal itu dikarenakan kedatangan anak adam-insan nan kamu cintai sangat berarti. Rasa kesepian dan kepiluan mendalam seolah menjadi isyarat bahwa masa ini kita mutakadim kekeringan seseorang tercinta. Dalam hidup, setiap bani adam karuan pernah merasakan kehabisan yang takhlik tiap detik terasa semacam itu hampa. Sekadar, seiring berjalannya musim, kamu harus angot dan tidak boleh berhanyut-hanyut dalam kesedihan. Kehilangan memang bisa merincik hati, bahkan lain bisa terbangkalai sepanjang nasib. Namun, hidup terus berjalan dan kamu hanya bisa berdoa hendaknya ia konstan mendapat habuan. Kamu juga harus yakin bahwa kebahagiaanmu adalah yang ia inginkan. Jika sira runyam menerima kepergiannya, kata-perkenalan awal quotes kehilangan seseorang dapat mendorong semangatmu untuk bangkit dari keterpurukan. Kata-kata quotes kesuntukan sosok yang minimum disayang berisikan ungkapan kesedihan munjung makna. Cak semau banyak kata-alas kata quotes kehilangan khalayak nan paling disayang, sebagai halnya dikutip dari Everydaypower dan Pekan 10/1/2021. Kata-Kata Quotes Kesuntukan Orang yang Paling Disayangi Ilustrasi panik, terharu, kecewa. Photo by Yuris Alhumaydy on Unsplash 1. “Kita dapat menulis seribu kata perpisahan. Tapi yang kita rasakan hanya satu, yaitu kekurangan.” 2. “Saat kita kekurangan orang yang kita cintai, air mata yang turun menjuluki kenangan mengenai tahun di saat kita saling mencintai, yang pelalah terasa kurang.” 3. “Sekiranya ketenangan bukan layak menyadarkan. Mungkin kekeringan akan membangunkan.” 4. “Kehabisan takhlik kita belajar bagi menerima dan mensyukuri dengan barang apa yang masih kita miliki.” 5. “Tuhan memberikan ujian maujud kekecewaan dan kehilangan plong kita lakukan mengajarkan hikmah didalamnya.” 6. “Aku mengenal gempa bumi dari sebuah kehilangan, dan aku belajar sejati dari sebuah kehabisan.” 7. “Kadang kala, saat kamu kehilangan seseorang nan kamu cintai, kamu akibatnya menemukan dirimu kembali.” 8. “Tak peduli segala nan telah hilang, sejauh dia masih mampu bersyukur lega Almalik, kamu tak kekeringan apapun.” 9. “Kadang kadang kehilangan itu mengajar kita untuk mengidentifikasi Tuhan dengan lebih dekat.” 10. “Momen seseorang yang sira cintai menjadi kenangan, kenangan itu menjadi harta karun.” Pembukaan-Kata Quotes Kehilangan Orang yang Minimum Disayangi Ilustrasi sedih lingkaran. Elmira 11. “Ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, kita harus sparing untuk tak spirit tanpa mereka, doang bagi kehidupan dengan burung laut yang mereka tinggalkan.” 12. “Amung cara bagi membereskan kematian adalah dengan melihatnya sebagai spirit nan selesai, tak semangat nan terputus.” 13. “Jika kamu relasi kekurangan seseorang yang engkau sayangi, jangan pernah mengucapkan kata-kata mereka menyingkir. Mereka akan sekali lagi.” 14. “Kehilangan itu tak terperingkatkan, semacam itu juga cinta yang ditinggalkan.” 15. “Ketika kamu kehilangan seseorang yang dicintai, kamu mendapatkan seorang malaikat yang anda kenal.” 16. “Manusia yang kita cintai tidak pernah sopan-benar menjauhi kita. Terserah situasi-hal yang tidak boleh disentuh oleh mortalitas.” – Jack Thorne 17. “Barang apa yang sangkutan kita nikmati tidak akan pernah hilang, semua yang sangat kita cintai menjadi fragmen dari kita. ” – Helen Keller 18. “Ingatlah bahwa cucu adam-orang hanyalah tamu dalam ceritamu, sama begitu juga engkau hanya menjadi tamu dalam cerita mereka. Jadi, buatlah bab-gerbang tersebut memadai dibaca.” – Lauren Klarfeld 19. “Karena hidup dan mati adalah satu, sama seperti sungai dan laut adalah suatu.” – Kalil Gibran 20. “Benguk yang kita rasakan detik kehilangan orang yang kita cintai ialah harga nan harus kita bayar lakukan memilikinya intern jiwa kita.” – Rob Liano Kata-Kata Quotes Kehilangan Anak adam yang Minimum Disayangi