Dalamdongeng ini dapat kita contoh kecerdikan si kancil dalam mencari ide, yakni berfikir sebelum bertindak dan sesuatu permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya asal kita
Postingpada bahasa ditag amanat dongeng si kabayan ngala tutut asal usul lembang buatlah cerita pendek bahasa sunda buku dongeng sunda pdf cerita asal usul kota bandung cerita rakyat jawa barat lutung kasarung cerita rakyat jawa barat sangkuriang cerita rakyat jawa barat singkat cerita rakyat jawa barat situ bagendit contoh dongeng
Alur Alur termasuk unsur yang sangat penting di dalam cerpen. Alur harus ada di dalam cerpen karena ini akan menentukan jalannya cerita dalam cerpen yang hendak kamu buat. Ada beberapa tahapan alur yang harus ada dalam sebuah cerita, seperti pengenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks, dan tahap penyelesaian.
الخميس أغسطس 04, 2022 . london press. blog. MENU Toggle navigation
Kancildan penjaga ladang / diceritakan kembali oleh Rahimidin Zahari ; ilustrasi oleh, Jaafar Taib ; alih bahasa, Muhamad Ilyasa; penyunting, A.G. Adil; Kancil belajar terbang / penulis, Imam Kr. Moncol; Kancil dan telapak harimau / penulis, Imam Kr.Moncol
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Dongeng Bahasa Sunda Si Kancil Jeung Siput – Al Quran Sunda – Suatu hari Sakadang Peucang Sarta Siput terlihat sangat mengantuk. Matanya terasa terlalu berat untuk dibuka. “Aaa….rrrrgh,” burung peucac itu memandangi matanya dari waktu ke waktu. Karena hari itu cerah, petani merasa tidak enak jika mencoba mulai berjalan di hutan untuk mengusir tidurnya. Sampai di puncak sebuah gundukan, Siput dan Bekicot bernyanyi dengan bangganya “Wahai kalian yang tinggal di hutan, menurutku binatang-binatang yang paling cerdas, pandai dan bernyanyi di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kecerdasanku. . . “Dengan sabar bersandar, Peucang pun mulai mengendap keluar dari pasir. Ketika dia sampai di sungai, dia bertemu dengan seekor siput. “Halo merak!” tanya siput. “Mengapa kamu menelepon? Apakah kamu senang?” tanya siput. “Tidak, saya hanya ingin semua orang yang tinggal di hutan tahu bahwa saya adalah hewan yang siap, siap, siap,” jawab lelaki tua itu dengan Tokoh Dalam Cerita Dongeng si Kancil Dan Buaya’, Materi Kelas 3 Sd Tema 2Siput “Sombong sekali kau Peucang, akulah binatang yang paling pintar di hutan ini” kata si Siput. “Hahahaha……., bukan tidak mungkin”, tawa Peucang.“Ajang ini akan membuktikan itu, bagaimana jika besok pagi kita mengadakan lomba lari?” menantang sekrup “Saya setuju, saya menerima tantangan Anda,” jawab Peucang. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk melakukan balapan di pagi kematian Peucang, siput segera mengumpulkan teman-temannya. Dia berdoa memohon bantuan saat teman-temannya berbaris dan bersembunyi di lapangan, dan menjawab saat pelatih hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, dan siput serta peluru siap untuk memulai kompetisi. “Seberapa siapkah kamu untuk berlari bersamaku?” tanya pria tua itu. Siput menjawab, “Ayo kita lakukan, dan aku pasti akan menang.” Kemudian siput meminta Peucac untuk berlari dan memanggilnya hakim sampai siput itu Dongeng Dalam Bahasa Sunda Dan Terjemahannya Ideas In 2021Peucang memilih kuah, merasa akan menang. Setelah beberapa langkah, peucang berkata kepada siput. “Cargol… apakah kamu sudah datang ke pernikahanmu?” kata peucac. “Kami di depanmu!” teriak siput. Peucang kaget dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian dia memanggil siput lagi, dan siput menjawab dengan lagu yang sama. Aku mendahuluimu!”Akhirnya merak lari, tapi setiap kali dia menyuruh siput, dia selalu bilang dia ada di depan merak. Dia berkeringat, kakinya terasa lemas dan dia sesak napas. Peucang kemudian berlari, hingga akhirnya melihat ujung barisan. Wajah lelaki itu sangat sedih, karena ketika dia mengetuk gerendel, tidak ada jawaban. Peucang merasa unggul dalam lomba pelikan pun terkejut, karena dia melihat siput itu duduk di atas batu di dekat ujungnya. “Hei peucang, kenapa lama sekali? Aku sudah di sini sejak kemarin!” teriak siput. Dengan kepala tertunduk, pria itu berjalan ke sekrup dan melemparkan kekalahannya. “Jangan sombong, kamu memang pintar dan pintar, tapi kamu bukan yang terpandai atau terpintar,” kata siput. “Ya, maaf aku siput, aku tidak akan bicara lagi” kata peucang. Salah satunya adalah karakter yang bisa teman-teman pelajari dari dongeng Si Kancil dan Buaya’ pada materi semester 2 SD dongeng terdapat berbagai unsur yang dibentuk seperti tema, latar, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, cerita dan juga Intrinsik Dan Ekstrinsik Dalam Cerita RakyatUntuk mempelajari tentang karakter dan penokohan, teman-teman dapat menonton dongeng dan mencoba menemukan semua karakter dan suara dari perut Kancil. Kancil terbangun dari tidurnya. Perutnya sangat lapar, setelah seharian bermain dan akhirnya tertidur di Kancil membayangkan timun, makanan kesukaannya. Ladang mentimun bermekaran di seberang sungai. Kancil ingin mengumpulkan mentimun dari kebun, tetapi Kancil bingung mencari cara untuk menyeberangi sungai. Sementara itu, banyak buaya yang hidup di sungai.