Akumenonton pada kejauhan, menatap seperti apa kebahagian yang tergambar pada paras tampannya. Dia menyalimi sanak keluarga, ayah ibu, sampai semua kerabat dan kenalan yang menyaksikan janji pernikahan mereka. Aku duduk termanggu pada sebuah bangku di dekat pohon rindang yang dulu ditanam sejak pertama keluarga ini dibentuk. "Sacha?"
cerpen10000 kata tentang keluarga - RumusRumus.com.
Vay Tiá»n TráșŁ GĂłp 24 ThĂĄng. kata didalam penantian oleh raafaila28 Matahari mulai tenggelam,awan kelabu mulai menutupi sebagian cahaya matahari keindahan matahari yang akan tenggelam sirna terganti dengan butir-butir air yang mulai berjatuhan mengenai genting rumah orang-orang yang berlalu lalang mulai mencari tempat berteduh terlihat guratan kekesalan karena hujan datang tak ayal penggendara motor pun ikut berteduh karena takut pakaian yang mereka pakai basah tak ada rasa syukur yang terpancar yang ada hanya guratan rasa kesal karena hujan menghentikan perjalan pulang mereka berbeda dengan pengendara mobil hujan bukanlah halangan karena mereka masih bisa menerobos hujan tanpa memperhatikan jalanan yang banyak tergenang air hujan mereka melewat dengan cepat dan tanpa sadar bahwa air yang tergenang dijalanan mengenai si pejalan kaki sumpah serapah diucapkan untuk mengutuk sipengendara,para pedagang yang membereskan dagangannya karena hujan yang mengguyur sendari tadi membuat dagangan mereka sepi. Berbeda dengan keadaan toko buku yang sejak siang tadi sangat ramai jika dilihat dari luar tak heran toko buku ini ramai karena ditoko buku ini juga dilengkapi dengan cafe yang membuat nyaman pengunjung terlihat dari sebrang jalan seorang gadis yang sedang membaca buku dia duduk dekat jendela tampak dari raut wajahnya dia sangat serius membaca dan tidak memperhatikan sekitarnya sampai dia tidak menyadari seseorang menepuk bahunya. âserius banget yasâ âseru novelnya jadi gua kebawa-bawa,oh iya tumben kamu udah ada disini" âcafe rame jadi gua dateng awalâ âmemang bos kelvin terbaik" âpasti dong kalo bosnya telat nanti dicontoh pegawainya lagi yaudah gua mau lanjut kerja nanti kalo gua udah selesai gua kesini lagiâ âselamat bekerja pak bosâ âgak perlu kaya gitu juga gua malu diliatiin orang-orangâ âyah.....biar mereka tau kalo yang punya cafe ini.....â âganteng kan makasih akhirnya kamu jujur jugaâ âsiapa yang ngomong, yaudah sana kamu kerja aku mau lanjut bacaâ Setelah temannya pergi gadis itu kembali melanjutkan bacaan yang sempat terganggu dengan kedatangan temannya, nama gadis itu yasmin semua pegawai cafe mengenal dirinya karena yasmin hampir setiap hari berkunjung ke cafe ini bisa dibilang dia pelanggan setia dilihat dari penampilannya yasmin terkesan cuek dengan celana jeans dan baju abu-abu dan rambutnya diikat seadanya menambah aura ketomboyan yasmin walau pun sebenarnya yasmin bukanlah anak yang tomboy karena dia juga sering berpenampilan feminim seperti perempuan yang lain. Hari ini yasmin berencana akan menyelesaikan bacaan bukunya maka dari itu dia pergi ke cafe ini jika dirumah dia takan bisa menyelesaikan bacaannya karena dilarang oleh mamahnya maka dari itu dia lebih suka membaca di cafe kesukaannya dan untung saja dia pun mengenal pemilik cafe sehingga tidak akan ada yang mengusirnya karena terlalu lama membaca, suasana cafe sangat berbeda dengan suasana rumahnya yang terlampau sepi papah dan mamahnya sibuk bekerja papah lebih sering ditugaskan diluar dari pada di dalam negri membuat yasmin tidak memiliki kesempatan bertegur sapa setiap harinya sedangkan mamah sibuk dengan segala urusannya walau mamah sering berada dirumah itu pun hanya memastikan yasmin pergi kesekolah dan les secara teratur tanpa melakukan hal yang dilarang. mamah selalu membatasi ruang gerak yasmin seperti bergaul dan lainnya dulu yasmin sangat menurut apa yang dikatakan oleh mamahnya tapi sekarang dia lebih banyak memberontak dari pada menurutinya seperti sekarang yasmin suka mampir ke cafe dan belajar ilmu bela diri yang dilarang oleh mamahnya. âkamu udah mau pulang yas? âiyah vin udah mau malem takut ketauan mamah â âgua anter ajah yasâ âgak usah gua kan bawa mobilâ ânanti pegawai gua yang nganterin kerumah luhâ ânambah ketauan doang sama mamah gua yaudah gua balik duluan vinâ âya......hati-hati yas....â kelvin mengantar yasmin sampai ke parkiran sebenarnya yasmin adalah alasan kelvin untuk pergi ke cafe miliknya jika dulu ketika ayahnya menyuruh dirinya mengurus cafe dia menolaknya karena itu sedikit sulit dan tak seimbang dengan pendidikannya tapi ayahnya memaksa karena dulu ayahnya memulai semua usaha dari cafe yang dimilikinya sekarang jika dijual banyak kenangan yang tak bisa dijelaskan maka akhirnya kelvin menuruti dengan sedikit terpaksa tapi hari itu tanpa sengaja dia datang kecafe untuk memeriksa apa semua lancar dan tak ada masalah dia melihat seorang gadis yang duduk dekat jendela sedang membaca buku dari situ semuanya dimulai kelvin lebih sering berkunjung ke cafe dan toko buku bahkan kelvin juga sering membantu pegawainya membuat kemajuan cafe miliknya semakin pesat membuat kedua orang tuanya bangga setiap pulang kuliah kelvin selalu berkunjung ke cafe dan dia juga ingin mengetahui nama gadis tersebut sampai akhirnya dia memberanikan diri berkenalan dengan gadis yang selama ini menghiasi mimpinya. âyasmin Nailuffarâ gadis itu mengucapkan namanya sambil tersenyum ramah sebagai seorang pria kelvin ingin sekali mengatakan isi hatinya tapi dia berpikir itu terlalu awal untuk menyatakannya dari perkenalan itu kelvin selalu mencari cara agar bisa berteman terlebih dahulu dengannya sampai sekarang kelvin merahasiakan perasaannya kepada yasmin karena dia takut yasmin akan menolak dirinya sehingga membuat hubungan mereka akan terpisah. âkamu abis dari mana?â suara mamah terdengar dari dapur sepertinya mamah mulai mengetahui bahwa yasmin sering pergi ke cafe,jika saja mamah sudah mengetahuinya maka yasmin tidak akan diperbolehkan pergi kemana pun sendiri karena melanggar peraturan yang dibuat mamah agar terhindar dari hukuman yasmin mencoba mendekati mamah yang sedang sibuk membuat kue. âtadi yasmin kerja kelompok dulu mahâ "terus harus sampe malemâ âdiluar hujan mah jadi nunggu reda duluâ âkamukan bawa mobil jadi ngapain harus nunggu hujanâ nada suara mamah mulai meninggi karena alasan yang diberikan yasmin belum cukup menyakini mamah âtemen-temen aku yang lain gimana mah mereka kan gak bawa mobilâ âcoba deh mamah nanya sama kamu emang gak kepikiran sama temen kamu buat naik taksi, apa kalian sengaja?â âplissss......deh mah hari ini kita gak usah ribut dulu gara-gara hal sepele doang yasmin cape harus ngadepiin mamah kaya mana?â âmamah gak mau ribut sama kamu tapi mamah Cuma nanya kamu abis dari mana?â âoh....gitu, mamah mulai so care sama aku padahal dari dulu mamah gak pernah peduli sama aku,dari dulu mamah selalu larang apa pun yang aku mau mahâ âjaga ucapaann...kamu yasmin" mamah menampar pipi yasmin cukup kuat tak ada tangisan hanya ada tatapan mata dan ucapan kebencian yang di keluarkannya âmulai besok yasmin mau bilang sama papah kalo mau tinggal disanaâ mamah hanya terdiam mendengar ucapan putri kecilnya dulu yang sudah berbeda air mata yang tak bisa dibendungnya lagi mengalir mamah terus memandang pintu kamarnya dan meminta maaf kepadanya agar dia menarik kembali ucapannya tadi. âyasmin......â mamah memanggil nama yasmin sambil menangis âbukan mamah ngelarang kamu atau pun gak peduli sama kamu tapi mamah takut kamu kaya mamah gini sekarang mamah mau jelasiin semuanya sama kamu,tolong buka pintunyaâ yasmin hanya mendengarkan omongan mamah dari balik pintu dan tak membukaan pintu untuk mamahnya âsebelumnya mamah minta maaf sama kamu karena mamah gak pernah cerita masalah ini sama kamu dari awal bahwa mamah sudah bercerai dengan papah kamu mamah tau mungkin sekarang kamu ngerasa terpukul mendengar semua yang mamah ceritain sekarang sama kamu tapi ini kenyataan dan mamah tau ini semua kesalahan mamah yang sudah menghianati papah kamu...â mamah hanya menangis tersungkur didepan pintu kamar yasmin semua yang rahasia yang dia simpan terbongkar hari ini,malam cukup kelam menemani bulan dan sepertinya hujan kembali turun dari dalam sebuah kamar terlihat gadis yang sedang murung menantikan tetes demi tetes hujan kesakitan yang tak pernah dia alami sebelumnya terjadi malam ini sesosok ibu yang selalu dia banggakan walaupun selalu melarang ternyata mempunyai rahasia yang kelam tak ada tempat untuk mengadu menceritakan semua yang telah terjadi sang ayah yang jauh dinegri sebrang sana âhalo....pah..â âada apa sayang??? Kamu kenapa??â tergurat rasa khawatir sang ayah mendengar sang anak menelpon tak ada nada keceriaan yang terpancar dari sang anak membuat ayah berpikir terjadi sesuatu yang membuat anaknya tak bisa membicarakannya âhalo....sayang.....how about you?? Jangan diem ajah papah khawatir sama kamu??â âbesok jemput yasmin dibandaraâ âbandara??? Kamu kenapa mendadak mau ke singapure?â âyasmin mau tinggal disanaâ sebelum sang ayah bertanya tanya lebih jauh yasmin mematikan handphonenya keputusannya sudah bulat dia akan tinggal bersama papah karena sekarang dia belum bisa memaafkan mamah dengan segera yasmin memasukkan semua pakainnya kedalam koper agar esok pagi dia bisa langsung berangkat. Pagi cukup indah udara cukup segar untuk dihirup hari minggu hari yang ditunggu olehnya terpancar senyum yang tak pernah dia pancarkan sebelumnya dilihat kembali olehnya jarum jam yang menunjukan pukul 0700 dengan segera dia pergi menuju ruang makan menemui sang ayah dan bunda sedang makan âpah,mah aku berangkat dulu yahâ âmasih pagi kamu mau kemana kan hari mingguâ âbiasa aku ada urusan sedikit pahâ sambil tersenyum kelvin meninggalkan kedua orang tuanya yang masih tampak bingung dengan tingkah laku anaknya âmah anak kamu kesambet apa?