Ilustrasi Emosi Sedih Credit 21. “Jika terserah kemungkinan menemukan konsolasi mulai sejak tragedi kekeringan seseorang nan amat kita cintai, itu adalah harapan yang perlu terserah, barangkali semua nan terjadi adalah yang terbaik.” – Paulo Coelho 22. “Kau bisa saja kehilangan seseorang kerumahtanggaan kemarin. Seluruh hidupmu bisa berputar 360 derajat. Nasib serupa itu sumir. Semuanya bisa datang dan menyingkir seperti sebuah bulu dibawa kalut angin.” – Shania Twain 23. “Kehilangan seseorang yang kita cintai lebih buruk berpokok kematian.” – William Cowper 24. “Makin baik mencintai dan kehilangan daripada tidak kontak mencintai sewaktu-waktu.”- Alfred Lord Tennyson 25. “Jangan menangis karena sudah berjauhan, tersenyumlah karena sudah terjadi.” – Dr. Seuss 26. “Orang mati tak pernah benar-benar hening. Mereka hanya mengubah bentuk.” – Suzy Kassem 27. “Aku mencintaimu saban hari. Dan sekarang aku akan merindukanmu saban hari.” – Mitch Albom 28. “Mereka yang kita cintai dan hilang selalu terhubung dengan lever yang tak adv minim.” – Terri Guillemets 29. “Tak cak semau kesedihan yang lebih besar daripada menghafaz kebahagiaan di detik-saat penderitaan.” – Dante 30. “Seluruh mayapada bisa menjadi musuh momen kekurangan segala yang dia cintai.” – Kristina McMorris Pengenalan-Pengenalan Quotes Kehilangan Orang yang Paling Disayangi Ilustrasi Ekspresi Sedih Credit 31. “Ingatlah bahwa setiap basyar yang engkau temui takut akan sesuatu, menyayangi sesuatu, dan kekurangan sesuatu.” – Jackson Brown Jr. 32. “Jangan asosiasi meremehkan hidup. Nikmati setiap matahari terbit karena tidak ada yang dijanjikan jemah atau sampai-sampai hari ini.” – Eleanor Brownn 33. “Jika orang yang kita cintai dicuri dari kita, cara hendaknya mereka tetap atma adalah dengan tidak pernah berhenti mencintai mereka.” – James O’Barr 34. “Saya tidak merefleksikan semua siksaan, hanya tentang semua keindahan yang tersisa.” – Anne Frank 35. “Lain sangkut-paut. Kita tidak kawin kehilangan individu nan kita cintai. Mereka menemani kita; mereka tidak menghilang dari hidup kita. Kita saja berada di ruangan yang berlainan.” – Paulo Coelho 36. “Air mata nan menetes buat turunan enggak bukanlah pertanda kelemahan. Itu adalah keunggulan hati nan murni. ” – José T. Harris 37. “Risiko cinta adalah kehabisan, dan harga kehilangan adalah kesedihan. Tapi, rasa gempa bumi dari kesedihan hanyalah bayangan jikalau dibandingkan dengan rasa sakit karena tidak sangkutan mempertaruhkan cinta.” – Hilary Stanton Zunin 38. “Kehilangan boleh mengingatkan kita bahwa hidup itu sendiri yaitu anugerah.” – Louise Hay dan David Kessler 39. “Memahfuzkan kebaikan yang dilakukan insan yang kita cintai adalah semata penghiburan saat kita kesuntukan mereka.” – Demoustier 40. “Seperti burung bergamat di perdua hujan angin, biarlah kenangan luhur bertahan di ketika kesedihan.” – Robert Louis Stevenson Kata-Kata Quotes Kehilangan Orang yang Paling Disayangi Ilustrasi/copyright photos 41. “Kehilangan hanya provisional jika ia percaya puas Sang pencipta!” – Latoya Alston 42. “Ketika kamu kehilangan apa yang kamu cintai, ingatlah untuk tetap kuat. Lihat ke luar jendela dan pulang ingatan hidup terus berjalan. ” – Drew Chadwick 43. “Bahkan semangat yang bahagia tak akan pernah terserah sonder minus kesamaran. Kata bahagia akan kesuntukan maknanya jika tidak diseimbangkan dengan kemasygulan. Akan lebih bijak jika kita mengamini segalanya dengan kesabaran dan ketahanan.” – Carl Jung 44. “Terimalah kemusykilan nan namun sementara, jangan sampai kehabisan tujuan yang tidak minus.” – Martin Luther King, Jr 45. “Kehilangan seseorang yang kita cintai makin buruk mulai sejak kematian.” – William Cowper Sumber Everydaypower, Juru kabar Husnul Abdi. Editor Berpikir dalam-dalam Fahrudin. Published 24/6/2020.