“Apakah kamu tidak lapar? Kudengar ada banyak daging segar siap makan di seberang sungai, kenapa kamu tidak pergi?” Kancil Ciung Wanara Dan Unsur Intrinsiknya bahasa Indonesia & SundaKancil terus melompat ke punggung buaya. Hingga akhirnya si Kancil sampai di seberang sungai dan berterima kasih kepada para buaya atas rusa juga merupakan orang yang tidak menepati janjinya karena sebelum melintasi punggung buaya, hewan tersebut berjanji untuk mengambil Juga Jawab Soal-Soal Teks Hutan Mangrove, Sabuk Hijau Pelindung Pantai’, Materi Semester 2 Kelas kunjungi dan baca artikel tutorialnya untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuan. Belajar lebih cerdas bersama dunia pendidikan anak usia dini Indonesia. Membacakan dongeng anak bisa mendatangkan banyak manfaat. Ya, bu, dongeng bukan hanya menyenangkan, tetapi juga cara mudah untuk memberikan pesan yang baik kepada Dongeng Pendek Yang Mendidik Untuk Pengantar Tidur Si KecilTidak hanya itu, membacakan cerita atau cerpen juga dapat meningkatkan bonding dengan anak dan menumbuhkan minat baca hari, kelinci melihat kura-kura berjalan lambat. Kelinci menertawakan kura-kura dan berkata, “Kamu berjalan lambat! Hahaha.”“Temanku, sepertinya kamu sangat bangga dengan kecepatanmu. Jadi, ayo balapan dan lihat siapa yang paling cepat,” kata Kura-kura. Kelinci dan kura-kura juga bersaing. Kelinci berlari sangat cepat dan beberapa saat, kelinci menoleh untuk melihat di mana kura-kura itu berada. Berbalik, kura-kura itu berjalan sangat lambat dan berada jauh di Dan S Sast A Dalam Gunti Gan = ., Nomor 129 April Pdf Download Gratis“Butuh waktu lama bagi kura-kura untuk mencapaiku,” pikir Kelinci. Kelinci berpikir untuk tidur siang di bawah Kelinci akhirnya bangun, dia terkejut melihat Kura-kura sudah sangat dekat dengan gawang. Kelinci segera bangkit dan usahanya sia-sia. Kura-kura memenangkan perlombaan. Kelinci sangat kecewa dan harus mengakui bahwa kura-kura adalah dongeng anak pendek di atas, jelaskan kepada anak bahwa kita tidak boleh memandang rendah orang lain atau bangga dengan kemampuan kita. Dongeng dengan tokoh utama Kancil yang cerdas ini selalu bisa menghibur para pembaca. Karakter Kancil yang jenaka membuat ceritanya menarik dan membuat penasaran. Dalam beberapa dongeng, Si Kancil selalu mengawasi ketika ada masalah yang harus Konteks Pengetahuan Dan Ekspresi Budaya Tradisional Berbasis Muatan Lokal Provinsi Jawa BaratKancil juga dikenal karena kemampuannya melepaskan diri dari pemangsa. Masuk akal jika makhluk tanah liat itu mencoba mengecoh musuhnya. Harimau, beruang, dan buaya adalah beberapa hewan predator yang berhasil ia bunuh. Kecerdikan Kancil inilah yang membuatnya populer di kalangan Kancil adalah sejenis dongeng yang tak lekang oleh waktu. Banyak jenis buku dongeng selalu memuat satu atau dua cerita tentang makhluk pintar ini. Juga, banyak orang tua menceritakan kisah itu kepada anak-anak mereka. Be Kancil tidak pernah melupakannya sampai spiritual Konsili selalu berharga. Oleh karena itu, dongeng ini sangat baik dijadikan sebagai bahan bacaan bagi anak-anak. Karena dari sejarah mereka bisa belajar nilai mulai menceritakan beberapa cerita kancil, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian dari dongeng. Apa perbedaan antara dongeng dan legenda atau jenis cerita lainnya? Padahal, ada banyak jenis cerita yang kita dengar dari generasi ke generasi. Legenda, cerita rakyat, mitos atau cerita mitis, dan fabel semua tampaknya milik Buku Dongeng Sunda Harga Terbaik & Termurah Desember 2022Pengertian dongeng adalah cerita yang diceritakan secara turun-temurun yang sebenarnya tidak terjadi. Cerita-cerita tersebut biasanya berasal dari kelompok masyarakat tertentu, berkaitan dengan suatu daerah tertentu, berkaitan dengan kepercayaan tertentu dan bersifat dengan keragaman budayanya memiliki banyak dongeng yang menarik. Di setiap daerah pasti ada cerita turun temurun yang diyakini masyarakat. Cerita fabel juga tidak lepas dari unsur daerah, seperti cerita Sakadang Kuya dan Sakadang monyet Tatar yang merupakan cerita anak-anak banyak digandrungi karena ceritanya yang lucu dan menghibur. Meski ceritanya mengandung fantasi, namun banyak nilai moral yang bisa diambil. Oleh karena itu, dongeng sangat baik digunakan sebagai salah satu cara untuk mengajarkan anak tentang si Kancil misalnya, kearifan sang Kancil ketika berakting dalam cerita sebenarnya memiliki banyak petuah. Kisah hewan cerdas ini juga bisa dinikmati dalam beberapa versi artikel ini. Karena kepopuleran cerita ini, cerita Kancil ditulis ulang dengan versi yang lebih Nama Nama Hewan Dalam Bahasa SundaPernahkah Anda mendengar lagu ini? Puluhan tahun yang lalu, mereka biasa menyanyikan lagu ini di taman kanak-kanak. Sekarang, mungkin hanya beberapa anak saja yang masih belajar dan mendengarkan lagu ini. Lagu tersebut bercerita tentang seekor rusa yang suka makan ketimun curian, membuat Pak Tani marah. Pokoknya kancil itu nakal banget. Lagu ini sepertinya terinspirasi dari dongeng Kancil. Fabel adalah cerita fiktif atau imajiner yang menyerupai dongeng dan menggunakan binatang atau tumbuhan sebagai tokoh utamanya, serta memiliki pesan moral bagi apakah rusa dalam dongeng itu benar-benar nakal? Faktanya, dia terlihat pintar, karena dia harus mempertahankan hidupnya dan membela teman-temannya di dunia yang penuh kekerasan ini seperti yang dia tahu. Kebetulan, karena rusa kupu-kupu rusa Jawa atau kupu-kupu rusa hidup di hutan, dongeng ini lebih banyak tentang binatang daripada manusia. Dongeng tentang rusa dan berbagai versinya ini sangat terkenal di Indonesia. Jadi ya, kecerdasan rusa? Kisah berikut ini akan dapat menggambarkan kearifan Kancil dalam fabel tersebut. Tapi sebelumnya, tidak ada salahnya mendengar cerita Kancil dan Pak Tani seperti di lagu sebelumnya.