cerpen tentang ibu pahlawanku admin 7 Juli 2023 Kumpulan Soal & Jawaban "Ibu Pahlawanku: Kisah Menginspirasi Wanita Hebat yang Mengubah Dunia" Pendahuluan Ibu merupakan sosok pahlawan sejati dalam kehidupan setiap individu.
Ibuku wanita yang paling teguh dan sabar. Ibuku adalah pahlawan dalam hidupku, namanya Syarifah, anak kedua dari tiga bersaudara, kelahiran 19 September 1977. Mempunyai impian agar anaknya hidup bahagia dan sukses dimasa yang akan datang. Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja karean ia membesarkanku dan melahirkanku, melainkan ia telah memberiku segala ispirasi,baik itu suka dan duka, sedih dan
Ibukuadalah orang yang paling hebat.Ia adalah pahlawanku!aku bangga kepadanya. Ibu tidak memiliki sayap dan tidak punya otot yang kuat.Tetepi ia lebih hebat dari jagoan mana puna. Tanpa ibu, aku tidak akan pernah ada di dunia. Dari buku itu aku jadi semakin sadar bahwa ibu selalu ada untuk kita. Kalau kita sedang sedih ibu pasti akan menghibur,
Cerpen Pahlawan Ibu Kita Kartini adalah sebuah warisan yang berharga bagi generasi berikutnya. Cerita pendek ini menceritakan kisah inspiratif tentang perjuangan dan kontribusi Kartini. Cerita pendek ini juga menjadi bukti bahwa perempuan dapat melakukan hal yang luar biasa, dan bahwa mereka dapat berdiri di tengah masyarakat.
PerlehatanEvent Cerita Pendek " Pahlawanku" akhirnya tiba, bagi teman-teman kompasianer di mana pun berada, silahkan nikmati karya peserta Event Cerita Pendek " Pahlawanku" yang akan mulai menghiasi kanal fiksi Kompasiana sejak pukul 00.01 tanggal 17 Agustus 2019 sampai pukul 23.59 tanggal 18 Agustus 2019, hanya di Fiksiana Community Kompasiana.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu...Saat kuterlahir ke dunia,Kau pertaruhkan jiwa dan ragamu,Tak peduli dengan nyawa dikandung badan,Asal kuterlahir sempurna menjadi manusia besarkan aku dengan asihmu,Tak pernah marah, saat ku salahTak pernah lelah, saat kuperintahRasanya, kau tak rela melihat diriku jika tak pahlawan hidupku, pahlawan sejatikuKasihmu yang tulus sepanjang masa,Kan kukenang selamanya,Tanpa lupa berusaha membalasnya. Ibu...Harta dan tenagaku, tak cukup untuk membalas jasamuHanya saja aku memiliki seuntai asa,Ingin berbagi kebahagian denganmu,Tanpa mengenal waktu. Lihat Puisi Selengkapnya
"Pahlawan masa kini menurut saya itu seseorang yang bisa berguna buat orang lain. Di titik itu, dia juga tidak memikirkan dirinya sendiri." Baiklah, dengan ungkapan saya di atas, mungkin siapa yang bisa saya katakan pahlawan masa kini di jaman pandemi seperti ini? Memang semuanya terasa semakin sulit dan berat. Banyak usaha gulung tikar, remaja dan anak-anak mulai kehilangan semangat belajar, bahkan berjuta mimpi-mimpi mulai tergerus. Ataupun pemerintah yang semakin menumpuk hutang piutangnya. Akan tetapi, sebelum mengatakan semuanya semakin sulit, cobalah lihat dahulu ke belakang. Siapa yang paling berusaha tanpa pamrih dan kata menyerah? Sebutlah dia pahlawan masa kini versimu. Mari kita ke topik awal, sebagai topik yang telah disedikan, yaitu Ceritakanlah Pahlawan Kekinian Versimu! Bagiku, siapa dia? Mamah, ibu, mami, bunda, atau sebutan lainnya. Aku menyebutnya Mamah. Seorang wanita tangguh yang berjuang demi masa depan kami, anaknya, sekaligus menjadi garda terdepan di masa pandemi. Bagiku, beliaulah pahlawan kekinianku. Mamah adalah Ibunda yang baik hati, tanpa pamrih berjuang demi kami anaknya. Belum lagi permasalahannya di Rumah Sakit selama masa pandemi yang semakin sulit ini. Ia tak kenal lelah untuk tetap mengajariku matematika, kalkulus, yang susahnya minta ampun. Bukan hanya itu, mamahku juga masih mengajariku menulis aksara Mandarin, mengajari abangku bermain basket, serta mengajari adekku membaca. Belum lagi pasiennya saat