Puisi senyum terakhir adalah cerita puisi sedih tentang kehilangan orang tercinta dan kata-kata puisi sedih tentang kehidupan dirangkai dengan cerita puisi kehilangan seseorang yang disayang, menjelaskan sedihnya kehilangan orang yg cerita dan makna puisi kehilangan orang tersayang dalam bait puisi senyum terkahir yang diterbitkan berkas puisi, apakh bercerita seperti puisi kehilangan orang tua atau puisi kehilangan lebih jelasnya puisi sedih kehilangan orang tercinta disimak saja puisi berjudul senyum terakhir dibawah TERAKHIR Oleh J SumartoPucat pasiWajahku tertundukLesu menatap lantaiBercat putih putih hijauSepenggal angananMembuka tirai ceritaLewat langkah waktuYang terus berlaluSamar-samarBegitu jelas mengulasHitungan detikHingga nafasku belum sempat terhembusTerngiang tembangBelum padam dari bibir mungilmuHangat membekas di telingaMenumpuk, menyatu deru angin"Ku akan terbang tinggiMelintasi awan dan megaDi atas bentangan nusaMengejar lengkungan pelangiTak berharap ku kembali"Dan, hitungan waktuMenciptakan telah ciptakanTetes embun dukaMemandikan mawar merahYang belum sempat layuDi atas pusaraKu letakkan bunga terakhirSisa perpisahan tadiDengan luka jiwa duka120121
Cerita tentang kehilangan suami karena virus corona adalah cerita mini atau cerpen pendek dengan judul rinduku sampai di kisah sedih prihal seorang istri dan dua anaknya yang mulai bisa menghapal doa masuk surga dan doa dihindarkan dari api lebih jelasnya tentang cerita mini atau cermin yang yang berjudul rinduku sampai surgaMu disimak saja kisahnya dibawah Rinduku Sampai Surga-Mu Author Islami DiniJalanan yang biasanya ramai, kini tampak atas pepohonan, burung-burung asyik berkicau, seolah menyuarakan pada dunia bahwa mereka sedang bahagia. Sekitarnya terasa lebih damai, polusi tak lagi banyak, tanpa tahu bahwa aku sedang melihat mereka dengan sorot sendu yang teramat hati aku membatin, seandainya kita tidak pergi waktu itu, mungkin kamu masih ada di sini melayang pada kurun waktu satu bulan terakhir.***"Jangan menyerah, ya, Mas. Aku, Adnan, dan Nissa menunggumu," lirihku dengan suara kurasakan sebuah ketakutan besar menghimpit dada saat ini, begitu sesak. Aku berusaha mati-matian menahan bulir air mata yang sudah menggenang. Tidak! Bagaimanapun aku harus kuat."Mas tahu kamu wanita hebat, Lia. Takdir adalah milik Allah. Apapun yang Allah takdirkan, kamu harus tetap jadi wanita hebat. Aku titip anak-anak, ya."Mas Aldo berucap dengan tatapan teduhnya. Seandainya makhluk kecil yang dinamai virus itu tidak menjangkiti tubuhnya , ingin sekali aku memeluk tubuh tegap itu. Namun, jangankan memeluk, mengecup punggung tangannya saja aku tidak bisa."Iya, Mas. Jangan lupa menghubungiku."Bersamaan dengan kalimat terakhir itu, Mas Aldo masuk ke dalam mobil ambulans. Meninggalkan tubuhku sendirian di tepi jalan yang harus menjadi wanita kuat seperti yang Mas Aldo mobil itu lenyap di tikungan jalan, segera aku melangkahkan kaki menuju rumah mungil yang selalu penuh saat ini, aku hanya bisa berdoa dan bertawakkal sepenuhnya untuk kesembuhan Mas Aldo dari Virus Covid yang menjangkit minggu berlalu. Hampir dua kali sehari Mas Aldo meneleponku untuk memberi kabar juga menanyakan keadaan anak-anak. Seperti pemandangan yang kulihat saat ini, di mana kedua anakku-Adnan dan Nissa-sangat bahagia bercengkrama bersama abinya."Abi, Abang udah hafal surat Al-Qiyamah lho. Kalau udah tamat juz dua sembilan, hadiahnya Abang tagih ya, he he."Kudengar Mas Aldo terkekeh pelan di sana. "Iya, Abang. Nanti, Abi titip hadiahnya ke Umi, ya.""Abi, Nissa juga udah hapal doa minta masuk Sulga dan dijauhin dali api nelaka. Tiap habis solat Nissa baca, bial nanti kita sama-sama di