“Kruukk…krruuk,” Kancil mengelus perutnya yang lapar, dan tenggorokannya sangat kering. Ini hari yang sangat panas. Rusa berjalan sendirian. Sebelum dia dan teman-temannya meninggalkan hutan kecil tempat mereka tinggal yang terbakar habis. Kini teman-temannya telah duduk bersandar saat matanya terbakar. Tiba-tiba, dia melihat busur hijau. Ya, itu adalah kebun Pak Tani yang menanami kebunnya dengan ketimun. Air liur rusa Dongeng Anak si Kancil Dan Siput’ Yang Penuh Makna“Satu hal lagi, ah. Aku akan mengikutinya kalau begituDongeng sunda si kancil jeung buaya, dongeng si kancil, dongeng tentang si kancil, buku dongeng si kancil, dongeng singkat si kancil, ringkasan dongeng si kancil, dongeng bahasa sunda si kancil jeung buaya, dongeng fabel si kancil, contoh dongeng si kancil, kumpulan dongeng si kancil, dongeng bahasa sunda si kancil jeung buaya singkat, dongeng cerita si kancil
Kisah Si Kancil dan SiputSiput Balas DendamSi Kancil Minta MaafPesan MoralPertanyaan UmumSiapakah tokoh utama dalam cerita ini?Apa pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini?Bagaimana akhir cerita ini?Apakah sikap sombong dan meremehkan orang lain dapat membawa kebahagiaan jangka panjang?Apa yang harus dilakukan jika kita melakukan kesalahan pada orang lain? Si Kancil merupakan tokoh dalam cerita rakyat Bahasa Sunda yang sangat populer. Cerita tentang si kancil biasanya mengisahkan kepintarannya dalam mengatasi masalah dan mengelabui musuhnya. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah saat si kancil berurusan dengan siput. Berikut adalah cerita lengkapnya. Kisah Si Kancil dan Siput Pada suatu hari, si Kancil sedang berjalan-jalan di hutan. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan siput yang sedang berjalan dengan sangat lambat. Si Kancil terkejut melihat siput yang sangat lambat dan bertanya, “Kenapa kamu berjalan begitu lambat, siput?”Siput menjawab dengan polos, “Aku memang lambat, Kancil. Tapi aku tetap bisa sampai ke tujuan dengan sabar dan tekun.”Si Kancil tertawa mendengar jawaban siput. Ia berkata, “Kamu terlalu lambat, siput. Aku bisa membantumu sampai ke tujuan dengan cepat. Mari naik ke punggungku!”Siput merasa senang dengan tawaran si Kancil dan langsung naik ke punggung si Kancil. Si Kancil kemudian berlari sangat cepat, membuat siput merasa sangat tiba-tiba, si Kancil berhenti tiba-tiba dan melemparkan siput dari punggungnya ke tanah. Siput merasa sakit dan terkejut. Ia bertanya, “Kenapa kamu melakukan ini, Kancil?”Si Kancil menjawab dengan santai, “Aku hanya ingin mengajarkanmu agar tidak terlalu percaya pada orang lain. Kamu harus lebih hati-hati, siput.”Siput merasa sangat marah dan kecewa pada si Kancil. Ia berjalan perlahan-lahan ke tempat tujuannya sambil menangis. Siput Balas Dendam Beberapa hari kemudian, si Kancil berjalan-jalan di hutan lagi. Tapi ia tidak sengaja menginjak siput yang sedang tidur di tengah jalan. Siput merasa sangat marah dan memutuskan untuk membalas dendam pada si kemudian mengajak si Kancil untuk berlomba lari. Si Kancil, yang selalu merasa lebih cepat dari siput, menerima tantangan lomba dimulai, siput langsung pergi ke garis finish tanpa menunggu si Kancil. Si Kancil merasa sangat heran dan bertanya, “Kenapa kamu tidak berlari, siput?”Siput menjawab dengan santai, “Aku memenangkan perlombaan ini, Kancil. Karena aku sudah sampai di garis finish terlebih dahulu.”Si Kancil merasa sangat malu dan menyesal telah mengejek siput sebelumnya. Ia belajar bahwa tidak boleh meremehkan siapa pun, bahkan siput yang lambat. Si Kancil Minta Maaf Si Kancil merasa sangat bersalah atas perlakuannya terhadap siput. Ia memutuskan untuk meminta maaf pada siput dan memperbaiki pergi ke rumah siput dan memohon maaf dengan tulus. Siput merasa senang mendengar permintaan maaf si Kancil dan memaafkannya dengan kemudian menjadi teman yang baik dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Pesan Moral Cerita ini mengajarkan kita untuk saling menghargai dan tidak meremehkan siapa pun. Kesalahan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada orang yang lebih pintar atau lebih cepat dari juga harus menyadari bahwa sifat buruk seperti sombong dan meremehkan orang lain tidak akan membawa kebahagiaan jangka panjang. Sebaliknya, sikap rendah hati dan menghargai orang lain akan membuat kita lebih bahagia dan dihormati oleh orang lain. Pertanyaan Umum Siapakah tokoh utama dalam cerita ini? Tokoh utama dalam cerita ini adalah si Kancil dan siput. Apa pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini? Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah saling menghargai dan tidak meremehkan siapa pun. Bagaimana akhir cerita ini? Akhir cerita ini adalah si Kancil meminta maaf pada siput dan mereka menjadi teman yang baik. Apakah sikap sombong dan meremehkan orang lain dapat membawa kebahagiaan jangka panjang? Tidak, sikap sombong dan meremehkan orang lain tidak akan membawa kebahagiaan jangka panjang. Sebaliknya, sikap rendah hati dan menghargai orang lain akan membuat kita lebih bahagia dan dihormati oleh orang lain. Apa yang harus dilakukan jika kita melakukan kesalahan pada orang lain? Kita harus meminta maaf dengan tulus dan berusaha memperbaiki kesalahan kita.