tengah malam selalu berdatangan. Namun, tetap dilayaninya sepenuh hati. Apa yang mengdedikasikanku untuk menjadikan mamah sebagai pahlawanku? Biar kurincikan, ini adalah 10 alasan mutlak yang membuatku menganggap mamah sebagai pahlawan masa kini. 1. Pahlawan di Masa Pandemi Ibuku merupakan seorang perawat di rumah sakit swasta. Jaraknya jauh dari kota. Ibu bertahan untuk bekerja di sana karena dedikasinya yang kuat untuk mengabdi di daerah tersebut. Sejujurnya, aku menganggap itu berat. Karena setiap pagi, ibu harus berangkat sendiri ke rumah sakit itu untuk melayani pasien yang sakit. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, pihak medis adalah pihak yang paling beresiko tertular. Namun, meskipun begitu beratnya, ibuku masih tetap mendedikasikan dirinya untuk bekerja di rumah sakit tersebut, tanpa kenal menyerah. 2. Seorang Pendidik Sosok ibu juga berperan dalam hal pendidikan untuk kami anak-anaknya. Beliau selalu menekankan kepada kami untuk ambisius dalam meraih cita-cita maupun mimpi. Walaupun beban pekerjaannya sudah cukup banyak, ia masih mampu mengajari kami baik dalam didikan rohani maupun akademis. Ibu juga selalu menguatkan kami ketika proses yang kami alami membuat kami menyerah. 3. Panutan Panutan, aku pernah membaca suatu teks. Teks tersebut mengatakan bahwa sikap anak ditentukan oleh sikap ibunya. Aku rasa itu benar. Ibuku, selalu berkata kepada kami, untuk selalu mengikuti sikap baik ibu. Membuang sikap buruk, meniru sikap baik. Hal ini telah menjadi kebiasaan kami anak-anaknya di rumah. Karena pada umumnya, seorang anak lebih menurut pada apa yang dilakukan oleh orang yang lebih tua darinya. Ibuku, menjadi panutanku untuk bersikap baik, mengabdi tanpa pamrih, serta mewujudkan yang terbaik demi orang-orang di sekitarku. 4. Sahabat Sahabat satu-satunya yang pernah kukenal dan tercatat paling baik ialah ibuku. Tanpa kenal lelah, ia memposisikan dirinya untuk nyaman berkomunikasi denganku, menjadikanku menganggap ibuku sebagai seorang ibu sekaligus sahabat yang paling baik bagiku. Selain itu, aku dan ibu punya frekuensi yang sama layaknya sahabat pada umumnya. Aku dan ibu punya selera musik yang sama. Ibuku juga punya selera fashion yang sama denganku. Bahkan gaya memilih makanan ibuku pun sama denganku. Itu menjadikan komunikasi kami tetap dekat walaupun ibuku sibuk bekerja. 5. Motivator Kali ini, tanpa kenal lelah pula. Ibu tetap mendukung dan memberikan kata semangat bagi kami sekeluarga. Matanya selalu jeli dalam memperhatikan perasaan kami, segera bertanya secara pribadi agar kami tak risih dan membantu kami keluar dari keterpurukan dalam setiap masalah sehingga ibuku, layak disebut sebagai motivator handal di keluarga. 6. Pelindung Ibu juga menyempatkan dirinya sebagai pelindung baik secara fisik maupun mental dan emosional anaknya. Ibuku juga segera tanggap jika anaknya dilukai oleh orang lain dan membatasi anak untuk tidak bergaul dengan orang- orang yang salah. Secara mental, ibuku selalu menguatkan mental kami anaknya. Aku masih mengingatnya, ketika dalam keterpurukan kala itu, ibu mendukungku bangkit lagi, menghentikanku mengakhiri hidup karena suatu masalah, serta membentuk mentalku menjadi lebih kuat. Padahal, seharusnya kutau ibuku juga punya banyak permasalahan, namun tak pernah menceritakan masalahnya kepada anak dan malah berjuang sendiri untuk menyelesaikannya. 7. Pengatur Waktu Ibuku adalah sosok yang sangat disiplin. Itu membuat anaknya teratur dan terencana. Jujur, aku sendiri saja suka kerepotan dalam mengatur waktu. Tapi dengan usaha ibuku, semuanya menjadi teratur dan terencana. 