â âyah mana mamah tau pah,dia kan sekarang udah dewasa masa mau mamah ikutin dia terusâ âkalo dulu papah berubah rajin kaya gitu karena lagi suka sama perempuanâ âkelvin juga mungkin nanti mamah tanyain sama karyawan âpapah Cuma takut kelvin terbawa pergaulan yang gak bener mah,misalnya kelvin gak ada siapa yang lanjutiin perusahaan papahâ âtenang ajah pah kita didik kelvin dengan baik dan mamah yakin kelvin gak bakal terbawa pergaulan yang gak bener,yaudah papah lanjutiin makanâ kelvin adalah putra tunggal dari keluarga chu ayahnya adalah seorang pembisnis dan pemilik perusahan yang cukup terkenal di indonesia sedangkan sang ibu pemilik saham di tiongkok yang dia limpahkan kepada suami karena sang ibu hanya ingin mengurus putra semata wayangnya sendiri tanpa bantuan orang lain bila dilihat dari semua kekayaannya kelvin seharusnya seperti anak orang kaya lain yang sibuk menghabiskan uang atau pun pergi bersekolah keluar negri tetapi kelvin tak menginginkan seperti itu dari dulu dia didik dengan penuh perhatian dan tidak di izinkan menghambur-hamburkan uang bahkan dengan bijak sana ayah memberikan cafe kecil warisan keluarganya terlebih dahulu kepada kelvin untuk menguji letak kesabaran dan ketelatenan anaknya. Indahnya pagi telah hilang tak ada senyuman atau pun sapaan yasmin memastikan kembali barang-barang yang akan dibawa dirinya setelah semua selesai dia segera menelpon layanan taksi,suasana rumah sama seperti biasanya sepi mamah yang sedang mengoleskan selai menatap putri kecilnya yang akan pergi meninggalkannya sendiri. âsayang..kamu makan dulu yahâ mamah mencoba menawarkan yasmin makan terlebih dahulu sebelum dia pergi tak ada ucapan dari sang putri hanya tatapan hampa yang tak berarti diberikan olehnya senyum keceriaan yang selalu diberikannya telah hilang tersirat kebenciaan âkalo kamu gak mau makan mamah anter ke bandaraâ âgak perluâ setelah yasmin mengucapkan kata tersebut supir taksi menelakson tak sabar maka yasmin segera pergi meninggalkan mamahnya. âmamah akan urus perpindahan kamu jadi disana kamu bisa sekolahâ âterima kasihâ ucapan singkat yasmin menjadi ucapan perpisahan mereka tak ada tangisan atau pun suatu pelukan seperti orang-orang lainnya mamah memandang kepergian yasmin dan tak terasa air matanya mengalir hatinya hancur atas pebuatan dirinya dia ditinggalkan oleh putri tunggalnya tak ada lagi senyuman yang selalu diberikan yasmin tak akan ada suara yang selalu mengingatkannya ketika sedang bekerja atau pun berbelanja hari ini semuanya telah hilang putri kecilnya memilih pergi dan tak memaafkan dirinya. Air matanya terjatuh dia tahu bahwa dirinya tak pernah bisa benar-benar membenci ibunya walau semua yang telah dilakukan ibunya cukup membuat hatinya sakit tapi dia adalah yasmin yang selalu memafkan seseorang atas perbuataannya dia tak bisa menjadi yasmin yang lain tapi semua kebimbangannya dan hampa membuat dirinya tak tenang yasmin membutuhkan ayahnya karena perpisahan itu kah ayahnya tak pernah menemui dirinya apakah ayah terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga dia lupa dengan putrinya. âpermisi....â âiyah..tunggu..â âtante...saya temennya yasmin, kelvinâ âtemennya yasmin..tante gak tahu ternyata yasmin punya temen laki-laki,kamu duduk duluâ âiyah tante..makasih,kalo boleh tau yasminnya ada?â âyasmin tadi pagi pergi ke bandaraâ âbandara????â âyasmin sekarang tinggal sama papahnya dan tadi pagi dia baru berangkatâ âkalo gitu saya samperiin yasmin dulu tanteâ kelvin dengan segera berlari dan mengendarai mobilnya dia hanya memikirkan cara agar bisa sampai ke bandara dengan cepat untuk bertemu dengan yasmin,gadis yang selama ini dia sukai sedang terluka dan hampa entah kepada siapa dia akan bersandar dan bercerita tentang semua yang terjadi kepada keluarganya kevin hanya bisa berhayal andai saja saat itu dia mengutarakan perasaannya kepada yasmin agar hatinya tak selalu berdegup dengan kencang buyaran hanyalannya berhamburan ketika kendaraan di belakang mengelakson tak sabar suasana macet yang tak tepat entah apa yang harus dilakukannya. Hampir setengah jam kelvin terjebak macet dan tak terlihat sedikit pun jalan terlihat longgar agar dengan segera bisa melaju dengan kencang sampir akhirnya kelvin memparkirkan mobilnya dan setelah itu menaiki ojek agar bisa sampai ke bandara dengan cepat. âneng sudah sampaiâ âoh iyah pak,ini uangnyaâ âtunggu sebentar neng saya mau cari kembaliannya duluâ âgak perlu pak,buat bapak ajahâ âalhamdulilah terima kasih nengâ sebagai jawaban yasmin hanya tersenyum dan pergi menuju tempat jadwal keberangkatan,suasana bandara sedikit ramai tapi keramaian tersebut tak mempengaruhi pikirannya yang kosong âsorry bisa geser dikitâ yasmin mengeser tubuhnya tanpa berbicara kepada lawan bicaranya âyasminâ suara itu dia mengenal suara itu,suara sapaan yang selalu di dengarnya ketika sibuk membaca buku yasmin mencoba menengok dan menatap mata pemilik suara yang selalu di rindukannya âyas kamu mau pergi ninggaliin aku?â hanya tatapan yang diberikannya,tak ada suara atau pun tangisan kelvin memeluk yasmin dengan erat karena dia tak ingin gadis yang dia cintai pergi meninggalkannya pada akhirnya jadwal ke berangkatan yasmin tiba dan dia harus bergegas pergi âmaaf aku harus pergiâ âkamu gak bisa tunda jadwal ke berangkatan kamu?â âaku gak bisa vin aku harus pergi sekarangâ kelvin hanya terdiam mendengar jawaban yasmin karena dia tahu berdebat dengan yasmin tak akan membuahkan mulai beranjak pergi dengan segera kelvin memeluk yasmin âaku harap kamu bakal bahagia disana,dan aku mau kamu tahu bahwa selama ini aku suka sama kamu terserah kamu mau jawab apa tapi aku gak bisa bohongiin perasaan aku terus,nanti aku pasti bakal jemput kamu disanaâ yasmin tak bisa memendung air matanya lagi hatinya terus bergemuruh mendengar semua penjelasan kelvin dan sebenarnya pun dia juga menyukai kelvin. Yasmin melepaskan pelukan kelvin dan berusaha menutupi air matanya âaku gak mau kamu pergi atau pun nunggu aku,jadi aku mohon lupaiin aku karena di luar sana masih banyak cewe yang lebih baik dari aku dan sejujurnya pun aku gak suka sama kamuâ tak ada suara seketika semua menjadi gelap yasmin menolak dan pergi meninggalkan dirinya.. 5 yearâs a go....... âCongrats... yasminâ Seorang senior memberikan buket dan terlihat cocok sekali mungkin semua orang akan menyangka mereka berdua berpacaran. "ehhmmmm" suara papah membuat terkejut mereka sehingga dengan segera sang senior melepaskan pelukannya dan memperkenalkan diri kepada sang papah "steven" papah terlihat tak menyukai steven membuat suasana sedikit menjadi tegang karena itu dengan segera steven memohon izin untuk pulang "steven dia temen yasmin pah" "iyah papah juga tau" "papah tau tapi kenapa sewot" "karena papah gak suka kamu temenan sama dia" "dia baik dan juara basket semua orang suka sama dia" "kecuali kamu kan" "yaah itu papah tau" "yaudah sekarang kamu mau apa buat ngerayaiin wisudaan kamu" "aku gak mau apa-apa" "kita pulang" papah mengambil kendaraannya yang diparkir tidak jauh dari kampus karena di negara ini bila parkir sembarangan tempat akan terkena denda cukup banyak peraturan yang harus ditaati membuat kota ini disiplin dan tetap menjadi kota yang indah untuk dikunjungi selama berada di kota ini yasmin melupakan semua yang telah terjadi dia memaafkan mamahnya dan entahlah sekarang rindunya kepada kepada seseorang semakin memuncak dia ingin bertemu dengan seseorang yang telah disakitinya "pah aku berhenti disupermarket dulu" "iyah" "papah duluan ajah ke apartemennya" "teruss kamu?" "nanti aku naik taksi udara cerah aku gak bakal kedinginan" kata-kata yang diucapkanya dulu andai saja dia tak mengucapkannya agar semua rasa yang selama ini disimpannya bisa berbalas dengan sebuah perasaan bukan sebuah kehampaan rasanya rasa panas yang dihadirkan matahari siang ini tak terasa panas yasmin memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu sebelum pergi ke supermarket. hari ini adalah hari ketujuh dirinya berada di kanada untuk menyelesaikan bisnis yang telah dibangunnya tiga tahun lalu dari awal kedatangannya sampai hari ini tak ada waktu istirahat padahal ayahnya menyuruh dirinya berlibur dan beristirahat "siang ini bapak bebas" sang asisten memberitahu bahwa tak ada rapat lagi maka dengan segera dia pergi meninggalkan kantor untuk pergi berjalan-jalan melihat keadaan kanada sampai di cafe dia berhenti untuk membeli cofe kesukaannya selama peristiwa penolakan lima tahun lalu kelvin selalu berusaha melupakan semuanya walau sebenarnya dia belum bisa melupakan gadis yang dulu dicintainya "cappucino cofe" "black cofe" seseorang ikut memesan disampingnya entah mengapa sekarang dia lebih menyukai cappucino cofe dari pada black coffe kesukaannya akhirnya selesai dia "thank's" suara itu kelvin merasa pernah mendengarnya tapi dia merasa tak yakin bahwa suara itu milik seseorang yang dulu ingin dimilikinya "yasmin" "yah" gadis itu membalikan wajahnya dan kelvin sedikit terkejut bahwa perkiraannya benar bahwa dia mengenal suara itu dan pemiliknya "Hii...!!!!" suaranya sedikit tersedak karena sedikit canggung dengan pertemuan yang sangat mendadak yasmin hanya terdiam dan memandang wajah kelvin dia hanya memikirkan bagaimana cara membalas sapaan orang yang dulu pernah dia cintai "hi juga" "kamu tinggal di sini" "yah aku tinggal di dekat "aku...ini cuma ada sedikit urusan bisnis" "ohh" yasmin masih sama seperti dulu cuek sedikit perubahan pada dirinya menambah kekurangannya dulu terlengkapi tapi sejak dulu baginya yasmin tetap sama sempurna tanpa kekurangan dia masih mencintai dirinya tanpa sadar sekarang mereka berada di taman dan terus berjalan beriringan tanpa saling berucap "aku mau pulang" "yasmin" kelvin menarik tangan yasmin dan memeluk tubuhnya mereka tak saling berkata hanya bahasa hati yang menjelaskan semua yang mereka rasakan karena di antara mereka ada satu ikatan yang tak pernah mereka lepaskan untuk orang lain. bukan karena aku tak bisa melepaskan atau melupakan tapi aku hanya tak bisa terus memendam rasa yang ingin ku ucapkan 2021, i am back to see my story, lol i am laughing so much because this story inspirasion from my ex- boyfriend at Senior High School. maybe some day i will write this story at my wattpad. thanks to coming and read my frist story at bloggers
Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta Toer Lahir Pramoedijo 1925-02-066 Februari 1925 Blora, Jawa Tengah, Hindia Belanda Meninggal 30 April 20062006-04-30 umur 81 Jakarta, Indonesia Medan lewat Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Kebangsaan Indonesia Jalan hidup Novelis, esais Organisasi Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Kejar, 1978 Anggota kehormatan seumur hidup dari International Pen Australia Center, 1982 Anggota kegadisan Pen Center, Swedia, 1982 Anggota kehormatan Pen American Center, AS, 1987 Deutschsweizeriches PEN member, Zentrum, Swiss, 1988 International Pen English Center Award, Inggris, 1992 International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999 Karya terkenal Tetralogi Uber Junjungan/cem-ceman Arvah Iljas â â m. 1950; berjauhan 1954â [1] Maemunah Thamrin â â m. 1955; wafat 2006â [2] Individu tua Mastoer kiai Oemi Saidah ibu Penghargaan Freedom to Write Award berbunga Pena American Center, AS, 1988 Penghargaan bersumber The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989 Wertheim Award, âfor his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian peopleâ, semenjak The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995 Ramon Magsaysay Award, âfor Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian peopleâ, dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995 UNESCO Madanjeet Singh Prize, âin recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violenceâ dari UNESCO, Prancis, 1996 Doctor of Humane Letters, âin recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedomâ terbit Perhimpunan Michigan, Madison, AS, 1999 Chancellorâs distinguished Honor Award, âfor his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understandingâ, dari Perkumpulan California, Berkeley, AS, 1999 Chevalier de lâOrdre des Arts et des Letters, terbit Le Ministre de la Culture et de la Communication RĂ©publique, Paris, Prancis, 1999 New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000 Fukuoka Cultural Grand Prize Karunia Budaya Asia Fukuoka, Jepang, 2000 The Norwegian Authors Union, 2004 Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004 Cap tangan Pramoedya Ananta Toer EYD Pramudya Ananta Tur 6 Februari 1925 â 30 April 2006, secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang nan produktif dalam ki kenangan sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan kian dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih semenjak 42 bahasa asing. Sejarah [sunting sunting sendang] Pramoedya dilahirkan di Blora pada tahun 1925 di jantung Pulau Jawa, kamu yaitu anak barap dalam keluarganya. Ayahnya adalah seorang hawa, padahal ibunya seorang penjual nasi. Nama jati Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tercantum privat kompilasi cerita ringkas taruk-otobiografinya nan berjudul Cerita Dari Blora. Karena segel keluarga Mastoer jenama ayahnya dirasakan sesak aristokratik, dia menghilangkan langkah Jawa âMasâ dari nama tersebut dan menggunakan âToerâ misal nama keluarganya. Pramoedya menempuh pendidikan puas Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, kemudian berkreasi bagaikan juru ketik untuk surat laporan Jepang di Jakarta selama pencaplokan Jepang di Indonesia. Pasca 17 Agustus 1945 [sunting sunting perigi] Lega perian kemandirian Indonesia, ia menirukan kerubungan militer di Jawa dan kerap ditempatkan di Jakarta pada pengunci perang kemerdekaan. Ia batik cerpen serta buku di sejauh karier militernya dan momen dipenjara Belanda di Jakarta sreg 1948 dan 1949. Plong 1950-an, ia silam di Belanda sebagai bagian pecah acara pertukaran budaya, dan ketika kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lekra, salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagai halnya yang ditunjukkan kerumahtanggaan karyanya Manipulasi, fiksi suara minor pada pamong praja nan jatuh di atas jebakan manipulasi. Hal ini menciptakan friksi antara Pramoedya dan pemerintahan Soekarno. Sepanjang waktu itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, kemudian bilamana yang sama, anda pun berangkat berhubungan erat dengan para perekam di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan koalisi dokumen-menyurat dengan penulis Tionghoa yang mengomongkan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Pramodya merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah tak di Indonesia. Pramodya secara terkenal mengusulkan bahwa rezim mesti dipindahkan ke asing Jawa. Pada 1960-an, anda ditahan tadbir Soeharto karena pandangan pro-Komunis Tiongkoknya. Bukunya dilarang dari distribusi, dan ia ditahan tanpa mahkamah di Nusakambangan di abolisi tepi laut Jawa, dan hasilnya di Pulau Buru di daerah timur Indonesia. Penahanan dan setelahnya [sunting sunting perigi] Pramoedya bersama rekan-rekan detik sedang melakukan kerja paksa di pulau Buru Selain korespondensi ditahan selama 3 musim lega masa kolonial dan 1 periode pada masa Orde Lama, selama hari Orde Baru Pramoedya merasakan 14 hari ditahan umpama tahanan garis haluan minus proses perdata 13 Oktober 1965 â Juli 1969, Juli 1969 â 16 Agustus 1969 di Pulau Nusakambangan, Agustus 1969 â 12 November 1979 di Pulau Kejar, November â 21 Desember 1979 di Magelang. Ia dilarang batik selama masa penahanannya di Pulau Buru, belaka masih boleh mengekspresikan serial karya terkenalnya yang berjudul Marcapada Manusia, 4 kirana novel tunas-fiksi ki kenangan Indonesia nan menceritakan jalan patriotisme Indonesia dan sebagian bermula dari pengalamannya sendiri saat tumbuh dewasa. Pentolan utamanya Minke, bangsawan kecil Jawa, bercermin pada pengalaman RM Tirto Adhi Soerjo sendiri otak pergerakkan pada zaman kolonial yang mendirikan organisasi Sarekat Prijaji dan ki alat formal andai ki alat advokasi, Ajang Prijaji nan diakui maka dari itu Pramoedya seumpama organisasi kebangsaan purwa. Jilid pertamanya dibawakan secara oral kepada rekan-rekan di Unit III Wanayasa, Buru, sebelum ia mendapatkan kesempatan bakal menuliskan kisahnya di mana naskah-naskahnya diselundupkan lewat tamu-tamu yang berkunjung ke Uber. Pramoedya dibebaskan dari benduan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan sahifah pembebasan enggak bersalah secara hukum dan tidak berkujut Aksi 30 September, hanya masih dikenakan tahanan rumah di Jakarta sebatas 1992, serta terpidana ii kabupaten dan tahanan negara hingga 1999, dan lagi terbiasa lapor satu kali sepekan ke Kodim Jakarta Timur sepanjang kurang lebih 2 tahun. Selama masa itu engkau merampungkan penulisan Gadis Pesisir, novel recup-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga batik Nyanyi Sunyi Seorang Gagu 1995, otobiografi bersendikan goresan yang ditulisnya cak bagi putrinya namun tak diizinkan bagi dikirimkan, dan Peredaran Kencong 1995. Edisi lengkap Nyanyi Sunyi Seorang Gagu diterjemahkan ke intern bahasa Inggris oleh Willem Samuels, diterbitkan di Indonesia makanya Hasta Mitra bekerja sama dengan Yayasan Melempar lega 1999 dengan judul The Muteâs Soliloquy A Memoir Kontroversi [sunting sunting sendang] Pramoedya detik mendapat gelar kesucian Doctor of Humane Letters dari Perserikatan Michigan musim 1999 Saat Pramoedya mendapatkan Ramon Magsaysay Award 1995 diberitakan sebanyak 26 dedengkot sastra Indonesia menulis surat demonstrasiâ ke yayasan Ramon Magsaysay. Mereka tak sejadi, Pramoedya yang dituding laksana âjubir sekaligus algojo Lekra paling kecil galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyangâ puas tahun Demokrasi Terpimpin, tidak pantas diberikan hidayah dan memaui pencabutan penghargaan nan dianugerahkan kepada Pramoedya. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, Taufiq Ismail andai pelopor, meralat pemberitaan itu. Katanya, bukan menuntut pencabutanâ, namun mengingatkan kelihatannya Pramoedya ituâ. Katanya, banyak orang tak mengetahui reputasi gelapâ Pram dulu. Dan pemberian penghargaan Magsaysay dikatakan bak suatu kecerobohan. Akan tetapi, di pihak lain, Mochtar Lubis malah mengancam mengembalikan hadiah Magsaysay yang dianugerahkan padanya sreg tahun 1958, takdirnya Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama. Lubis lagi mengatakan, HB Jassin pun akan mengembari hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya. Namun demikian, ternyata kerumahtanggaan pemberitaan berikutnya, HB Jassin terlebih mengatakan yang tak sama sekali pecah pernyataan Mochtar Lubis. Kerumahtanggaan berbagai opininya di media, para penandatangan permohonan 26 ini merasa sebagai target dari situasi pra-1965. Dan mereka menuntut pertanggung jawaban Pram, untuk mengakui dan meminta maaf akan segala peran tidak terpujiâ pada masa paling haram kerjakan kreativitasâ sreg zaman Demokrasi Terpimpin. Pram, pengenalan Mochtar Lubis, memimpin penindasan sesama seniman nan tak sepaham dengannya. Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya sreg periode pra-1965 itu tak lebih berasal golongan perang pena biasaâ yang boleh diikuti siapa saja. Engkau menyangkal terkebat n domestik berbagai operasi yang kelewat jauhâ. Dia juga merasa difitnah, saat dituduh masuk kobar buku apa. Justru dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke meja hijau saja jika memang materi cukup. Kalau bukan pas, panggul ke forum terbuka, katanya, tetapi dengan ketentuan saya boleh menjawab dan membela diri, tambahnya. Bersumber Orde Yunior berhak, Pramoedya tidak sangkutan mendapat kebebasan membawakan suaranya sendiri, dan sudah lalu beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di buku harian. Akan tetapi, intern pemaparan pelukis Joko Pekik, nan kembali susunan menjadi benduan di Pulau Kejar, ia menegur Pramoedya bak juru-tulisâ. Pekerjaan tukang-tulis yang dimaksud maka dari itu Joko Pekik yakni Pramoedya asian tiang penghidupanâ dari petugas Pulau Uber andai tukang ketiknya mereka. Bahkan menurut Joko Laung, atma Pramoedya lebih baik dari umumnya terhukum nan ada, sejak dipindahkan pecah Unit III ke Markas Komando alias Mako. Statusnya laksana pelopor seniman yang makanya media disebar-luaskan secara alam semesta, menjadikan sira hidup lebih baik dalam penahanan itu. Pramoedya sekejap-sekejap menjadi bintangâ ketika ada peziarah mulai sejak luar daerah yang berkunjung karena reputasinya di Jagat rat dulu dihargai. Perian sepuh [sunting sunting sumber] Pramoedya sudah menulis banyak kolom dan artikel ringkas yang mencamkan tadbir Indonesia terkini. Ia batik anak kunci Perawan Muda dalam Cengkraman Militer, dokumentasi yang ditulis dalam tren menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur sejauh masa penyerobotan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, berjarak dulu di sana dan bukan kembali ke Jawa. Pramoedya membentuk perkenalannya ketika ia sendiri merupakan terpidana garis haluan di Pulau Buru selama perian 1970-an. Banyak berpangkal tulisannya mengaras tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, imperium Jawa, orang Jawa secara awam, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya kembali recup-otobiografi, di mana ia menceritakan pengalamannya sendiri. Engkau terus aktif sebagai dabir dan kolumnis. Ia memperoleh Ramon Magsaysay Award bakal Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif 1995. Ia juga telah dipertimbangkan kerjakan Hadiah Nobel Sastra. Beliau pun memenangkan Pemberian Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan sreg 2004 Norwegian Authorsâ Union Award kerjakan sumbangannya pada sastra dunia. Engkau mengamankan pertualangan ke Amerika Utara lega 1999 dan memperoleh penghormatan pecah Institut Michigan. Sampai akhir hayatnya ia aktif batik, walaupun kesehatannya sudah lalu menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada 12 Januari 2006, ia dikabarkan sudah dua minggu kelempai gempa bumi di rumahnya di Bojong Gede, Bogor, dan dirawat di apartemen linu. Menurut permakluman, Pramoedya menderita diabetes, terlalu napas, dan jantungnya encer. Pada 6 Februari 2006 di Teater Kecil Ujana Ismail Marzuki, diadakan pameran idiosinkratis tentang buntelan rahasia dari karya Pramoedya. Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke-81 cak bagi Pramoedya. Pameran bertingkat Pram, Kancing, dan Angkatan Muda menghadirkan sampul-buntelan sosi yang wasilah diterbitkan di mancanegara. Terserah seputar 200 buku nan gabungan diterjemahkan ke bineka bahasa dunia. Berpulang [sunting sunting sumber] Makam Pram pada periode 2022 Pada 27 April 2006, Pram sempat tak sadar diri. Pihak tanggungan akhirnya mengemudiankan membawanya ke RS Saint Carolus waktu itu juga. Pram didiagnosis menderita radang rabu, penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya, ditambah komplikasi ginjal, jantung, dan diabetes. Pram sekadar bersikeras tiga periode di rumah sakit. Sehabis sadar, engkau juga meminta pulang. Biar permintaan itu tidak direstui dokter, Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu 29 April, sekitar palu begitu sampai di rumahnya, kondisinya jauh kian baik. Meski masih kritis, Pram sudah lalu boleh memiringkan badannya dan menggerak-gerakkan tangannya. Kondisinya sempat memburuk pun pada pukul Pram masih dapat mesem dan mengepalkan tangan detik sastrawan Eka Budianta menjenguknya. Pram juga tertawa ketika dibisiki para penggemar yang menjenguknya bahwa Soeharto masih hidup. Kondisi Pram memang luang membaik, lalu kritis kembali. Pram kemudian sempat meragas selang infus dan menyatakan bahwa dirinya mutakadim sembuh. Dia lantas meminta disuapi havermut dan meminta rokok. Tapi, karuan saja permintaan tersebut tak diluluskan keluarga. Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram sonder menyulutnya. Kondisi tersebut berseregang hingga pukul Setelah itu, beberapa kali ia kembali mengalami masa kritis. Pihak keluarga kembali membelakangkan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram. Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlantas hingga pukul Saat itu, sira menyatakan agar Tuhan buru-buru menjemputnya. âN sogokan saja saya,â ujarnya. Namun, n partner-teman dan kerabat yang menjaga Pram lain lelah membagi semangat hayat. Rumah Pram yang asri bukan sekadar dipenuhi anak, cucu, dan cicitnya. Tapi, teman-padanan sebatas para penggemarnya ikut menunggui Pram. Kabar meninggalnya Pram senggang terserak sejak pukul Jiran-setangga sudah lalu menerima kabar duka tersebut. Sekadar, pukul mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup. Terakhir, ketika ajal ulem, Pram sempat mengerang, âAkhiri saja saya. Bakar saya waktu ini,â katanya. Puas 30 April 2006 pukul Pramoedya wafat dalam usia 81 periode. Ratusan pelayat tampak menepati rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26, Utan Gawang, Jakarta Timur. Pelayat nan hadir antara lain Sitor Situmorang, Erry Riyana Hardjapamekas, Nurul Arifin dan junjungan, Usman Hamid, Putu Wijaya, Goenawan Mohamad, Gus Solah, Ratna Sarumpaet, Budiman Sudjatmiko, serta puluhan pengorganisasi, sastrawan, dan cendekiawan. Hadir juga Menteri Kultur dan Pariwisata Jero Wacik. Tertentang beberapa karangan bunga logo galabah, antara lain bermula KontraS, Wapres Jusuf Kalla, artis Happy Salma, pengurus DPD PDI Bantahan, Dewan Kesenian Jakarta, dan tidak-lain. Teman-tampin Pram yang gabungan ditahan di Pulau Buru juga hadir melayat. Temasuk para momongan mulai dewasa fans Pram. Jenazah dimandikan pukul WIB, lalu disalatkan. Setelah itu, dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke TPU Reja Bivak. Terdengar lagu Internationale dan Pembawaan Juang dinyanyikan di antara pelayat. Bibliografi [sunting sunting mata air] Sepoeloeh Penasihat Nica 1946, hilang di tangan Penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, 1947[3] KranjiâBekasi Jatuh 1947, fragmen semenjak Di Riol Boleh jadi Bekasi. Perburuan 1950, kampiun pertandingan Balairung Teks, Jakarta, 1949 dicekal maka dari itu pemerintah karena barang bawaan komunisme. Keluarga Gerilya 1950. Tikus dan Manusia 1950, karya John Steinbeck nan diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Juga pada Tjinta Kasihmu 1950, karya Leo Tolstoy nan diterjemahkan makanya Pramoedya Ananta Toer. Dini hari Tjerita-Tjerita Pendek Rotasi 1951, koleksi 3 cerpen. Percikan Revolusi 1951, koleksi cerpen. Mereka nan Dilumpuhkan I & II 1951. Bukan Pasar Malam 1951. Di Tepi Mungkin Bekasi 1951, terbit sempuras skrip yang dirampas Marinir Belanda pada 22 Juli 1947. Dia yang Takluk 1951, kemudian dicetak ulang dan dimasukkan dalam himpunan cerpen Kisah pecah Blora. Cerita bersumber Blora 1952, kampiun karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Kebangsaan, Jakarta, 1953 Gulat di Jakarta 1953. Midah Si Manis Bergigi Emas 1954. Korupsi 1954. Perdjalanan Ziarah jang Aneh 1954, karya Leo Tolstoy nan diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Mari Mengarang 1955, tidak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Ibunda 1956, karya Maxim Gorky yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Kisah Seorang Pradjurit Sovjet 1956, karya Mikhail Sholokhov yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Cerita semenjak Jakarta 1957, kumpulan cerpen. Kisah Favorit Arang 1957. Sekali Peristiwa di Banten Selatan 1958. Peri Uban Opera Lima Babak 1958, karya He Tjing-Ce dan Ting Ji yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Asmara berusul Russia 1959, karya Alexander Kuprin yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Kisahan Khalayak Sedjati 1959, karya Boris Polevoi yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer. Pertaruhan 1960, karya Anton Chekhov yang diterjemahkan makanya Pramoedya Ananta Toer bersama Koesalah Soebagyo Toer. Hoakiau di Indonesia 1960, dilarang oleh Pemerintah Indonesia pada masa Kerakyatan Terpimpin Orde Lama. Panggil Aku Kartini Belaka I & II, 1963; putaran III dan IV dibakar Laskar Darat pada 13 Oktober 1965. Koleksi Karya Kartini, yang pernah dimuat di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965. Wanita Sebelum Kartini; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965. Putri Pantai misal cerita bersambung rubrik kenur kebudayaan âLenteraâ n domestik harian âBintang Timurâ 1962-1965, bagian pertama trilogi mengenai keluarga Pramoedya; terbit laksana buku pada 1987; dilarang Jaksa Agung plong 1987; jilid kedua dan ketiga dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965. Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan 1964; dibakar Bala Darat pada 13 Oktober 1965. Naturalisme Sosialis dan Sastra Indonesia 1963. Lampion 1965, antologi karangan yang pernah diterbitkan dalam rubrik benang tamadun âLenteraâ. Bukan jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Pecenongan, Jakarta. Bumi Manusia 1980; babak pertama Tetralogi Kejar, dilarang Beskal Agung, 1981. Anak Semua Bangsa 1981; penggalan kedua Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981. Sikap dan Peran Cendekiawan di Dunia Ketiga 1981. Tempo Doeloe Antologi Sastra Pra-Indonesia ed., 1982. Jejak Langkah 1985; bagian ketiga Tetralogi Uber, dilarang Jaksa Agung, 1985. Sang Pemula 1985; dilarang Jaksa Agung, 1985. Hikayat Siti Mariah, ed. atas karya Hadji Moekti, 1987; dilarang Pendakwa Agung, 1987. Rumah Kaca 1988; penggalan keempat Tetralogi Kejar, dilarang Jaksa Agung, 1988. Riwayat hidup Oei Tjoe Tat, ed. Oei Tjoe Tat, 1995; dilarang Penuntut umum Agung, 1995 Nyanyi Senyap Seorang Bisu I 1995; dilarang Jaksa Agung, 1995. Arus Serong 1995. Nyanyi Sirep Seorang Bisu II 1997. Arok Benturung 1999. Mangir 2000. Larasati 2000. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer 2001. Narasi pecah Digul ed., 2001 Menggelinding I, merupakan kumpulan gubahan mulanya Pramoedya Ananta Toer yang disunting oleh Astuti Ananta Toer. 2004 Jalan Raya Pos, Jalan Daendels 2005. Filmografi [sunting sunting sumur] Komidi gambar [sunting sunting perigi] Pramoedya dalam budaya pop [sunting sunting sumber] Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja, oleh Bahrum Rangkuti Bukit Agung, 1963. Citra Bani adam Indonesia dalam Karya Sastra Pramoedya Ananta Toer, oleh A. Teeuw, Pustaka Jaya, 1997. Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Naturalisme Sosialis, oleh Eka Kurniawan Yayasan Aksara Indonesia, 1999 kemudian diterbitkan lagi oleh Jendela periode 2002 suntuk oleh Gramedia Pustaka Utama waktu 2006. Pramoedya Ananta Toer dan Kenangan Buru, maka itu Rudolf Mrazek Cermin, 2000 kemudian diterbitkan lagi oleh Mata Bangsa, 2022. Membaca Katrologi Manjapada Anak adam Pramoedya Ananta Toer, oleh Apsanti Djokosujatno Indonesia Tera, 2004. Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra, oleh Daniel Mahendra ed. Pramoedya Institute dan Penerbit Malka, 2004. Mendengar Pramoedya, oleh Eka Budianta Atmochademas Persada, 2005. Selalu Mula-mula Kisah Pramoedya, Taruna, dan Homoseksual, oleh Sambilan Sembiring, dkk INSISTPress, 2005. Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali, makanya Koesalah Soebagyo Toer Pustaka acuan Populer Gramedia, 2006. Saya Tutung Amarah Sorangan! Pramoedya Ananta Toer dalam Perbincangan dengan Andre Vlitchek & Rossie Indira, oleh Andre Vlitchek & Rossie Indira Kepustakaan Tersohor Gramedia, 2006. Saya Mau Tatap Semua Ini Bubar Esei dan Wawancara dengan Pramoedya Ananta Toer, oleh August Hans den Boef dan Kees Snoek Komunitas Bambu, 2008. Pram dan Cina, oleh Hong Liu, Goenawan Mohamad, dan Sumit Kumar Mandal Komunitas Bambu, 2008. Hikayat Siti Mariah Estetika Perselingkuhan Pramoedya Ananta Toer, oleh Dwi Susanto INSISTPress, 2009. Bersama Mas Pram Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer, makanya Koesalah Soebagyo Toer dan Soesilo Toer Kepustakaan Tenar Gramedia, 2009. Pram Mengembalikan! Berusul Perkara Sensualitas, Lekra, PKI, sampai Proses Subur, oleh P. Hasudungan Sirait, Rin Hindrayati P., dan Rheinhardt Nalar, 2022. Pramoedya Menggugat Melacak Jejak Indonesia, maka dari itu Koh Young Hun Gramedia Wacana Utama, 2022 Pramoedya Ananta Toer, Luruh Dalam Ideologi, makanya Savitri Prastiti Scherer Komunitas Bambu, 2022 Pram berasal N domestik, oleh Soesilo Toer Penerbit Gigih Referensi Mandiri dan Perpustakaan Pataba Blora, 2022. Resep mula-mula dalam cahaya pentalogi Pram. The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer, makanya Tofik Pram Edelweiss, 2022. Catatan dari Balik Tangsi Garitan Pena Revolusi Pramoedya Ananta Toer, makanya Muhammad Muhibbuddin Zora Books, 2022. Pram internal Kelambu, maka dari itu Soesilo Toer Pataba Press, 2022. Muslihat kedua n domestik pendar pentalogi Pram. Pram privat Bubu, oleh Soesilo Toer Pataba Press, 2022. Taktik ketiga privat seri pentalogi Pram. Pram internal Borgol, maka itu Soesilo Toer Pataba Press, 2022. Buku keempat dalam seri pentalogi Pram. Pram dalam Tungku, oleh Soesilo Toer, dkk Pataba Press, 2022. Buku bontot dalam semarak pentalogi Pram. Ideologi Saya ialah Pramis Sosok, Manah, dan Tindakan Pramoedya Ananta Toer, maka itu Muhidin M. Dahlan Octopus Publishing House, 2022. Mark Hanusz & Pramoedya Ananta Toer Esai-Esai Tamadun, maka itu Mohamad Sobary Pustaka acuan Populer Gramedia, 2022. Pramoedya Ananta Toer, Politik, & Sastra Analisis Politik Jawa dalam Novel Arok Dedes dan Peredaran Erot, maka itu Anandito Reza Bangsawan Kendaraan Pressindo, 2022. Indonesia Bukan Hadir di Bumi Manusia Pramoedya, Sejarah, dan Politik, oleh Max Lane Djaman Baroe, 2022. Suatu Masa kerumahtanggaan Hayat Pramoedya Ananta Toer, maka itu Alfred D. Ticoalu Batu bersurat, 2022. Sinema Medio 1950-an, Pramoedya Ananta Toer perpautan terjun ke dunia film meskipun singkat. Sejumlah karyanya difilmkan. Logo Pram sedikitnya muncul di tiga skor film Katalog Komidi gambar Indonesia.[4] Menurut Bahrum Rangkuti intern Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja Gunung Agung, 1963, ada lima karya film yang menyertakan Pram; sejumlah film yang dibuat berdasarkan tulisan/skrip Pram diantaranya;[5] Kangen Damai 1955, film ini ternyata diangkat dari novel terbesar Pram. Diadaptasi ke skenario oleh Djoko Lelono yang yaitu sutradara film tersebut. Jenama Pramoedya ditulis sebagai penulis narasi bersama penulis skenarionya.[6] Digarap di bawah stempel Anom Pictures dengan produser R. Bahroen. Selain seumpama dabir cerita, nama Pramoedya Ananta Toer dipasang di poster iklan sebagai keseleo satu materi utama promosi, tetapi judul karya sastra aslinya tidak disebutkan. Para pemainnya yaitu Ellya Rosa, Amran S. Mouna, Astaman, dan Sukarsih. Dalam iklan cetak buletin Java-bode, 17 November 1955, komidi gambar ini diiklankan sebagai âKisahan Pramudya Ananta Turâ dan iklan lainnya internal koran De Nieuwsgier, 8 November 1955; âPramudya Ananta Tur Biggest Novelâ dan âThe Best Picture of the Yearâ tanpa artikulasi kepala karangan karya ceria.[6] [7] [8] [9] [10] Mengenai persoalan iklan film-film berjenis adaptasi pada era 1950-an, menurut Christopher Woodrich beberapa film mengiklankan tanpa/tidak secara serta merta merujuk sreg film-film ini sebagai orientasi, lagi tidak merujuk plong karya-karya nan diadaptasi, baik dengan judul atau dengan merujuk pada penulisnya minus menyebutkan kepala karangan alias penulis karya sastra yang diadaptasi. Namun farik lakukan kasus sinema Rindu Damai. Ajip Rosidi 1955b 10 mencatat bahwa, dalam kasus Rindu Damai, iklan kain rentang dengan berbesar hati menyatakan peran Pramoedya Ananta Toer privat menulis film, kendatipun pengarang/penulis trik tersebut doang menulis naskah cerita hijau/kotor yang dapat dikatakan misal kerangka skenario atas komidi gambar yang dibuat. Reputasi penulis, yang telah diakui di internal negeri sebagai menguasai keahliannya, ditawari penyelenggara gambar hidup ini kesempatan cak bagi menggunakan kekuatan budaya dan secara implisit berpendapat bahwa film mereka lebih baik daripada produksi lainnya. Melalui asosiasi film mereka dengan penulis alias karya tertentu, penyusun film dapat menggunakan kekuatan simbolis untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri. Mengenai kesuksesan atau frustasi karya sastra yang diadaptasi ke bioskop, Rosidi menuliskan kritikannya dalam artikel dua penggalan tentang adaptasi bioskop nan diterbitkan di majalah populer Kentjana. Berjudul âTentang Sastera dan Tjeritera Filmâ hari 1955. Artikel tersebut membahas penyesuaian sinema secara umum dan aklimatisasi naskah cerita yunior/kumuh film Djoko Lelono makanya Pram. Rosidi menyalahkan/mengutuk Rindu Rukun sebagai kekesalan besaran. Film ini begitu buruk ditayangkan, anda menulis, bahwa âCuma kira menuliskan kalimat kisah pengarang tokoh internasionalâ dalam reklame film itu, tjuma melumas segel Pramoedya Ananta Toer sadja, jang tentunja kemampuannja menyadarkan tokoh2nja tidak tjuma sampai sekianâ Rosidi, 1955b 10.[11] Selain bukan banyak dibahas orang, Pram koteng lagi tidak aliansi membahas masa karyanya di bumi jib perak. Lalu sejala dengan kecaman Ajip Rosidi, Pram sendiri ternyata bukan berlebih puas dengan hasil akhir film-film yang digarap beralaskan naskah tulisannya. Privat Nyanyi Lengang Seorang Gagu I 1995 160, Pram mengenang, ââŠKemudian sangkutan yunior dengan manjapada bioskop, sekalipun ternyata nanti sinema-bioskop nan dibuat itu sangat menjengkelkan.â[9] Hal Surabaja Gubeng 1956, film drama ini diangkat dari kisah pendek Pram berjudul Gambir yang sekeliling bulan Mei 1953, ketika Pram semenjana tinggal di Amsterdam atas sponsor dari Sticusa, sebuah yayasan kerjasama tamadun. Di kemudian hari Gambir turut bagaikan riuk satu cerpen n domestik buku Tjerita dari Djakarta Sekumpulan Satire dengan Manusianja 1957. Djoko Lelono sekali lagi terbabit privat proyek ini dan berbagi kedudukan penyutradaraan dengan Jusman dan Hasan Basry RM. Jusman sekali lagi berlaku sebagai pendukung. Film diproduksi oleh Z. Hanan di bawah nama apartemen produksinya sendiri, Z. Hanan Film Coy. Aktris Ellya, nan sudah dikenal sebagai Ellya Rosa, pula dolan di film ini. Ia beradu peran dengan Ali Sarosa, Aminah Banowati, dan pula legenda film Tan Tjeng Bok, Udjang, Gunung HS, dan Boes Boestami.[6] [7] [8] [9] [12] Buruh Bengkel 1956, bioskop nan digarap makanya sutradara Awaludin dan Rempo Urip. Maka itu Bahrum Rangkuti menyebut bahwa galur film ini didasarkan plong narasi berasal putaran novel Gulat di Jakarta 1953. Hanya sahaja di kreditnya tetapi menyantumkan Asrul Sani bagaikan penulis naskah ceritanya. Meski sejenis itu, etiket Pram tidak dicantumkan kerumahtanggaan kredit. Produksi dilakukan maka dari itu Persari Komidi gambar, keseleo satu perusahaan produksi tua di Indonesia yang masih bertahan hingga waktu ini. Para anak tonsil yang terlibat antara tak Darussalam, Ermina Zaenah, Awaludin, Dhira Soehoed, A. Hadi, Astaman, Djauhari Effendi, dan M. Budhrasa.[6] [7] [8] [9] Biola 1957, tulisan tangan sinema diadaptasi dari cerita sumir Pram berjudul Anak asuh Terlarang, yang yaitu salah satu cerpen tertera privat buku kumpulan cerpen Kisah dari Blora 1952. Gambar hidup ini merupakan bimbingan berbunga penulis-sutradara-komedian Waldemar Caerel Hunter alias S. Waldy, sendiri adam Indo Jerman kelahiran Blitar, dan diproduksi oleh Jajasan Aksi Film Artis alias disingkat JUFA dengan produser Sitohang. Para pemain yang terlibat merupakan Sofia A. Hamid Arief, Arfandi, Wahab Abdi, Piet Pello, Mochtar, Pala Manroe Rr Sumiati, Entjen Fatimah, Ellya Chandra, Iskandar Muda, Khayali Peri, Dedeh Rosmawaty, dan Frans Harahap.[6] [7] [8] [9] [13] Mengenai pelecok satu pemerannya ialah Sofia sekali lagi yaitu pejuang di Masa Revolusi. Pasca- independensi Indonesia, dia lantas memilih aktif bergerak dalam tentara propaganda di Bandung. Lalu sembilan bulan setelah proklamasi ia bergabung dan mendaftarkan diri bagaikan anggota Field Preparation Persiapan Lapangan bentukan tokoh intel Indonesia Kolonel Zulkifli Lubis. Ia diterima dan Sofia diberi tinggi sersan mayor. Begitu juga Wagino Dachrin Mochtar atau yang kian dikenal sebagai Mochtar juga merupakan seorang anggota Field Preparation FP Yogyakarta yang tengah ditugaskan di tempat Karawang-Bekasi.[14] [15] Midah Si Manis Bergigi Mas, mengenai film nan disebut produksi Titien Sumarni Film Coy, bukan ada satu pula referensi lain yang menyebutkan bahwa film ini nikah dibuat.[9] Penghargaan [sunting sunting sumber] 1988 Pen/Barbara Goldsmith Freedom kerjakan Penghormatan Menggambar. 1989 The Fund bagi Apresiasi Kebebasan Berekspresi, New York, USA. 1992 English Centre Award, Great Britain. 1992 Stichting Wertheim Award, Netherland. 1995 Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, and Seni Komunikasi Kreatif. 1999 Doctor Honoris Causa berasal Universitas Michigan. 1999 Chancellorâs Distinguished Honor Award dari Institut California, Berkeley. 2000 Chevalier de lâOrdre des Arts et des Lettres Republic of France. 2000 11th Fukuoka Mujur Culture Prize. 2004 Norwegian Authorsâ Union award kerjakan kontribusinya internal dunia sastra dan perjuangannya bakal kebebasan berekspresi. 