Sampurasun! Cerita fabel atau dongeng binatang bahasa Sunda disebut juga dongeng sasatoan. Salah satu dongeng hewan yang terkenal adalah kisah si Kancil atau dalam bahasa Sundanya disebut sakadang Peucang. Sakadang Peucang adalah tokoh dongeng binatang bahasa Sunda yang terkenal cerdik dan banyak akal. Dalam berbagai cerita, si Kancil sering dihadapkan dengan binatang-binatang buas yang ingin memangsanya. Tubuhnya yang kecil dan mulus sangat menarik perhatian hewan lain untuk memakannya. Di setiap kisahnya, sang Kancil selalu dapat mengalahkan musuhnya. Bukan dengan kekuatan fisiknya, tetapi dengan strategi. Seperti pada dongeng binatang Kancil mengalahkan Harimau Maung versi bahasa Sunda berikut ini. Selamat membaca… Sakadang Peucang Ngelehkeun Maung Dina beurang harita sakadang Peucang indit ka situ di tengah leuweung, maksudnya rek ngadon nginum. Ujug-ujug torojol sakadang Maung. Katembong sorot matana eta Maung teh bangun nu hayang ngerekeb Peucang. Atuh puguh we Peucang teh reuwaseun kacida. Buru-buru lumpat da sieuneun dikerekeb ku Maung. Nempo si Peucang lumpat, Maung tuluy ngeberik ngan manehna leungiteun laratan. Peucang teh lumpat na mah boyot, ngan pedah langsung nyumput di satukangeun rungkun anu buni. Maung leuleumpangan kaditu kadieu neangan, ngan Peucang luput teu kapanggiheun. Maung kacida handeueul jeung ambekna. Manehna geus teu sabar hayang gera ngadahar daging Peucang, ngan Peucang ngiles duka teuing ka mana. Maung eureun neangan mangsana, manehna diuk satengah gogoleran bari nyarande kana akar kai anu gede. Panonna anu seukeut tuluy rutret nempoan ka sabudeureun eta tempat. Sabot keur ngahuleng, Maung ngadenge sora regang katincak, “kraaak…!” Sihoreng sora eta teh regang anu potong katincak Peucang. Peucang anu disangka ku Maung geus lumpat jauh teh, geuningan aya keneh nyumput dina rungkun. Kanyahoan Peucang aya keneh teu jauh ti dinya, Maung nyampeurkeun datangna sora. Kusabab panyumputannana katohyan, si Peucang antukna kabur deui. Nempo si Peucang kabur, Maung gegeroan, “Hey Peucang! Ulah lumpat. Kaula moal ngarogahala maneh, eureun!” “Kuring moal eureun!” tembal si Peucang. “Pasti anjeun bakal ngahakan kuring.” “Sing percaya Cang! Kaula moal rek ngahakan maneh. Apanan urang teh nyobat?” Maung ngolo. “Lamun kitu, naon borahna yen anjeun moal ngahakan kuring?” “Bisi maneh cangcaya keneh, kaula rek jangji yen lamun caritaan kaula bohong, mangka kaula rela paeh dina leungeun maneh.” Ngadege pangolo kitu, si Peucang ahirna eureun lumpatna. Teu kungsi lila, Maung geus norojol nyusul. Ngan hanjakal, maung udar tina tali gadang, manehna jalir jangji. Maung ngabobodo si Peucang, sabab lamun teu dibobodo, Peucang tangtu bakal tuluy lumpat nyalametkeun diri. “Tah ayeuna maneh geus katipu ku kaula Cang!” ceuk Maung atoheun. “Naon maksud anjeun teh sobat?” si Peucang nanya panasaran. “Ayeuna mah ulah loba tatanya, geus waktuna maneh jadi kadaharan kaula poe ieu. Kaula teh raja leuweung, sing saha wae kudu tunduk ka kaula.” Si Peucang tungtungna sadar yen dirina geus ditipu ku Maung. Jangji raja leuweung saukur paisan kosong keur ngabobodo dirina. Si Peucang teu eleh geleng, manehna geuwat neangan akal keur ngaleupaskeun diri ti Maung. “Heug bae lamun kahayang anjeun kitu mah.” Ceuk Peucang saolah-olah geus pasrah. “Ngan saestuna anjeun lain hiji-hijina raja di leuweung ieu.” “Naon siah?” Maung anu geus teu sabar ngerekeb Peucang teh amarah. “Samemeh tadi kuring neangan cai nginum di situ, sabenerna mah kuring geus papanggih jeung maung salian ti anjeun. Manehna oge sarua jiga anjeun hayang ngahakan kuring. Ngan kuring hanaang, jadi ngadon nginum heula ka situ. Sanggeus kitu karek kuring manggihan deui manehna. Ku sabab kitu, samemeh anjeun ngahakan kuring, anjeun kudu ngelehkeun heula manehna.” “Lamun pamenta anjeun kitu, heug ku kaula ditedunan. Di mana manehna ayeuna?” “Manehna cicing di jero sumur di jero leuweung.” Tembal si Peucang ngayakinkeun. “Ayeuna hayu tuduhkeun tempatna! Kaula geus teu sabar hayang ngelehkeun manehna,” ceuk Maung kukubuk gede hulu. “Bener anjeun bakal bisa ngelehkeun manehna? Awakna gede jeung kuat,” si Peucang mapanas. “Geus tong loba nyarita, anteurkeun kaula ka ditu.” “Heug, hayu tuturkeun!” Sakadang peucang leumpang tiheula, sedengkeun Maung ngiclik nuturkeun tukangeun. Sanggeus mapay jalan anu nanjak jeung pungkal pengkol, maranehna anjog ka tempat anu dituju. Di belah dinya aya sumur anu lumayan jero kalawan di sisi-sisina jaradi jukut anu pararanjang. “Tah ieu tempat anu dimaksud ku kuring teh. Sok lengo ka jero. Tangtu anjeun bakal nempo maung di jerona.” Sakadang Maung tuluy leumpang ngadeukeutan biwir sumur, tuluy ngalengo ka handap. Katara pisan di jero sumur teh aya maung anu tambleg pisan jeung manehna. Teu kungsi lila maung ngagaur tarik pisan, “Auuuungg!” sorana kadenge ka sakuliah leuweung. Harita keneh tina jero sumur sarua aya sora anu ngagaur. “Tuh, manehna oge ngagaur lur!” ceuk si Peucang. “Manehna nangtang anjeun meureun.” “Naon? Manehna wani nangtang kaula?” “Bener! Mun anjeun teu percaya, sok ngagaur sakali deui. Manehna pasti bakal males ngagaur cirining manehna oge wanieun ka anjeun,” ceuk si Peucang ngayakinkeun. Sakadang Maung tuluy ngagaur sakali deui. Gaurannana leuwih tarik batan nu mimiti. Ari pek teh bener we, tina jero sumur oge sarua aya sora anu ngagaur. Maung kacida amarahna, manehna langsung luncat kana jero sumur. “Gejebur…!” sorana meni aweuhan tina jero sumur, cai na oge nepika kiruh. Tapi naon anu kajadian? Sihoreng di jero sumur teh euweuh deui maung sejen sajaba ti dirina. Sora gauran ti jero sumur tadi teh ngan saukur sora manehna sorangan anu malik. Sedengkeun maung anu katempo dina jero sumur, eta oge ngan saukur eunteung manehna sorangan sabab samemeh manehna luncat ka jero sumur, caina teh herang pisan. Kalawan pura-pura bodo, si Peucang tuluy nyarita, “Kumaha lur, anjeun geus bisa ngelehkeun manehna?” “Sihoreng maneh nipu kaula!” tembal Maung kukulutus ngarasa geus ditipu ku Peucang. “Tah eta wawales kanu jalir jangji teh,” tembal Peucang bari ngaleos indit. Teu kungsi lila, sakadang Maung mimiti beakeun tanaga keur ngojay. Saeutik-saeutik awakna ngalelep kana jero cai. *** Baca juga Dongeng Fabel Bahasa Sunda Goong Nabi Sulaiman Dongeng binatang bahasa Sunda Kancil Mengalahkan Harimau di atas menceritakan kisah seekor kancil yang akan dimangsa harimau. Kancil berlari tapi harimau membujuknya. Harimau berjanji tidak akan memangsanya, dan ia bersumpah jika mengingkari janji, harimau itu rela mati di tangan kancil. Kancil percaya, tapi harimau ingkar janji. Kancil akhirnya mengelabui harimau. Dia mengatakan bahwa sebelum pergi ke danau, dia bertemu dengan raja hutan yang ingin memangsanya. Kancil mengajukan permintaan kepada harimau, sebelum memangsanya, harimau itu harus mengalahkan dulu raja hutan yang ditemuinya tadi. Raja hutan itu tinggal di sebuah sumur di tengah hutan. Harimau setuju, lalu mereka berdua pergi ke sumur di tengah hutan. Sesampai ke tempat yang dituju, harimau melihat ada makhluk yang mirip dengan dirinya. Saat ia mengaum, dari dalam sumur pun terdengar auman yang sama. Ia marah sekali karena merasa ditantang, akhirnya harimau itu loncat ke dalam sumur. Padahal, gambar harimau yang mirip dirinya dalam sumur itu hanyalah bayangan. Sedangkan suara auman merupakan pantulan dari suaranya sendiri. Harimau itu pun mati tenggelam dalam sumur karena kehabisan tenaga untuk berenang. Sementara kancil pergi dengan selamat. Sumber dari buku kumpulan dongeng si Kancil oleh Adhi Mulyono. Diterjemahkan dan disunting sebagian untuk menyesuaikan dengan bahasa Sunda.