8. Pengatur Biaya Keluargaku bukanlah keluarga kaya, melainkan hanya keluarga yang pas-pasan saja. Namun begitu, kami tidak pernah berkekurangan. Itu semua karena Ibu. Ibu sangat ahli dan bijak dalam mengatur uang. Membuat skala prioritas dan menentukan yang mana yang harus didahulukan. Ini menjadikan keuangan keluarga selalu stabil. 9. Dokter Tak hanya merawat pasien sakit, ibu juga merawat kami saat sakit. Ia rela tak tidur, demi menjaga suhu badan kami stabil ketika demam. Ia memperhatikan gejala-gejala yang menunjukkan kami akan sakit dengan teliti, menanyakan bagaimana kondisi kesehatan saat ini, dan tanggap megobati kala kami terkena penyakit. 10. Penuntun Akan Tuhan Ibuku, selalu mengingatkan kepada keluargaku untuk selalu ingat akan Tuhan, untuk mau bersyukur saat sulit, untuk mau berdoa dan berkeyakinan teguh, bahwa Tuhanlah cara awal dan akhir yang akan membantu beban-beban kita. Ibuku, tanpa kenal lelah selalu membimbing keluarganya untuk selalu berada di jalan Tuhan. Sepuluh alasan itulah yang mendedikasikanku menganggap ibuku sebagai pahlawan masa kini ku. Aku yakin, semua ibu adalah sama. Setiap ibu memiliki kasih sayang, hanya takarannyalah yang berbeda. "Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah, keringat, semangat, cinta dan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan dan pengharapan– ditumpahkannya dengan penuh kerelaan dan kasih sayang. Sepanjang perjalanan hidupku, tentu begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku yakin, apa yang kuingat dan apa yang kusebut pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan." Ibu, walaupun ini bukan hari Ibu, aku ingin mengatakan bahwa Ibu selalu menjadi sosok paling berjasa dan berkesan dalam hidupku di tiap detikku. Tak mengenal letihmu, terima kasih Ibu. Karenamu, pas kurasakan kemerdekaan ini. Selamat hari Kemerdekaan Republik Indonesia, marilah melanjutkan karya pahlawan dengan menjaga dan mengembangkan nama baik Indonesia, jadilah rakyat yang berbudi luhur serta merdeka. Semoga rahmat Tuhan menyerta selalu. Salam Hangat, Chyntia Marsittauli Sirait.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu.... Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata ibu?. Ya, saat aku mendengar kata ibu, aku teringat dengan besarnya jasa ibu dalam hidupku, yang mempertaruhkan hidupnya saat melahirkan aku. Banyak kenangan yang telah aku lewati bersama ibu. Begitu besarnya jasa ibu, membuat aku tidak ingin melukai hatinya. Tidak ingin, membuat beliau menangis karena pertanyaan yang selama ini belum bisa terjawab oleh diriku mengenai apakah aku bisa membahagiakan ibu atau sudah bisa membalas jasa ibu? Mengingat pengorbanan ibu kepada anaknya, ingin rasanya membahagiakan ibu. Meskipun ibu mengatakan bahwa kebahagiaannya saat melihat anak-anaknya bahagia. Ya seperti inilah seorang ibu, selalu ingin anaknya bahagia. Ibuku adalah wanita paling tangguh dan paling sabar. Beliau adalah pahlawan dalam hidupku. Beliau bernama Katmini. Beliau anak kelima dari enam bersaudara. Beliau lahir di Ngawi. Beliau mempunyai cita-cita agar anak-anaknya dapat bahagia dan dapat sukses kedepannya. Makanan kesukaan beliau soto dan bakso. Minimum kesukaannya yaitu teh hangat maupun es teh. Beliau juga menyukai minuman jahe. Beliau menyukai warna hitam sama merah. Beliau mempunyai kegemaran memasak dan bercerita. Cerita ini dimulai saat ibuku masih kecil. Beliau belajar di sekolah negeri pada umumnya. Beliau mengenyam pendidikan pertama di TK Gedung Jambu. Beliau melanjutkan sekolah di SD, yang sekarang bernama SDN Jeblogan 2. Setelah lulus SD ibuku memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Setelah beberapa tahun, ibuku bekerja dan bertemu dengan ayahku. Beliau akhirnya memutuskan untuk menikah. Beliau dikaruniai anak pertama setelah dua tahun pernikahannya. Siapa kah anak pertamanya?.. Ya betul, akulah anak pertama dari ibuku. Aku lahir bulan Januari, karena berat