2004 Pablo Neruda Award, Chile 2005 Mondial Intellectuals Poll dari Prospect. Lihat pula [sunting sunting sumber] Pramoedya Institute Penghargaan Budaya Asia Fukuoka Referensi [sunting sunting sumber] Indonesia Konsultasi Pramoedya dengan Playboy Indonesia Diarsipkan 2008-02-15 di Wayback Machine. Indonesia Toer, Pramoedya Ananta; Jejak Persiapan, Hasta Mitra, Yogyakarta 2002 ISBN 979-8659-14-7 Pranala luar [sunting sunting perigi] Indonesia Diarsipkan 2010-05-01 di Wayback Machine. Indonesia Pramoedya Ananta Toer Suntuk, Saya Tak Pernah Menyangka akan Menjadi Tua bangka Diarsipkan 2006-05-15 di Wayback Machine. Sinar Harapan Indonesia Pramania Dari Aktivis sampai Selebriti Kompas Inggris Pramoedya Ananta Toer, Visits America and Europe Diarsipkan 2006-01-14 di Wayback Machine. Indonesia Apa Itu Pramoedya? Diarsipkan 2006-09-19 di Wayback Machine. Indonesia Forum sumbang saran tentang Pramoedya Diarsipkan 2006-06-28 di Wayback Machine. Indonesia Ketika-Detik Menjelang Pramoedya Ananta Toer Mengembuskan Napas Terakhir Jawa Pos Indonesia Lagu Darah Juang Iringi Kepergian Pramoedya Diarsipkan 2006-05-04 di Wayback Machine. Tempo Indonesia Obituari Pramoedya Telah Pergi, Berangkatlah Polemik! Diarsipkan 2006-06-18 di Wayback Machine. Kompas Inggris Pramoedya Ananta Toer, 81, Indonesian Novelist, Dies The New York Times Inggris Nobel candidate Pramoedya dies Yahoo News Jepang Koleksi Buku Pramoedya Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine. Indonesia Forum Diskusi Pramoedya Pramoedya Diarsipkan 2008-08-16 di Wayback Machine. Inggris Ananta Toer page [ pranala nonaktif permanen ] Referensi [sunting sunting sumber] ^ Toer, Koesalah Soebagyo; Toer, Soesilo 2009. Bersama Mas Pram memoar dua adik Pramoedya Ananta Toer. Pustaka acuan Populer Gramedia. ISBN 9789799101396. ^ Toer, Pramoedya 1997. Nyanyi Sunyi Koteng Bisu 2 Garitan-gubahan Berpokok Pulau Buru. Lentera. ISBN 9789839960433. ^ Kecuali judul mula-mula, semua judul sudah lalu disesuaikan ke dalam Ejaan Nan Disempurnakan. ^ âFilmografi buat Pramoedya Ananta Toerâ. . Diakses tanggal 2018-08-31 . ^ âPotret Lawas on Twitterâ. Twitter . Diakses tanggal 2018-08-31 . ^ a b c d e âDocuments Filmographie indonĂ©sienneâ. Archipel dalam bahasa Prancis. 5 1 59â102. 1973. doi ISSN 0044-8613. ^ a b c d developer, metrotvnews. âEmpat Film Aklimatisasi Karya Pramoedya Ananta Toer Sebelum Bumi Manusiaâ. Diarsipkan terbit versi tulen tanggal 2022-08-31. Diakses tanggal 2018-08-31 . ^ a b c d âiNews Lifestyle Selain Mayapada Manusia, Ini Karya-Karya Pramoedya yang Diangkat ke Komidi gambarâ. dalam bahasa Inggris. Diarsipkan mulai sejak varian kalis tanggal 2022-08-31. Diakses tanggal 2018-08-31 . ^ a b c d e f âJejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perakâ. Jejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perak . Diakses copot 2018-08-31 . ^ âRindu Berdamai 1955â. . Diakses terlepas 2018-08-31 . ^ Christopher Woodrich. âPower and Adaptation Komidi gambar Adaptations from Novels in 1950s Indonesia Cinema Poeticaâ. intern bahasa Inggris. Diakses rontok 2018-09-01 . ^ âKeadaan Surabaja Gubeng 1956â. . Diakses sungkap 2018-08-31 . ^ âBiola 1957â. . Diakses tanggal 2018-08-31 . ^ âSersan Mayor Bernama Sofiaâ. Historia â Obrolan Perempuan Urban . Diakses terlepas 2018-08-31 . ^ âJalan Tingkatan Sofiaâ. Historia â Obrolan Perempuan Urban . Diakses tanggal 2018-08-31 . {{}}
Cerpen Karangan Nisrina Delia RosaKategori Cerpen Kehidupan, Cerpen Keluarga, Cerpen Mengharukan Lolos moderasi pada 2 October 2019 Dari awal aku menyadari bahwa hidup tidaklah seindah yang dibayangkan. Dan aku tahu bahwa keberadaanku di dunia bukanlah sesuatu yang diharapkan. â sejak menginjak masa pubertas, aku begitu paham apa artinya putus asa terhadap kelemahan diri sendiri â Aku tidak bilang bahwa aku membenci kehidupanku. Tapi, jika kau bilang apa aku tak cukup mensyukuri tentang apa nikmat yang Tuhan berikan pada hidupku, maka aku akan menjawab, ya. Hidup ini menyedihkanâ dan lagi-lagi itu tidak bisa menafsirkan tentang sebesar apa rasa sedihâ yang dapat kalian bayangkan. Bukan tentang anggota tubuh yang tidak lengkap, segala bentuk kekurangan, atau pun dalam kamus anak-anak kebanyakan, keharmonisan keluarga yang berujung pada perceraian. Bukan. Yang menyedihkan adalah karena aku tidak dapat menikmatinya. Aku lahir sebagai satu-satunya anak perempuan di keluarga. Yang paling kecil, paling tidak bisa diandalkan, dan yang paling tertutup. Begitu kontras dengan kedua kakak kembarku yang dengan mudah menambat hati kedua orangtuaku yang sebenarnya tidak terlalu peka masalah isi hati maupun masa depan anak-anaknya. Kedua orangtuaku tidak mau ambil pusing masalah keinginan masing-masing anaknya, hanya berpesan singkat nan lugas, capai apa yang kau inginkan dengan tanganmu sendiri, jangan terus bergantung pada orang lain.â Baik. Aku harap hatiku bisa menerapkannya. Yang mengherankan adalah kenapa kedua kakakku dengan mudah dapat menjalankannyaâ toh, laki-laki memang memiliki kodrat untuk menjadi seorang pendengarâ seperti kata guru-guru di sekolah. Namun apakah dengan semua kenyataan itu, aku dapat mengubah pandangan hidupku terhadap kedua orangtuaku? Yah, hanya saja aku selalu menganggap diriku sebagai ⊠sebuah penyakit. Aku selalu berpikir apakah kedua orangtuaku tidak pernah membutuhkanku sejak awal kelahiranku di dunia. Apakah mereka mengharapkanku, ataukah sekalipun pernah merasa bahagia dengan keberadaanku? Tidak. Meskipun kata-kata itu tak pernah sekali pun terucap dari mulut mereka, aku cukup tahu dengan pandangan mereka terhadap apa yang aku lakukan selama ini. Secara tidak langsungâ tapi aku tahu dalam hati mereka selalu membicarakan semua kekuranganku, keburukanku, atau apapun bentuknya itu, tersirat begitu jelas pada paras mereka yang tiap kali terlihat begitu menyedihkan dalam pandanganku. Aku merutuk. Apakah sebegitu tak dibutuhkannya aku di dunia? Kalaupun yang mereka katakan adalah kenyataan, walaupun yang mereka ucapkan adalah sebuah fakta dasar yang menggambarkan seperti apa perilaku buruk maupun kehidupanku âŠ. tapi bagi seorang gadis yang baru menginjak enam belas tahun, kata-kata itu masih cukup sakit untuk didengar. Well, mungkin begitulah apa yang selama ini kupikirkan. Hari itu adalah awal dari segala hal yang mengubah pandangan hidupku. Hari itu adalah pernikahan Rafka, salah satu kakak kembarku, setelah kelulusannya dari universitas tekniksi setahun sebelumnya. Dengan wajah bahagia dia menggandeng pasangan hidupnya yang hari itu resmi menjadi istrinya. Aku menonton pada kejauhan, menatap seperti apa kebahagian yang tergambar pada paras tampannya. Dia menyalimi sanak keluarga, ayah ibu, sampai semua kerabat dan kenalan yang menyaksikan janji pernikahan mereka. Aku duduk termanggu pada sebuah bangku di dekat pohon rindang yang dulu ditanam sejak pertama keluarga ini dibentuk. âSacha?â Rasya, dengan baju formalnya, mengahampiriku yang masih sibuk menggeliat memperhatikan serbuk kering yang satu persatu rontok dari dahan kecil dandelion yang bermekaran di rerumputan. Duduk di bangku kayu di depannya, aku mememperhatikan Rasya yang sudah duduk di sesebelahku seraya menyeruput kopinya, menghembuskan asapnya, menyesap aromanya perlahan. Aku memperhatikan dari situ. Dia tampak menerawang memperhatikan awan yang berdayun merombak jalan di dasar biru langit jauh sana. Dia menoleh. âTidak terasa, ya. Padahal baru kemarin rasanya lulus SMP, tiba-tiba sekarang Rafka sudah menikah,â dia tertawa memperhatikan deret gigi putihnya. Begitu manis. Tapi aku tahu dia menyiratkan kekecewaan dari dasar matanya. Dia pasti merasa sudah terdahului. Aku lantas tersenyum mendengar perkataannya. Merespon singkat, padat. âYa, tidak terasa.â Wangi bunga matahari yang baru mekar menyerbak di sekitar, menggelitik aroma hidung, membuatku sejenak terlena sebelum akhirnya menjawab pernyataan kecilnya. Aku tersenyum seraya menatapnya lamat, cukup lamaâ sama-sama menjejerkan deretan gigi putih meniru apa yang dia lakukan dengan jawabannya. âApa kau tidak ingin menikah juga, Rasya?â tanyaku penuh selidik, sedikit tergelitik. Dia lantas tertawa dengan sekenannya, masih menganggap apa yang aku katakan hanyalah sebatas guyonan anak kecil. Sedetik senyumnya memudar, balas menatapku. ââŠaku belum terpikirkan masalah itu, Sacha. Aku harap aku bisa bekerja terlebih dahulu sebelum memiliki keluarga.â Hening. Suasana begitu lengang hingga suara angin pun dapat terdengar. Lembayung sore mulai menerpa, semua tamu resepsi mulai bergilir pulang, mengucapkan selamat, menyalami mempelai, atau foto bersama. Beberapa sepupuku sedang membagikan souvenir di meja penyambutan tamu. Aku terdiam mendengar jawabannya. Ya. Mungkin hal yang sama akan terjadi padaku. Pernahkah kalian berpikir, apa arti sebuah keluarga bagi kalian? Bagiku keluarga adalah ⊠âRasya, apa menurutmu Rafka akan lebih bahagia dengan keluarga barunya?â Rasya menatapku yang sudah memandangnya dengan rasa penasaran, menunggu setiap kemungkinan jawabannya. Dia berhenti dengan kopinya, menatapku, mulai menjawab sekenannya. âRafka sudah memilih jalan hidupnya, Sacha. Dia sudah memilih wanita untuk jadi pendamping hidupnya. Sama seperti ayah dan ibu ketika mereka menikah dulu ⊠Ketika mengikrarkan janji pernikahan, maka detik itulah, sepasang orang yang saling mencintai akan memulai hidup baru. Kita akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga yang kau ciptakan dengan orang yang kita cintai dibanding dengan keluarga tempat kita dulunya lahir. Kau juga akan merasakannya suatu hari nanti, Sacha.â âApa aku akan bahagia dengan itu?â âYa, Sacha. Kau akan bahagia.