Asal Usul Dongeng Fabel Sunda Dongeng fabel dalam bahasa Sunda menjadi salah satu warisan budaya yang sangat dihargai oleh masyarakat Sunda di Indonesia. Dongeng fabel adalah kisah yang menggambarkan karakter binatang atau makhluk mitos yang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Dongeng ini kerap kali disampaikan dari generasi ke generasi sebagai cara memperkenalkan moralitas dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam masyarakat Sunda. Dalam tradisi lisan dan sastra Sunda, dongeng fabel memiliki tempat yang istimewa. Dongeng ini memiliki kaitan erat dengan filosofi hidup dan nilai-nilai yang dipercaya oleh masyarakat Sunda sebagai pedoman moral. Kisah-kisah tentang kelakuan binatang ini terkadang dianggap sebagai cerminan dari kehidupan sosial manusia, sehingga menjadi cerita penggembira yang sangat disukai. Dalam Dongeng fabel Sunda, binatang yang sering muncul di antaranya adalah siger, kancil, kelinci, kijang, ayam, siput dan lain-lain. Mereka digambarkan sebagai tokoh cerita yang dapat berbicara dan memiliki karakteristik yang unik. Cerita-cerita Dongeng fabel Sunda ini biasanya diwariskan dari generasi ke generasi melalui pendongeng yang mengambil peran sebagai penghubung antara cerita dengan pendengar. Seiring perkembangan zaman, kisah-kisah fabel Sunda ini juga semakin akomodatif dengan media modern. Kisah fabel Sunda kini dapat disampaikan melalui buku, website, film animasi, dan lainnya. Asal usul Dongeng fabel Sunda berasal dari bentuk cerita lisan yang berasal dari zaman Kerajaan Sunda. Pada masa tersebut, cerita atau dongeng disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi dan dianggap sebagai bentuk hiburan yang cukup populer. Dongeng fabel dalam bahasa Sunda diduga telah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum era Kerajaan Sunda, dan seiring perkembangan zaman, dongeng fabel ini diadaptasi ke dalam masyarakat dusun, kota, dan perkotaan. Dalam Dongeng Fabel Sunda, terdapat dua kategori cerita, yaitu cerita leluhur kawih/Kontrakan dan cerita modern. Cerita leluhur biasanya berkaitan dengan legenda yang berkembang dalam dulu kala dan dalam pengembangan ceritanya, cerita ini biasanya memberikan sebuah nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Namun, cerita modern lebih mengedepankan hiburan yang bikin greget. Cerita ini dikemas dengan gaya dan bahasa yang lebih modern, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi para pembacanya. Penyebaran Dongeng fabel Sunda yang luas hingga ke luar Jawa Barat tidak lepas dari kisah leluhur yang diperkaya dengan cerita-cerita modern. Dalam Dongeng fabel Sunda modern, penulis sering mengaitkan kisah para tokoh binatang dengan isu-isu sosial yang terjadi pada masa kini, seperti korupsi, pelecehan, hingga budaya yang dianggap negatif. Dongeng fabel Sunda yang terus melestarikan tradisi lama ini akan terus menjadi sumber inspirasi yang sangat berharga bagi generasi muda Sunda dan budaya warisan Indonesia pada umumnya. Dongeng ini menjadi salah satu cara untuk mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan dan moralitas yang sangat penting untuk dipegang dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Makna Moral dalam Dongeng Fabel Sunda Dongeng Fabel Sunda merupakan jenis dongeng yang menceritakan kisah binatang dalam kehidupan sehari-hari. Setiap dongeng fabel memiliki makna moral yang berbeda-beda yang bertujuan untuk memberikan pesan kepada pembaca atau pendengar. Berikut adalah beberapa contoh dongeng fabel Sunda dan makna moral yang terkandung di dalamnya 1. Si Kera dan Pisang Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak suka berpikir serakah dan merugikan orang lain. Di dalam cerita, Si Kera merogoh pisang dan memakannya sendiri tanpa memikirkan teman-temannya. Paranggi, teman Si Kera, merasa kesal dan akhirnya menemukan cara untuk membalasnya. Jadi, jangan egois dan jahat pada orang lain. 2. Si Tikus dan Harimau Cerita ini mengajarkan kita untuk memercayai kekuatan internal seseorang dan berjuang demi kebaikan bersama. Dalam cerita ini, Si Tikus menunjukkan keberanian dan kecerdasannya untuk mengalahkan Harimau, yang seharusnya lebih kuat dan lebih besar dari dia. Jadi, jangan pernah meremehkan diri Anda sendiri dan selalu berusaha semaksimal mungkin. 3. Si Badak dan Bebek Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak memandang rendah orang lain hanya berdasarkan tampilan fisik mereka. Si Badak memandang sebelah mata Bebek karena kecil dan lemah. Namun, Bebek menunjukkan kecerdikan dan inisiatif yang secara tidak langsung membuat Si Badak merasa kalah. Jadi, tidak ada yang namanya orang yang lemah atau tidak berdaya, mulailah menghargai orang lain. 4. Si Kumbang dan Sapi Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak menyepelekan keberhasilan yang kecil. Si Kumbang berhasil menyeberangi sungai hanya dengan menggunakan daun, sedangkan Sapi mencoba berenang dan akhirnya tenggelam. Kita harus berterima kasih atas keberhasilan kecil sekalipun hal itu tampak sepele. 