badan bayi yang lahir cukup besar mengharuskan untuk ibuku dirujuk ke rumah sakit kota. Ya aku lahir di rumah sakit umum Ngawi. Setelah beberapa bulan aku lahir, aku harus kehilangan ayahku. Ya, tepatnya saat aku berusia empat bulan. Karena, ayahku sakit. Ibuku perempuan yang tangguh. Beliau bisa kuat dalam menghadapi cobaan yang menimpa dirinya. Beliau bisa meneruskan merawat diriku yang masih kecil. Hal ini yang membuatku tidak akan pernah lupa dengan perjuangan ibuku. Ibuku dapat menjalani kehidupan sehari-harinya dengan dari kecil aku sudah ditanamkan untuk menjadi anak yang mandiri. Apapun yang bisa dikerjakan sendiri sebisa mungkin untuk mengerjakan sendiri. Beliau memberikan wawasan agar bisa menjadi wanita yang mandiri. Hal tersebut beliau tanamkan, karena merujuk pada kisah kehidupan beliau yang harus ditinggal saat beliau bergantung pada ayahku. Ibuku selalu menanamkan jiwa bahwa apapun bisa dicapai, kalau kita berusaha bersungguh-sungguh dan disertai dengan doa yang ikhlas. Setelah beberapa tahun, ibu akhirnya menikah lagi. Ya.... Aku bahagia saat ibu bisa melanjutkan kehidupannya. Aku ikut senang, terlebih menikah dengan orang yang baik dan dapat menerimaku dengan ikhlas. Semuanya berjalan dengan baik. Yang membuat bersyukur salah satunya ada adik tersayang. Ya walaupun terkadang bertengkar. Tetapi menurutku itu hal yang wajar. Satu hal yang tidak pernah terlewatkanku yaitu selalu meminta doa sebelum memutuskan sesuatu yang penting. Tidak hanya itu, aku selalu minta pertimbangan beliau dalam sudut pandangnya. Bukan aku tidak bisa mengambil keputusan sendiri, tetapi lebih ingin melibatkan ibu dalam segala hal yang aku akan putuskan. Alasan lainnya karena ibu segalanya bagiku. Ibu juga menanamkan kepada anak-anaknya untuk saling tolong menolong dan menjaga persaudaraan. Tentunya, mengutamakan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi. Dengan keluarga, khususnya ibu, aku terbuka dalam segala hal. Bisa menceritakan hal-hal atau kejadian yang yang telah terjadi. Selain itu ibuku juga seorang yang tegar dan kuat mengahadapi cobaan yang terjadi. Beliau yakin di dalam cobaan ini ada hikmah yang bisa diambil. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_215369" align="alignleft" width="300" caption="ibuku, pahlawanku ..."][/caption] Sepanjang perjalanan hidup kita, adakah yang lebih berjasa kepada kita selain ibu? Saya tahu, jawaban atas pertanyaan ini tentu akan beragam. Namun saya punya keyakinan bahwa sebagian besar jawaban atas pertanyaan ini adalah TIDAK ADA! Siapapun anda, entah seorang direktur atau tukang cukur, insinyur atau tukang sayur, jenderal atau kopral, pengamen atau parlemen, guru, dosen, menteri, presiden, bahkan raja atau seorang bandit sekalipun… pasti ia terlahir dari seorang ibu. Karenanya, tak dapat dipungkiri bahwa ibu merupakan sosok paling sentral dan monumental dalam hidup dan kehidupan kita. Rasanya, tidaklah berlebihan jika aku sendiri menyebut ibuku sebagai pahlawanku, bahkan tentu melebihi predikat itu. Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah,keringat, semangat, cintadan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan danpengharapan– ditumpahkannya dengan penuh kerelaan dan kasih perjalanan hidupku, tentu begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku yakin, apa yang kuingat dan apa yang kusebut pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan. Namun dari semua itu, hal yang paling kuat kuingat dan kesan yang paling membekas dalam hatiku dari sosok ibuku adalah kesabaran, ketegaran dan kegigihannya. Ini antara lain terrekam dari bagaimana ia merawat, mendidik, dan membesarkan aku dan sepuluh orang kakakku dalam rentang waktu lebih dari setengah abad. Ada sebelas putera-puteri terlahir dari