â Aku membisu. Sekarang yang menggerogoti pikiranku adalah ⊠apa sebenarnya guna kebersamaanmu dengan keluarga tempatmu dilahirkan jika pada akhirnya kau akan berpisah dengan semua itu dan mulai hidup bersama orang lain? Maksudku, aku tidak membenci kehidupanku yang sekarang. Tapi bukan berarti aku menyukainya. Aku tahu, seburuk apapun hubunganmu dengan orangtuamu, pasti masih ada rasa sayang yang akan orangtua berikan kepadamu. Kalau tidak, kenapa kau bisa hidup sampai sekarang, bisa menjalani hari layaknya anak normal, dan menikmati setiap lika-likunya tanpa sedikitpun beban? Kecuali jika orangtuamu mengalami sedikit gangguan otakâ benar-benar hanya menganggapmu sebagai sebuah hama yang tidak berguna dan perlu disingkirkan. Apalagi ketika kau harus merasakan segala makian dan amarah yang orangtua berikan padamu. Rasanya sesak, dan ingin mati saat itu juga. Hanya karena sebuah kesalahan kecilâ sebagianâ yang mungkin dianggap sepele, atau memang kenyataannya masalah serius yang tak termaafkan sekali pun. Sifat orangtua masing-masing individu itu berbeda. Ada yang tidak pedulian, sabar, dan ada pula yang tak segan akan bermain tangan. Orangtuaku adalah tipe yang pertama. Walaupun rasanya aku seperti anak tak dianggap keberadaannyaâ yang malah menjerumuskan diriku sendiri untuk melakukan hal-hal negatif dan kenakalan lainnya, aku menyadari satu hal penting lainnya; bukan berarti orangtuaku membenciku. Tapi karena mereka percaya bahwa aku bisa menyelesaikan semuanya. Aku begitu teringat ketika aku mengalami kecelakaan sekitar empat tahun lalu. Saat itu aku terlindas mobil, kakiku patah, untungnya masih bisa disembuhkan. Aku koma selama dua hari. Dan ketika aku bangun ⊠kau tahu apa yang kudapatkan? Tangisan pilu ibuku yang sibuk mengaitkan jemarinya pada tanganku; seolah tak mau lepas, begitu menggenggam tanganku erat dengan setitik air mata yang mengalir deras membasahi wajah berpeluhnya. Aku terpana. Bagiku itu adalah kali pertama ibu memperlihatkan kelemahannya di balik wajah tegas dan tidak pedulinya. Begitu rapuh; mengiba-iba memintaku tetap di sisinya seolah-olah detik itu aku akan pergi dari sisinya untuk selamanya. Dia menggumamkan namaku berulang kali. âSacha ⊠jangan pergi ⊠jangan pergi, Nak. Ibu berkata kasar bukan berarti membencimu. Ibu mencintaimu lebih dari apapun. Maafkan Ibu.â Tangisan yang penuh sesal itu sukses melumpuhkan hati dan perasaankuâ sambil menangis di tengah kesadaran yang menipis, aku menyebut namanya, berulang kali, melakukan hal yang sama padanya. Aku menggengam erat tangannya, menggumamkan sederet kata di tengah isakan pedih hatiku yang terasa sesak. Tidak! Aku tidak mau pergi. âSacha gak akan pergi ke mana-mana, Bu ⊠janji.â Bahkan aku bisa mendengar isak tangis Rasya yang terdengar sama-samar dan desahan khawatir Rafka di sebelahnya. Juga ayah, yang sama samarnya terlihat memandangku dengan perasasan pilu dan bersalah. Nostalgia sederhana yang setiap mengingatnya, membuat pandangan burukku kepada mereka yang selama ini kuanggap tidak menghargai keberadaanku lenyap seketika. Detik itu aku menyadari satu hal; bahwa keluargaku begitu mencintaiku. Keburukan maupun kelebihannya. Satu keburukan tidak sebanding dengan berjuta kasih sayang yang akan aku dapatkan di kehidupanku bersama mereka. Aku mencintai keluargaku dari sisi baiknya. Walau kadang membuatku benci, menangis, dan marah pada diri sendiri; keluargaku adalah keluarga terbaik dan teristimewa sepanjang masa yang sekalipun tak akan pernah dua kali aku dapatkan. âSacha, Rasya!â Benar, kan? Suara lengkingan Ibu dari kejauhan memecah lamunanku. Ibu melambaikan tangan, masih meneriaki kami, dari kejauhan altar pengantin. Seorang fotografer dengan wajah jutek ikut menunggu kedatanganku dengan Rasyaâ sepertinya sesi pemotretan sudah masuk giliran sesi pemotretan keluarga. Aku segera menatap Rasya yang tak kalah terlonjakâ tersedak minuman hitam yang sedari tadi sibuk diseruputnya. Untung dia membawa selembar sapu tangan pada kantung jasnya, segera menyambarnya dan mengelap ujung mulut yang tercecer kopi. Dia terbatuk, menatap ke arahku. âUkh, sepertinya Ibu memanggil, Sacha. Kita harus segera ke sana,â Aku menanggapinya dengan seulas senyum yang sama; menuruti langkahnya menuju ke altar pengantin untuk melakukan sesi pemotretan sekeluarga. Tapi sebelum langkah kami benar-benar sampai pada tempat di mana Ibu meneriakkan nama kami, aku berkata dengan nada pelan yang mungkin hampir tidak didengar. Rasya menolehkan kepala tanpa menghentikan langkahnya. âAku harap aku bisa menemukan kebahagiaan yang tak kalah besar bersama keluarga yang akan kubuat di masa depan nanti.â â selesai. Cerpen Karangan Nisrina Delia Rosa Blog / Facebook Nisrina Delia Rosa Cerpen Keluarga dan Arti merupakan cerita pendek karangan Nisrina Delia Rosa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Nepotisme Tingkat Fasik Oleh Faz Bar Pertanyaan itu sulit untuk dijawab pasti. Biarpun sudah ditemukan jumlah spesifiknya, kebenaran tentang total dari suku bangsa di negeri kepulauan raksasa ini masihlah menjadi misteri besar yang belum bisa Melatonin Oleh Hendra L Aku terbangun. Di tengah heningnya malam, tanpa tahu apa yang akan kulakukan sampai melihat matahari terbit. Jadi aku melangkah ke meja laptop, membukanya, dan melanjutkan menulis. Dinginnya subuh membuatku Anakku Yuda Yang Lucu Oleh Antok Ini kejadiannya hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2013, tapi sayangnya aku tidak lihat sendiri karena Senin malam aku pergi untuk menjalankan tugas Ronda Malam Selasa di kampung asalku di Cermin Oleh Dwi Surya Ariyadi Aku berdiri di depan sebuah cermin. Cermin sebesar setengah badan yang tergantung di dinding putih. Ku lihat orang lain berdiri di seberang sana. Menatapku dengan sorot mata penuh seribu Nenek, Aku Minta Maaf Oleh Kania Puspita Dewi Kring.. Kring.. kring. Bunyi alarm itu membangunkan seorang gadis yang sedang tertidur lelap di kamarnya. âArgrhh! Sudah jam berapa ini? Nenek! Kenapa kau tidak membangunkanku? Ini sudah jam 7.â âHai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?â "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
- Cerita Singkat Tentang Keluarga ini berjudul Duka Mengawali Suka. Ditulis Siti Fatonah - Guru SD Muhammadiyah Metro Pusat. Salah satu contoh cerita pendek atau cerpen tentang duka yang berujung suka atau kebahagiaan. Berikut cerita singkat tentang keluarga tersebut yang bisa kita nikmati Duka Mengawali Suka - Cerita Singkat Tentang Keluarga Cerita Singkat Tentang Keluarga Malam itu, masih lekat dalam ingatanku. Seisi ruang keluarga beratap bambu begitu hening. Dinding-dinding reot rumah ikut mendengar keputusan bapak yang tak mampu kutolak. Derai buliran air mengalir di sudut kedua bola mataku. Keputusan bapak tak bisa ditolak. Aku tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi begitu memukulku. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tiba-tiba hilang dari harapku. Bukan tanpa alasan bapak memutuskan hal itu. Kesulitan ekonomi diawal krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia, sangat berimbas pada kondisi keuangan keluargaku. Untuk membiayai pendidikan ketujuh anak, bukanlah sesuatu yang mudah. Kedua kakakku yang lebih dulu kuliah, harus menyelesaikan pendidikan. Apapun konsidinya. Begitu keputusan bapak. Sementara kakak ketiga dan aku, terpaksa harus mengubur asa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mengingat masih ada ketiga adikku yang harus meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya. Apa mau dikata, keputusan bapak harus aku terima. Malam itu, kusimpan rapi ijazah dan danem terbaik yang kuperoleh di Madrasah Aliyah Negeri di kotaku. Berharap suatu hari kugunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Keputusan bapak begitu berat aku terima. Keinginan menjadi guru matematika seketika kandas dalam asa. Hari-hari begitu berat aku lalui. Kepercayaan diri yang kumiliki selama ini tiba-tiba luruh bersama terkuburnya keinginan untuk bisa kuliah. Meski berat, aku harus belajar berlapang dada. Menerima takdir tak mampu melanjutkan pendidikan. Baca Juga Kumpulan Puisi Dendam dan Amarah Jiwa Cerita Singkat Tentang Keluarga Setiap hari, rutinitas yang kulakukan hanya seputar memasak, mencuci, menyapu, membersihkan atap-atap rumah yang digelayuti oleh sarang laba-laba, mencuci piring, dan menyetrika. Selain rutinitas tersebut, aku belajar menyulam pada ibuku. Kegiatan menyulam membantuku menghilangkan keputusasaan. Terus begitu. Setiap hari. Apa boleh dikata. Selain menyulam, kegiatan lain yang tak luput adalah membaca buku disunyinya malam. Tema-tema sejarah Islam yang aku gandrungi menjadi bacaan wajib. Bukan tanpa sebab. Hanya koleksi buku sejarah Islam yang banyak dimiliki bapak. Tak apalah. Dengan membaca buku-buku tersebut, wawasanku bertambah. Selain buku sejarah Islam, novel-novel roman picisan menjadi buku bacaan rutin menemani hari-hariku. Meski untuk membacanya aku harus sembunyi-sembunyi dari pengawasan bapak. Beliau melarang kami membacanya, khawatir berpengaruh buruk bagi perkembangan putra-putrinya. Persis sembilan bulan berlalu. Harapan untuk melanjutkan pendidikan makin jauh menghampiriku. Kondisi ekonomi keluarga kami tak kunjung membaik. Melihat mamak setiap hari memutar akal agar anaknya bisa tetap makan membuat hatiku makin tidak tega. Boro-boro untuk kuliah. Untuk makan sehari-hari saja kala itu kami kesulitan. Perasaan putus asa tidak bisa melanjutkan pendidikan, tidak hanya terjadi padaku. Kakak ketiga yang akrab aku sapa dengan panggilan mbak, harus rela tak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sampai suatu hari, mbak memutuskan untuk menerima pinangan pemuda desa yang amat mencintainya. Diusianya yang kedua puluh tahun, ia memutuskan untuk menikah dengan pemuda pilihannya. Pernikahan mbak dilangsungkan cukup sederhana. Menghadirkan seluruh kerabat bapak dan mamak dari berbagai daerah. Tetangga kiri kanan turut berduyun-duyun menghadiri pernikahan, mengingat mbak memang sangat dekat dengan masyarakat. Pribadinya yang humble, membuat ia begitu dekat dengan masyarakat sekitar. Di antara kerabat yang hadir pada resepsi pernikahan mbak, ada sosok yang perlahan mendekatiku. Baca Juga Puisi Tentang Perasaan Yang Terpendam Terbaik Bagiku, ia tidak asing lagi. Sejak aku kecil, sosok pria berbadan tegap itu begitu menyayangiku. Tepat di depanku, sosok yang tidak lain adalah pamanku lirih berucap âNduk, apa kabar?â. Tanya paklek. âBaik Paklek,â jawabku tak kalah lirih. âOpo enggak pengin kuliah?â tanya paklek mengejutkanku. Luapan emosi sekian bulan tersimpan, yang selama ini membuat dadaku sesak, membuat air mataku mengalir deras. Tak menyangka, paman menanyakan hal tersebut. Seketika aku menangis. Merasakan begitu dasyat pengaruh ucapan paman. Ia mampu membangkitkan keinginanku untuk kuliah dengan satu pertanyaan sederhana. âNduk, kok ditanya malah nangis?â paman kembali bertanya. âNgih Paklek, kulo pengin sanget kuliah, tapi bapak enggak punya biaya,â jawabku sambil menangis. Paklek berusaha menenangkanku. Memintaku untuk segera menyeka air mata. âNduk, tetaplah yakin karo seng gawe urip,â jelas paklek. âTeruslah berdoâa. Minta pada-Nya, apapun yang ingin kau minta. Setiap Allah kasih kesulitan, Allah pasti memberikan kemudahan.