5. Si Kelinci dan Ayam Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak berpikir tinggi tentang diri sendiri dan selalu menghargai kelebihan orang lain. Si Kelinci dan Ayam memiliki kelebihan masing-masing. Si Kelinci ahli dalam berlari sedangkan Ayam ahli dalam terbang. Keduanya bekerja sama untuk mengalahkan musuh mereka. Bersama-sama kita lebih kuat. Itulah beberapa contoh dongeng fabel Sunda dan makna moralnya. Membaca dan memahami makna moral tersebut bisa menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita semua. Terutama untuk anak-anak, dongeng fabel Sunda bisa membantu memperkuat karakter, membangun nilai-nilai yang positif, dan mengajarkan keterampilan penting dalam hidup. Semoga dongeng fabel Sunda tetap terus dilestarikan dan dapat diwariskan untuk generasi selanjutnya. Karakteristik Hewan dalam Dongeng Fabel Sunda Dongeng fabel memang menjadi sajian kisah yang menyenangkan dan bernilai moral. Dongeng fabel dalam bahasa Sunda menjadi salah satu tradisi khas yang masih terus diwarisi hingga saat ini. Berbeda dengan dongeng fabel pada umumnya, dongeng fabel dalam bahasa Sunda memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya terdapat pada karakteristik hewan yang digunakan sebagai tokoh dalam ceritanya. Setiap hewan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda-beda dalam dongeng fabel Sunda. Berikut adalah beberapa hewan yang sering muncul dalam dongeng fabel Sunda beserta karakteristiknya 1. Kancil Kancil adalah hewan yang paling sering muncul dalam dongeng fabel Sunda. Karakteristik kancil dalam dongeng fabel Sunda adalah cerdik namun kadang kala ceroboh. Tidak jarang kancil dijadikan sebagai tokoh yang berhasil memperdaya musuhnya melalui akal-akalan dan kecerdasan yang dimilikinya. 2. Buaya Buaya dalam dongeng fabel Sunda memiliki karakteristik yang sangat licik dan serakah. Tidak jarang buaya dijadikan tokoh antagonis dalam ceritanya. Namun, pada beberapa cerita, buaya juga menjadi tokoh yang berhasil dikalahkan oleh kecerdasan kancil dan hewan-hewan lainnya. 3. Kuda Kuda dalam dongeng fabel Sunda seringkali dijadikan sebagai tokoh yang sangat setia dan jujur. Karakteristik kuda dalam cerita itu biasanya menggambarkan kebaikan hatinya dan kesetiaannya kepada manusia. Berbeda dengan kancil dan buaya, kuda bukan merupakan tokoh protagonis atau antagonis dalam cerita dongeng fabel Sunda. Namun, perannya dalam menyampaikan pesan moral cukup penting dalam pembelajaran anak-anak. 4. Kelinci Kelinci dalam dongeng fabel Sunda dijadikan sebagai tokoh yang cerdas dan lihai. Karakteristik kelinci dalam cerita itu seringkali mengambil nafas kepahlawanannya. Meski kelinci bukan hewan besar dan kuat seperti singa dan gajah, kelinci bisa berhasil mengalahkan musuhnya dengan daya pikirnya yang cerdas. 5. Ular Ular dalam dongeng fabel Sunda seringkali dijadikan sebagai tokoh antagonis atau penjahat dalam ceritanya. Karakteristik ular dalam cerita itu sangat licik dan jahat. Meskipun licik, ular seringkali justru kehilangan kemenangannya ketika tidak cerdik dalam menjalankan rencananya. Karakteristik hewan dalam dongeng fabel Sunda memiliki peran yang sangat penting dalam membawa pesan moral dan nilai-nilai positif kepada anak-anak. Melalui dongeng fabel, anak-anak diajar agar memiliki sikap baik seperti secara cerdas menghadapi masalah dan tidak merugikan orang lain. Selain itu, dongeng fabel Sunda juga membantu anak-anak untuk lebih memahami keanekaragaman hewan yang ada di lingkungan sekitarnya. Dongeng fabel Sunda menjadi cerita yang populer dan diminati oleh orang-orang, terutama anak-anak. Mengajak anak-anak untuk membaca atau mendengarkan dongeng fabel bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Dengan demikian, anak-anak akan semakin terbuka dan mampu memahami kehidupan dengan lebih baik, serta menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Pengaruh Budaya dan Lingkungan Terhadap Dongeng Fabel Sunda Dongeng fabel dalam bahasa sunda merupakan cerita rakyat yang telah menjadi bagian dari budaya sunda. Dongeng fabel sunda dikenal memiliki karakteristik yang khas dan unik, baik dalam bahasa, tokoh, maupun setting cerita. Pengaruh budaya dan lingkungan pun memengaruhi munculnya cerita-cerita dongeng fabel sunda. Salah satu pengaruh budaya terhadap dongeng fabel sunda adalah agama. Budaya sunda yang mayoritas beragama islam, memengaruhi timbulnya cerita-cerita dengan moral agama. Misalnya, cerita “Sangkuriang†yang menceritakan kisah tentang anak yang menghamili ibunya sendiri dan kemudian melahirkan anak yang menjadi pasangannya, kemudian dikutuk oleh ulama sehingga jadilah Gunung Tangkuban Perahu. Pengaruh lingkungan juga sangat mempengaruhi munculnya cerita dongeng sunda. Misalnya, cerita “Si Kabayan†yang berasal dari daerah Cirebon. Si Kabayan diceritakan sebagai sosok yang cerdas, ramah, dan berkepribadian khas. Karakteristik tersebut berasal dari masyarakat Cirebon yang memiliki karakteristik yang mirip dengan Kabayan seperti ramah, suka bergurau, dan bersahaja. Pengaruh lingkungan juga memengaruhi setting atau latar cerita. Misalnya, cerita “Kancil Nyolong Timun†yang mengambil setting di hutan. Cerita tersebut menceritakan kancil yang ingin mencuri timun yang berada di kebun orang, kancil yang cerdik berhasil mendapat timun tanpa diketahui oleh pemilik kebun. Pengambilan latar belakang di hutan juga mempengaruhi karakteristik dari tokoh kancil itu sendiri yang sering digambarkan cerdik dan pintar. Di samping itu, lingkungan juga memengaruhi tokoh dongeng fabel sunda. Misalnya, cerita “Kancil Lanang†yang berasal dari daerah Banten. Kancil Lanang diceritakan sebagai sosok yang berani dan pintar. Karakteristik tersebut didasarkan oleh masyarakat Banten yang memiliki sifat berani dan tangguh dalam menghadapi bahaya. Terakhir, pengaruh budaya dan lingkungan juga memengaruhi dialog dalam dongeng fabel sunda. Cara berbicara warga sunda memiliki ciri khas tersendiri, hal tersebut tercermin dalam dongeng fabel sunda. Dialog yang