rahim ibuku. Sekitar 40-an tahun yang lalu, aku sendiri baru mampu mengingat dan menyadari bagaimana kesabaran, ketangguhan, dan kegigihanibuku menghadapi segenap persoalan kehidupan, termasuk dan terutama menangani keunikan sekaligus kenakalan sebelas orang anaknya. Masih segar dalam ingatanku bagaimana ibuku begitu sabar meladeni rengekan kerewelan dan kebandelanku dari hari ke hari. Namun segala kerewelanku selalu dihadapinya dengan senyum dikulum, dengan ketegaran dan kesabarannya. Kesabaran dan ketabahan ibuku laksana batu karang yang tegar dihantam gelombang pasang. Sementara kegigihan yang ditampilkannya bak pahlawan yang tandang ke medan juang. Pernah suatu ketika, aku dan tiga orang kakakku sakit keras dalam waktu bersamaan. Menghadapi situasi ini, ayahku tampak pasrah menyerah dan bahkan nyaris frustasi sehingga ayah seolah tak mampu berbuat apa-apa selain berdoa. Dengan ketegaran dan kegigihannya, ibuku justru yang tampil lebih sigap menghadapi situasi sulit itu. Saat itu, ibuku bukan saja tampil sigap menjadi perawat yang sabar dan cekatan, tapi ia begitu gigih mengupayakan berbagai alternatif untuk penyembuhan kami. Aku yakin, sebagai manusia biasa, ibuku tentu diliputi rasa galau dan gundah-gulana menghadapi situasi yang mencemaskan seperti itu. Namun kecemasan, kegalauan, dan kepanikannya nyaris tak pernah ia pertontonkan di depan kami, anak-anaknya. Yang justru sering kami saksikan dari ibu adalah semangat juang dan kegigihannya dalam menghadapi sejumlah masalah. Tanpa berkeluh kesah dan tanpa banyak bicara, segala masalah dihadapinya dengan tenang dan disikapinya denganheroik serta penuh optimisme. Dengan sikap dan tindakannya itu, ibuku seolah ingin mengatakan bahwa sebesar apapun persoalan yang kita hadapi, pasti akan ada jalan keluar untuk mengatasinya. Ibuku sungguh telah menjadi teladan dan pahlawan bagiku, pahlawan bagi keluargaku. [caption id="attachment_215370" align="alignleft" width="300" caption="me and mom"] 13523697681354967404 [/caption] Sikap heroik dan kepahlawanannya terutama ditunjukan ibuku saat ayahku meninggal dunia pada 1979. Sejak ayahku meninggal, ibuku tentu menanggung beban hidup yang amatberat beban moral, sosial, maupun finansial. Namun demikian, situasi sulit dan himpitan hidup yang amat berat itu sama sekali tidak membuat ibuku patah hal dilakukan ibuku agar kami tetap mampu bertahan. Beragam upaya dilakukan ibuku agar kami tetap dapat melanjutkan sekolah, agar kami mampumemenuhi segala kebutuhan untuk meniti dan menjalani kehidupan. Kegigihan dan heroisme yang dicontohkan ibuku, bukan saja telah mampu mengantarkan kami melewati masa-masa sulit, tapi sungguh telah menjadi inspirasi terpenting dalam hidupku. Kini usia ibuku sudah hampir satu abad. Seiring bertambahnya usia, fisiknya tampak semakin renta, namun jiwa dan semangat juangnya tetap terjaga, tetap menyala. Meski tubuhnya kian lemah, tapi kegigihan dan semangat juangnya seolah tak ketegaran dan kegigihan tak bosan-bosan ia contohkan di hadapan kami anak, cucu, dan kesabaran, ketegaran, dan kegigihan yang ditampilkan ibuku menjadi sumber motivasi dan inspirasi tersendiri. Bagiku, ibuku adalah pahlawan sejati ! [caption id="attachment_215371" align="aligncenter" width="300" caption="ibuku bersama cucu dan cicit ..."] 13523698631719761913 [/caption] Lihat Catatan Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Wahai ibuku....sang pahlawanku.....Terima kasih engkau sudah melahirkanku. Dari kecil hingga sekarang. Kau adalah orang yang terpenting bagiku,Oh....ibuTerima kasih sudah wanita yang berharga bagiku Terima kasih atas jasa dan ilmu yang kau berikan ibu.....Aku sungguh sayang tak mau kasih banyak atas love ibuku...... Lihat Puisi Selengkapnya
cerita pendek tentang ibuku pahlawanku