Sulga, ya, Abi." Nissa berucap dengan cadel yang belum hilang di usianya yang sudah enam sangat bangga pada Mas Aldo, berkat didikannya, anak-anak kami bisa tumbuh dengan penuh kecintaan akan sabarnya membangunkan anak-anak untuk bangun saat waktu tahajud, membacakan satu ayat setiap habis salat Magrib untuk dihapal, dan mengenalkan anak-anak pada tokoh-tokoh hebat islam. Ah, betapa aku sangat merindukanmu, Mas."Abiii ... kapan pulang? Nissa lindu Abi. Abi lama banget beljuangnya engga pulang-pulang," ucap Nissa dengan lirih, kulihat matanya sedikit belakang mereka berdua, diam-diam aku mengusap sudut mata yang sejak tadi basah."Adek, Abi kan lagi berjuang biar bisa bareng-bareng kita lagi. Adek harus sabar. Orang sabar itu disayang Tuhan. Iya, 'kan, Abi?""Seratus buat Abang. Abi tutup dulu, ya, udah masuk waktu Asar. Buat Nissa, jangan sedih, nanti kita pasti ketemu lagi. Wassalamu'alaikum jagoan dan kesayangan Abi.""Waalaikumussalam warahmatullah, Abi," ucap keduanya lalu menyerahkan handphone melihat layar handphone, tapi sambungannya sudah terputus. Padahal tadi aku dan Mas Aldo baru mengobrol harinya, setelah anak-anak tertidur. Aku memutuskan untuk menelepon kembali Mas Aldo. Rasa rindu ini terasa begitu mencekik hatiku, padahal baru tadi sore aku mendengar kali aku melakukan panggilan, tapi selalu berakhir dengan jawaban operator. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul sembilan. Mungkin Mas Aldo sudah tidur, hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk aku terbangun karena dering pesan masuk dari Aldo[Assalamu'alaikum penuh duka, kami beritahukan bahwa pasien yang bernama Aldo Rifansyah telah meninggal dunia pada pukul saat .... ]Aku tidak mampu meneruskan membaca pesan itu. Pandanganku memburam oleh air mata. Kali ini aku tidak bisa menahannya lagi."Mas Aldo ... ," gumamku lirih."M-Mas Aldo, a-aku sedang bermimpi, kan," gumamku seraya memukul dada yang terasa tidak ingin seperti ini, bagaimanapun Mas Aldo harus tetap percaya bahwa aku wanita kuat."M-Mas Aldo ... saat aku merindukanmu semalam, apa mungkin kamu sedang berjuang mati-matian, Mas?" aku bermonolog seraya tak henti apapun aku berusaha, kehilangan sosok suami tak pernah menjadi sesuatu yang sederhana."Allah ... Allah ... beri aku keikhlasan."Pandanganku semakin berkunang-kunang, sesak dalam dada tak bisa kuhalau lagi sakitnya. Lalu yang tersisa tinggal kegelapan.***"Umi!" Panggilan Adnan menyentakku dari lamunan. Aku berbalik badan dan melihat anakku yang berumur delapan tahun itu tengah berlari-larian dengan adiknya."Adnan, Nissa, kenapa kejar-kejaran, hum?" Kuajukan pertanyaan saat keduanya sudah ada di berjongkok untuk menyamakan tinggi badan dengan Adnam melirik sekilas ke arah Nissa, juga sebaliknya. "Hei, ada apa dengan jagoan dan kesayangan Umi ini?" tanyaku lagi."Umi jangan melamun terus. Nanti Abang ajakin maen, deh. Biar Umi enggak bosen."Raffa berucap dengan mata teduhnya menatapku sendu, mata yang mengingatkanku akan mata teduh milik Mas Aldo."Umi juga halus banyak senyum, ya. Nanti Nissa janji bakalan bagi pelmen Nissa sama Umi."Aku menatap keduanya haru. Ya Allah, apakah rindu ini telah menggerogoti hatiku begitu dalam? Sampai aku melupakan ada yang masih harus aku bahagiakan?"Iya, Sayang. Umi enggak akan melamun lagi dan akan selalu tersenyum. Umi sayang Bang Adnan sama Nissa, sayaaang banget ...."Aku membawa keduanya dalam dekapan. Menyalurkan perasaan lega karena kehadiran mereka adalah alasan aku tetap aku akan tetap kuat demi jagoan dan kesayangan kita. Doakan kesehatan kami selama wabah covid ini melanda. Aku selalu merindukanmu, semoga di surga kita kembali
cerpen kehilangan orang yang disayang