digunakan seringkali mengandung jenis kiasan yang sangat khas sunda. Secara keseluruhan, dongeng fabel sunda yang telah tersebar di masyarakat memiliki pengaruh kuat dari budaya dan lingkungannya. Pengaruh tersebut tercermin dalam moral cerita, karakteristik tokoh, setting cerita, dan dialog dalam cerita tersebut. Sebagai cerita rakyat yang dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi, jangan sampai dongeng fabel sunda ini hilang entah di tengah arus modernisasi. Pemanfaatan Dongeng Fabel Sunda dalam Pendidikan dan Budaya Populer Dongeng fabel Sunda merupakan salah satu warisan sastra lisan Indonesia yang masih lestari hingga saat ini. Kaya akan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya, dongeng fabel dalam bahasa Sunda dapat dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran yang efektif di dunia pendidikan. Selain itu, dongeng fabel Sunda juga bisa dijadikan sebagai bagian dari budaya populer, yang dapat menghibur dan memberikan nilai edukasi bagi masyarakat luas. Dalam Pendidikan Dalam dunia pendidikan, dongeng fabel Sunda dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar atau sumber inspirasi untuk mengembangkan kreativitas, kecerdasan, dan daya imajinasi siswa. Cerita-cerita dari dongeng fabel Sunda punya plot yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga cocok untuk membangun dasar pembelajaran siswa, khususnya di tingkat Sekolah Dasar. Manfaat lainnya juga dapat diambil dari dongeng fabel Sunda, seperti pengenalan pada budaya dan bahasa Sunda yang dapat membantu meningkatkan rasa nasionalisme. Selain itu, dongeng fabel Sunda dapat membantu meningkatkan kesadaran lingkungan hidup dan kepedulian terhadap binatang dan alam. Dalam Budaya Populer Tidak hanya di dunia pendidikan, dongeng fabel Sunda juga bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari budaya populer yang dapat menghibur dan memberikan nilai edukasi bagi masyarakat luas. Dongeng fabel Sunda dapat dibuat menjadi teater boneka, drama, film, atau bahkan game untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap dongeng fabel Sunda. Memanfaatkan dongeng fabel Sunda sebagai bagian dari budaya populer dapat meningkatkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap budaya Sunda yang kaya. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya tertarik pada kebudayaan asing, tetapi juga mengetahui, memahami, dan mencintai kebudayaan daerahnya sendiri. Contoh Pemanfaatan Dongeng Fabel Sunda dalam Pendidikan dan Budaya Populer Contoh nyata pemanfaatan dongeng fabel Sunda dalam pendidikan adalah melalui pengembangan buku cerita anak berjudul “Bobodoran Si Cepotâ€. Dalam buku ini, dongeng fabel si Cepot, Kancil, dan Monyet disajikan dalam bentuk yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Selain itu, agar dongeng fabel Sunda tetap eksis dalam budaya populer, pada tahun 2018, diadakan kegiatan dongeng fabel Sunda di acara “Bandung Bermain†yang diselenggarakan di Kota Bandung. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menampilkan cerita-cerita dari dongeng fabel Sunda yang disampaikan oleh sesepuh budaya Sunda. Dalam kata lain, memanfaatkan dongeng fabel Sunda dalam pendidikan dan budaya populer bisa menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia. Dalam pendidikan, dongeng fabel Sunda menjadi sarana untuk memberikan pendidikan karakter, sedangkan dalam budaya populer, dongeng fabel Sunda bisa menjadi bagian dari daya tarik kepada wisatawan dan menyebarkan kebudayaan Indonesia ke dunia. Selain itu, penggunaan dongeng fabel Sunda juga dapat menjadi media inovatif untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada generasi muda dan dapat dijadikan sebagai pengantar bahasa dan budaya tradisional. Sebuah cerita mampu mengajarkan banyak nilai, yaitu pengertian, kejujuran, kasih sayang, dan banyak lagi. Dongeng fabel Sunda menjadi salah satu alternatif media pengajaran di dunia pendidikan dan sebagai bagian dari budaya populer. Melalui pemanfaatan dongeng fabel Sunda, kita dapat memperkaya pengetahuan serta meningkatkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Oleh karena itu, mari kita lestarikan dongeng fabel Sunda sebagai warisan budaya Indonesia.
Sampurasun! Dongeng Sunda sasatoan atau fabel bahasa Sunda yang paling terkenal dan turun temurun salah satunya cerita tentang sakadang Peucang. Arti sakadang peucang dalam bahasa Indonesia adalah seekor kancil atau sang kancil. Kancil merupakan tokoh dongeng sasatoan yang memiliki karakter cerdik dan gembira. Meskipun tubuhnya kecil tapi dia tidak pernah kehabisan akal untuk melepaskan diri dari ancaman binatang buas. Bahkan melepaskan diri dari manusia. Dongeng binatang bahasa Sunda tentang si Kancil ini termasuk dongeng yang populer. Ceritanya pun bermacam-macam. Dulu, jauh sebelum ada hiburan modern seperti sekarang, orang tua suka membacakan dongeng sebelum tidur kepada anak-anaknya. Tidak hanya di tatar Sunda, di daerah lain juga sama. Pada postingan ini saya bagikan kumpulan dongeng sasatoan yang menceritakan si Kancil. Dongeng binatang bahasa Sunda ini terdiri dari beberapa judul yang saling berkaitan atau bersambung dari cerita satu dengan lainnya. Selamat membaca… Dongeng Sunda Sakadang Peucang, Pa Tani jeung Anjing’ Isuk-isuk harita langit bengras, panon poe nyorot endah pisan. Pa Tani indit ka sawah manggul pacul bari katempo meni gumbira. “Kuring rek nempo kebon bonteng, sugan we isuk geus bisa diala.” Pa Tani ngagereneng. Tapi… sanggeus nepi ka kebon bonteng, Pa Tani reuwas