â imbuh paklek. âBacalah penggalan ayat tersebut setiap saat, terutama saat berdoâa, insyaallah hati bapakmu terbuka,â terang paklek mengakhiri ucapannya penuh keyakinan. âNgih Paklek, maturnuwun untuk nasehatnya,â jawabku singkat. Tak terasa, senja datang. Resepsi pernikahan mbak usai. Tamu undangan dari keluarga dan tetangga sekitar kembali ke rumahnya masing-masing. Tak terkecuali paklek beserta keluarganya. Gelaran resepsi pernikahan mbak, menjadi titik balik kejumudan pemikiranku. Keputusasaan yang selama ini menghantui pikiranku, tiba-tiba hilang karena pesan singkat paklek. Keyakinan akan bergilirnya kesulitan menjadi kemudahan meresap kokoh pada pikiranku. Sejak saat itu, disetiap sujud, aku bersimpuh lama. Memohon pada-Nya untuk membuka hati bapak, agar mengizinkanku kuliah. Tak lupa lantunan ayat innamaâal usri usro wa innamaâal usri usro selalu kubaca. Hari itu, selepas maghrib. Bapak memanggilku. Seperti biasa, mamak selalu duduk disebelah menemani bapak, meski hanya sekedar menemani minum kopi kesukaannya. Aku mendekati bapak penuh ragu. Rasa takut tiba-tiba membuat nafasku sesak. Khawatir bapak marah karena perilaku keseharianku di rumah. Baca Juga Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen Cerita Pendek Cerita Singkat Tentang Keluarga âSini, duduk dekat Bapak,â ujar bapak memintaku. âNgih Pak,â jawabku singkat. âNduk, masih pengin kuliah?â tanya bapak. Seketika aku mendongak, mengangkat kepala yang sedari tadi tertunduk. Terkejut bukan main mendengar pertanyaan bapak. âNgih Pak, kulo pengin sanget kuliah,â jawabku. âYa wes Nduk, daftar sana kuliah bareng Mas ama Mbakyumu di Metro,â terang bapak. âPak, kulo kuliah teng Universitas Lampung ngih. Kulo pengin jadi guru matematika,â pintaku pada bapak. âOra usah nduk,â jawab bapak singkat. âKuliah wae nang Metro, ambil pendidikan agama Islam, sok neng akhirat seng ditanya malaikat iku shalatmu, bukan akar 25 ki piro,â imbuh bapak menjelaskan panjang lebar. âBapak mengizinkan kamu kuliah, tapi kudu neng sekolah agomo. Lek ora, Nduk ora usah kuliah,â terang bapak padaku. Begitulah bapak. Tidak banyak bicara. Apa yang menjadi keputusannya harus disetujui oleh anak-anaknya. Aku terdiam. Merenungi apa yang baru saja bapak jelaskan padaku. Pada hakikatnya, menurut bapak, ilmu yang wajib dicari di dunia adalah ilmu agama. Kelak, ilmu agama akan mengarahkan manusia pada jalan yang lurus. Ilmu agama membawa manusia mengenal tuhannya lebih dekat. Ilmu agama pula yang mengajarkan manusia untuk mempelajari perintah dan larangan tuhannya. Begitu bapak menjelaskan padaku. âPiye nduk,â tanya bapak membuyarkan lamunanku. âArep kuliah nang Metro opo ora?â tanya bapak mencoba menegaskan. âNgih Pak,â jawabku. âKulo purun kuliah teng Metro dan mendet jurusan PAI,â imbuhku meyakinkan bapak. âTidak apalah, yang terpenting aku bisa kuliah,â bisikku dalam hati. âYa wes. Siap-siap bulan depan daftar karo Mbakmu. Kuliah nang Metro sopo ngerti ketemu jodoh nang kono,â jawab bapak sembari bercanda. âLek nduk nang kene wae, engko gor ketemu jodoh tukang belet,â kata bapak lagi. Baca Juga Tips Agar Cerpen Menarik Untuk Dibaca Rupanya, kini aku baru menyadari. Bapak yang terkesan begitu kaku, setiap hari mengamatiku. Bapak tahu betul bahwa putri keempatnya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Sehingga walau kondisi keuangan bapak belum juga membaik, melihat kesungguhanku, bapak memutuskan agar aku melanjutkan kuliah. Semua persiapan yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah selesai kusiapkan. Ijazah, danem, fhoto, dan surat keterangan berprestasi kusimpan rapi pada map folio. Hari yang kunanti sejak lama, akhirnya tiba. Setelah memenuhi serangkain syarat masuk PTAIN, aku dinyatakan lulus tanpa tes. Berbekal ijazah dan nem terbaik hasil di MAN, aku tidak perlu mengikuti tes tertulis maupun tes lisan. Alhamdulillah. Aku menjadi mahasiswa. Proses pergiliran kesulitan yang Allah SWT berikan, berganti kemudahan. Duduk dibangku kuliah dan menyandang predikat mahasiswa, mengembalikan kepercayaan diriku. Saat bertemu teman SMA, aku tak lagi malu. Dulu, saat tidak kuliah, bila bertemu teman-teman SMA, aku memilih bersembunyi. Bukan tanpa alasan hal tersebut aku lakukan. Mereka sering mengejekku. Masak bintang kelas enggak kuliah. Begitu mereka menghardikku. Fase baru di bangku perkuliahan aku lalui. Berkutat dengan mata kuliah, tugas mandiri tak membuatku puas begitu saja. Untuk mengembangkan diri, aku bergabung dengan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Pergerakan mahasiswa tahun 1998 membawa arus reformasi sangat menarik perhatianku. Hunting buku, bedah buku, demonstasi, diskusi, debat menjadi hal yang sangat aku gandrungi. Entah berapa banyak kuhabiskan uang jatah bulanan untuk membeli buku. Aku lebih memilih membeli buku dan rela makan sehari satu kali, daripada tak memiliki buku yang aku inginkan. Tak heran, jika buku-buku berjajar di ruang belajar yang sekaligus menjadi kamar kostku. Kegemaranku membaca buku seolah menemukan muara. Koleksi buku yang setiap bulan kubeli, menjadikan hobi membacaku makin merajalela. Sepulang kuliah, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar kost sederhana milikku. Baca Juga Cara Mengirim Cerpen ke Media Cetak Membaca lembar demi lembar buku yang sangat memicu rasa penasaranku. Sembari membaca, aku selalu mencatat apa-apa yang belum aku fahami pada kertas kecil. Catatan-catatan kecil yang belum aku fahami, keesokkan hari, aku tanyakan pada kakak-kakak senior di kampusku. Rupanya, pertanyaan-pertanyaan yang kerap aku ajukan pada kakak-kakak senior di kampus, mengundang perhatian beberapa senior kampus di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa UKPM. Karena sering berdiskusi, bertukar pikiran, ketertarikanku tertuju pada kegiatan jurnalistik yang ada di kegiatan pers mahasiswa kampusku. Kebiasaan membaca dan menulis disepinya malam sejak duduk dibangku sekolah menengah amat membantuku beradaptasi di lingkungan pers mahasiswa. Berbagai pelatihan jurnalistik kuikuti dengan hikmat. Tugas-tugas reportase dan menulis laporan pasca peliputan menjadi rutinitas tambahan selain berjibaku dengan tugas mandiri di bangku perkuliahan. Terjun ke daerah-daerah peliputan menjadi pengalaman menarik yang sulit dilupakan. Jauhnya jarak, terjalnya jalan, sulitnya menembus narasumber, sampai berjalan kaki menjadi bekal tersendiri, kelak. Yang aku yakin pada suatu saat, proses ini akan menjadi bekalku saat terjun di masyarakat. Sejak bergabung pada unit kegiatan pers mahasiswa di kampus, hampir setiap hari setelah kelas reguler perkuliahan, kuhabiskan waktu di maskas besar untuk membahas tema-tema yang akan dimuat pada setiap penerbitan. Unit kegiatan pers di kampusku memiliki majalah yang terbit setiap semester. Majalah tersebut diberi nama Majalah Kronika. Kronika merupakan akronim dari kreasi, inovasi dan komunikasi mahasiswa. Kehadiran majalah Kronika diharapkan mampu menjadi wadah mahasiswa berkreasi, berinovasi dan menjalin komunikasi pada level kampus dan masyarakat luas. Baca Juga Cara Menulis Cerita Pendek Cerpen Bagi Pemula Selain itu, majalah Kronika diharapkan mampu menjadi media untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagai agen kritik, agen perubahan dan agen kontrol. Selain juga sebagai sarana dakwah pada warga kampus. Berjibaku menyelesaikan tugas penulisan di setiap rubrik majalah, secara tidak langsung memberikan bekal kemampuan menulis padaku. Tugas-tugas mandiri di kelas menjadi mudah dikerjakan. Menulis skripsipun tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit. Rupanya, aktif di lembaga pers kampus, manfaatnya langsung dapat dirasakan saat menulis tugas perkuliahan. Disamping menjadi sarana mengembangkan potensi diri, aktif pada kegiatan kemahasiswaan langsung dapat dirasakan manfaatnya. Menjelang masa purna sebagai pemimpin umum di lembaga kegiatan pers mahasiswa, manfaat lain yang langsung aku rasakan adalah bertemunya aliran hati pada muara kasih. Kehadiran sosok pemuda berkulit putih, berperawakan tinggi amat menarik perhatianku. Sosok itu begitu dingin. Namun mampu meluluhkan sukma. Tak ada lagi alasan bagiku untuk tidak bersyukur. Dipenghujung masa perkuliahan dan diakhir masa purna sebagai pemimpin umum, ketemukan satu muara kasih, tempatku bersandar hingga usia tua menjelang. Perkenalan itu begitu singkat. Mengikat dua manusia pada janji suci sehidup semati. Sehingga disuatu sore, saat mentari beranjak dari peraduaan, bapak bernafas lega. Kini, satu dari kelima putrinya, menyelesaikan kuliah dengan predikat tercepat dan bertemu imam dalam hidupnya. Saat itu, lirih bapak berpesan âNduk, bapak hanya mampu mengantarmu sampai jenjang strata 1.â Ucapnya sembari tertunduk. âBapak tidak mampu mengabulkan keinginanmu ke jenjang strata 2. Esok, suamimulah yang akan membawamu ke jenjang itu,â imbuh bapak mengakhiri perkataannya. Baca Juga Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan Cerpenis Pemula Itulah cerita singkat tentang keluarga yang diceritakan tentang kedukaan dan berakhir ke suka citaan. Semoga cerita singkat tentang keluarga ini menjadi cerita pendek yang menginspirasi kita semua. Terimakasih sudah mampir dan membaca. Sampai bertemu di lain cerita. Salam.
Karya sastra mahasiswa ini banyak menceritakan tentang situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, yaitu kehidupan bermasyarakat di tengah wabah virus korona dan bagaimana masyarakat itu menyesuaikan diri. Untuk itu, buku kumpulan karya sastra ini diberi judul Episode Satu Babak, Covid-19, dan Banjir Kiriman Kisah Lainnya. Judul buku tersebut mengacu pada judul cerpen dan puisi yang dianggap dapat mewakili kondisi saat ini, walaupun semua karya sastra di sini secara kualitas baik. Buku ini secara keseluruhan memuat 36 cerita pendek, dan puisi berjumlah 71 karya. Semoga buku kumpulan karya sastra mahasiswa PGSD angkatan 2016 ini berdaya manfaat untuk diri mereka sendiri ketika kelak menjadi guru dan adik-adik kelas sebagai bahan bacaan dan pembelajaran.
cerpen 10 lembar tentang keluarga