kacida. Bonteng di kebonna loba nu ruksak. “Aduh! Saha nu geus ngaruksak kebon bonteng kuring. Naha bet diruksak, mun hayang mah kari ngala da kuring mah lain patani buntut kasiran.” Pa Tani balik ka imahna bari keuheul. Manehna ngira-ngira sato naon nu resepeun ngahakan bonteng. “Emh, moal salah ieu mah pasti sakadang Peucang,” ceuk Pa Tani ngagereneng. Pa Tani nenangan akal keur newak sakadang Peucang. Manehna nyieun bebegig tuluy ditapelan leugeut anu kacida rapetna. Pasosore bebegig geus anggeus dijieun. Tuluy dipasangkeun di kebon bonteng. “Kuring nyaho, sakadang peucang teh sato pinter, manehna bakal moyok ieu bebegig. Tapi rasaekeun we siah.” Gerentes Pa Tani dina jero hatena. Bener we, peutingna sakadang Peucang datang ka kebon bonteng. Manehna seuri sinis nempo bebegig nu ngabedega di kebon. “Teu sieun, ngan saukur bebegig.” Tulluy sakadang Peucang ngala bonteng anu ngarora. Sihoreng sakadang Peucang teh ngala bontengna teu loba, ngan tilu siki oge manehna geus ngarasa seubeuh. Manehna oge teu ngaruksak kebon bonteng. Geus seubeuh dahar bonteng, sakadang Peucang nyampeurkeun bebegig. Sipat jailna bijil, babageg ditajong ku suku hareup katuhuna. “Aduh, kunaon bet napel!”, sakadang Peucang ngagorowok reuwaseun. “Hey bebegig! Lesotkeun suku aing siah! Lamun henteu, ditejeh deui siah!” Bebegig teh reureuh bae teu ngawaro dan geus puguh lain mahluk hirup. Peucang nejeh deui bebegig ku suku kencana. Jekok! Suku kencana najong bobokong bebegig. Ayeuna dua suku hareup Peucang napel kana bebegig. Sapeupeuting manehna ceurik ngadingdiut alatan teu bisa ngalesotkeun maneh tina bebegig. Poe isukna, Pa Tani datang ka kebon mawa paneunggeul. “Tuh nya, da teu salah. Ditewak siah ku aing!” “Cang! Pek bae maneh ngala bonteng mah ngan ulah ngaruksak bonteng nu lainna.” “Ampu Pa Tani, lain kuring nu ngaruksak kebon mah. Kuring mah ngan ukur ngala dua atawa tilu siki.” Pa Tani teu percayaeun kana omongan sakadang Peucang. Beuheung Peucang ditalian ku tambang tuluy digusur di bawa ka imah. Di imah, Peucang diteundeun dina kurung awi paranti ngurungan hayam tuluy luhurna ditindihan ku batu. “Ngajedog siah di dieu! Aing rek ka pasar meuli samara sate!”. “Ampun Pa Tani, kuring tong disate!”, sakadang Peucang ngarenghik. Sabot Pa Tani indit ka pasar, kurunyung sakadang anjing nyampeurkeun sakadang Peucang. “Cang, kunaon maneh dikurungan kitu?” ceuk sakadang anjing nanya. “Maneh teu apal kitu?”, sakadang Peucang malik nanya. “Sebutkeun, kunaon Cang”?, anjing beuki panasaran. “Kieu, kuring teh reh diangkat jadi minantu Pa Tani. Ku ayana kitu, ayeuna Pa Tani keur ka pasar meuli baju jeung dahareun nu ngarareunah keur kuring. “Wah, maneh mah teu pantes Cang. Awak maneh mah pan leutik, leuwih hade ku kuring weh diganti jadi minantuna Pa Tani.” “Ngeunah weh, haling kaitu nyingkah!”, ceuk Peucang. anjing ambek ngadenge jawaban Peucang. “Cang, lamun maneh teu daek diganti ayeuna keneh eta batu dina luhur kurung ku aing rek dihalingkeun. Beuheung sia rek digegel ku aing!”. “Ulah kitu atuh!”, ceuk Peucang. “Daek atawa henteu?”. “Heug atuh, kapaksa kuring nurut kana kahayang anjeun”. Anjing nyurungkeun batu anu nindihan kurung, tuluy kurungna dibuka. Peucang bijil, sedengkeun anjing asup kana kurung. “Wilujeng jadi minantu Pa Tani, Jing!” ceuk sakadang peucang bari ngeberetek lumpat. Teu kungsi lila Pa Tani datang. Manehna kaget nu taya papadana nempo Peucang nu aya dina jero kurung robah jadi anjing. “Hormat ka calon mertua!”, ceuk anjing. “Peucang tos masihkeun hakna salaku calon mantu Pa Tani ka kuring anjing anu gagah”. “Tuluy ari si Peucang ka mana?” Pa Tani nanya. “Tos angkat ka leuweung, Pa Tani!” “Sia hayang jadi minantu aing?” “Leres Pa Tani!”, jawab Anjing atoheun naker. “Ayeuna sok kaluar tina jero kurung, heg diuk sing merenah bari peureumkeun panon, aing rek ngageroan anak aing ka imah.” Anjing nungguan bari ratug angen. Pa Tani datang deui, lain mawa anakna, tapi kalah mawa gegendir. “Yeuh hadiah keur sia!”, ceuk Pa Tani bari ninggang sirah anjing. “Ampuuuun….!” Anjing ngoceak tuluy lumpat sakalumpat lampet bari dina hatena ngageremet ka sakadang Peucang. “Awas siah Peucang! Lamun kapanggih digegel siah”, anjing kukubuk. Sakadang Peucang geus titadi lumpat, ngan ku sabab lumpatna laun nya teu kungsi lila meh kasusul ku Anjing. “Wah gawat, anjing geus geus deukeut”, gerentes si Peucang. “Kudu geuwat nyumpeut ieu mah”. “Hey Peucang bangkarwarah! Dagoan siah, digegel kua aing!” “Eh, naha jeung ambek sagala. Pan maneh nu menta hayang jadi minantu Pa Tani?”, tembal si Peucang bari tuluy lumpat. Bersambung ke dongeng Sunda cerita Sakadang Peucang jeung Buaya. *** Dongeng di atas menceritakan seekor kancil yang diduga telah merusak kebun timun milik Pak Tani. Si Kancil dijebak dengan orang-orangan dan berhasil ditangkap oleh Pak Tani. Dia dikurung dan akan dijadikan sate. Saat Pak Tani sedang membeli bumbu untuk membuat sate, datanglah seekor anjing menghampiri si Kancil dalam kurungan. Si Kancil yang cerdik dapat meloloskan diri dari kurungan Pak Tani dengan mengelabui seekor anjing yang serakah. Kancil mengatakan kepada anjing, bahwa dirinya akan diangkat menjadi menantu Pak Tani. Anjing tertarik dan bermaksud menggantikan posisi kancil. Akhirnya, anjing melepaskan sang Kancil sedangkan dia secara sadar masuk ke dalam kurungan menggantikan kancil. Sumber dari buku Kumpulan Dongeng si Kancil oleh Adhi Mulyono. Diterjemahkan dan disunting sebagian untuk menyesuaikan dengan kosakata bahasa Sunda.
cerita si kancil dalam bahasa sunda